Tuesday, December 8, 2009

Do'a tante untukmu, dek..

Jyaaahh...tante..
hehe..
Aku senang sekali jika aku bisa dipanggil tante..
Aku saangat mendambakan masa itu, masa dimana engkau lahir di muka bumi ini, masa dikala suara tangis itu terdengar sungguh indah, masa di mana tubuh mungilmu kugendong..

adekku, ponakanku..
tubuh mungil yg masih ada dalam perut ibumu yg tulus menjaga dan melindungimu dengan penuh ksih..aku rindu kamu..sungguh rinduuu..

adekku, ponakanku..
semoga enkau lahir dengan menorehkan senyum untuk orang tuamu dan semua orang di sekililingmu..
semoga engkau menebarkan harumnya kebaikan untuk sekelilingmu..
semoga engkau membawa keberkahan hidup orangtuamu juga orang disekelilingmu..
semoga kamu bisa menjadi teladan untuk sekelilingmu..
semoga tanganmu selalu ada untuk orang disekelilingmu..
semoga engkau tumbuh menjadi anak soleh yang bisa membawa keduaorangtuamu ke surga yang sungguh indah..
semoga engkau menjadi anak yang tumbuh dengan sehatnya dan tidak mengalami kekurangan satu organ pun..
semoga engkau tumbuh menjadi anak cerdas yang bermanfaat di muka bumi ini..
semoga engkau tumbuh menjadi anak yang beruntung dan karunia Allah terlimpah padamu..

engkau,, wahai duhai adek kecilku..
aku berharap engkau ada untuk memberi bukan hanya menerima..
aku berharap kekokohan imanmu selalu terjaga hingga akhir hidupmu..
dan engkau tumbuh menjadi sosok yang berprinsip dan tangguh di bumi ini..
tak tergoyahkan hanya dengan angin kecil bahkan badai sekalipun..
tumbuh besarlah wahai duhai adek manis..
tumbuh menjadi anak soleh yang kokoh imannya dan tinggi takwanya..

tante di sini selalu mendoakan yang terbaik untukmu..
semoga engkau lahir tanpa cacat dan tumbuh dengan baik menjadi sosok dewasa yang mencintai Tuhan yang telah melahirkanmu ke dunia ini, Allah Subhanallahu WaTa'ala..

amin..
Ya Allah, sampaikan salamku untuknya yang masih ada di rahim ibunya..
jagalah dia sebaik2nya ya Allah..
Ridhoilah kelahirannya..
Berkahilah hidupnya hingga akhir..
amin..amin ya robbal 'alamin..

Monday, December 7, 2009

Hadiah yang Indah

Bismillah..

Allah menguji keikhlasan dalam kesendirian..
Allah memberi kedewasaan ketika masalah berdatangan..
Allah melatih ketegaran dalam kesakitan..
tetap istiqomah..sertakan Allah di setiap langkah..

Hati yang siap memikul amanah adalah hati yang kuat, teguh, dan tulus.
Tak berharap apapun, tapi sanggup memberi dengan segenap apapun..
sebab hanya dari Allah berharap balasan..

Jangan minta dikurangi bebanmu..
tapi mintalah untuk mendapat kekuatan dalam menghadapinya..

****

pesan yang disampaikan temanku di kala aku merasa sangat jenuh dengan hidup ini..
jazakillahu khair li..
semoga Allah memberi jalan yang indah untukmu..semoga engkau diberi kekuatan menghadapi hidup ini..
buat temanku yg jauh di sana..semoga Allah menghilangkan segala gundah gulana mu..
hope the best for u..
luv u coz Allah..

Monday, November 30, 2009

Memimpikan Masa Depan..

Teman-teman..pasti kalian semua punya mimpi..

Tanpa mimpi segala perubahan  yang terjadi di dunia ini sulit terjadi..dengan mimpi kita bisa memulai sebuah perubahan..

Perubahan..

Dari yang awalnya tidak ada menjadi ada..Dari yang awalnya tidak sempurna menjadi sempurna..Dari yang awalnya biasa-biasa saja menjadi luar biasa..Dari yang awalnya hitam putih menjadi lebih berwarna..Dari yang awalnya sederhana menjadi bervariasi..Dari yang awalnya kasar menjadi lebih licin..Dari yang awalnya sulit menjadi mudah..

Ini mimpi saya..

Mimpi yang paling utama dan terutama, sudah pasti ingin MASUK SURGA..

Nah..selanjutnya di bawah ini adalah mimpi-mimpi yang bisa mengarahkan saya ke sana sesuai dengan keinginan..

Gini mimpi saya..

Pertama sesuai dengan kodrat saya sebagai wanita..jadi mimpi yang paling besar adalah menjadi seorang istri solihah dan menjadi ibu yang adil..beuh..siapa sih yang g mau..

Iya..itu artinya saya g boleh main-main nih..dan tentunya saya pun ingin mendapatkan lelaki yang soleh, agar terjadi keharmonisan dan sinkronisasi dari itu semua..hingga akhirnya pun mendapat anak-anak yang soleh dan solehah..(kukasih nama soleh n solehah aja kali ya anak-anakku ntar..hehe..)

Lalu, melihat bidang pendidikan saya, saya ingin menjadi dokter. Dokter yang bukan sembarang dokter, tapi dokter yang berkualitas..dokter yang insyaAllah saya jadikan juga sebagai ajang berdakwah, itu kesempatan besar bukan, karena kita sebagai dokter itu, mau tidak mau akan memperleh kepercayaan lebih dari masyarakat sendiri, sehingga apa yang kita katakan akan mendapat perhatian tersendiri. Oleh karena itu, berkata-katalah dengan baik dan yang member manfaat.

Selain itu, saya ingin menjadi seorang dosen, yup dosen.. Kenapa? Karena menjadi seorang dosen itu artinya saya akan memberi ilmu saya, berarti saya akan selalu menjadi orang yang memberi, menjadi dosen akan menjaga diri ini untuk tidak kikir ilmu, dimana kita pun harus saling memberi dan berbagi. Juga menjadi seorang peneliti, dengan meneliti saya bisa mengemukakan suatu gagasan baru yang bisa menimbulkan perubahan yang akan berguna untuk banyak pihak, jadi efek dari penelitian ini tidak hanya berefek orang per orang, tetapi akan berefek pada semua pihak bahkan efek itu bisa terjadi pada sebuah perubahan dunia. Antara dosen dan meneliti sendiri memiliki kesinkronan yang bagus. Bukan dosen yang baik jika tidak diikuti dengan penelitian-penelitian yang bermanfaat karena ilmu itu bergerak, ilimu itu tidak diam selalu terjadi perubahan. Jangan harap anda asih mau menggunakan teori yang ditemukan dari jaman jabot, pasti ada perubahan walau kecil, jika tidak pasti sedang ada perkembangan dari teori tersebut. Kita pun harus bisa menyinkronkan diri dengan segala perubahan yang ada.

Saya ini insyaAllah kelak bekerja di dunia social, membuat saya tidak boleh menjadikan penghasilan saya dari hasil membantu mengobati pasien menjadi pemasukan utama karena yang menjadi tujuan utama adalah pengabdian diri. Sehingga saya berpikir, apa yang harus saya lakukan kelak selain menjadi dokter agar kehidupan bisa berlangsung? Yup, bisnis…bisnis jawabannya..

Tiba-tiba saya tertarik di dunia ini karena satu hal, sebuah mimpi yang sangat besar..memberi pekerjaan pada para orang yang tak beruntung yang ada di pinggiran jalan bahkan rumah pun mereka tak punya. Itulah yang menginspirasi saya pertama kali untuk berbisnis..

Rasanya kalau hanya sekedar memberi makan, pakaian, ataupun singgahan saja itu tidak permanen untuk mereka. Yang mereka butuhkan adalah kesempatan agar mereka bisa lebih mandiri ke depannya untuk hidup yang lebih layak, itu menurut saya. Dan saya berpikir keras, apa yang bisa saya berikan untuk mereka? Akhirnya terbukalah ide itu, membuka rumah makan.. apalagi saya tipe orang yang suka hunting makanan, wiskul lah kerennya. Dengan membuka sebuah warung makan, yang sederhana tidak mahal tapi cukup bergengsi sehingga menjadi inceran seluruh kalangan dari yang anak sekolah sampai yang berkeluarga, atau bahkan dari yang biasa-biasa saja sampai yang tajir abis, dan menjadikan warung makan ini sebagai tempat favorite mereka..

Beuuhh…boleh to mimpi..hehe..

Kemudian saya berpikir lagi…hm..kira-kira apa ya yang paling cocok…lalu saya memilih “Waroeng Djamoer” Alternatif lainnya adalah “Kedai Kari”… Klo ternyata saya tidak mampu mewujudkannya mungkin bisa meminta bantuan orang kepercayaan dan saya hanya menanamkan modal saja atau sekedar memberi ide. hm..semoga warung itu terwujud..amin..

Saya suka sekali sama jamur dan ini salah satu kesempatan emas untuk mencoba-coba menu makanan dari  jamur. Saya akan lampirkan kandungan gizi pada seitap menunya dan juga akan mencantumkan apa saja efek-efek kesehatan yang diperoleh jika memakannya. Wah, ini ni sesuai kaidah kesehatan, sehingga makanan tidak menjadi boomerang bagi tubuh tapi justru menjadi pelengkap pertahanan tubuh kita. Di sini saya bisa berperan sebagai pelayan kesehatan dengan tetap memperhatikan unsur gizinya demi terciptanya kesehatan masyarakat. Hwehehe..ngayale menjadi-jadi…

Klo dipikir-pikir ko aku banyak meloncat-loncat dan kurang sinkron antara perkerjaan satu dengan yang lainnya, tapi semuanya cukup saling melengkapi. Lagi pula semuanya ada prioritas dan itu telah urut saya ceritakan sesuai prioritas saya. Jadi tidak aka nada impian kedua sebelum impian pertama, tidak ada impian ketiga sebelum terwujudnya impian pertama dan kedua, begitu selanjutnya.

Mimpi simple dan bukan mimpi muluk. Saat ini saya belum bisa bermimpi untuk Indonesia atau bahkan untuk dunia, baru sebatas bermimpi untuk kontribusi saya pada Indonesia dan dunia. Hanya itu..

Mungkin mimpi ini bukan sekedar khayalan dan sekedar berandai-adai saja, tapi inilah tujuan hidup..yang mungkin bisa terjadi atau mungkin jauh dari gambaran itu semua, tapi setidaknya kita punya tujuan hidup agar lebih terarah jalan hidup kita ke depannya.. Impian yang InsyaAllah tidak membuat saya terobsesi dan harusmewujudkannya karena semuanya tetap terjadi atas kehendakNya.

Lalu apakah mimpi kalian, teman?

 

Dialog Api dan Cahaya

Api:

Cahaya, taukah kamu apa yang kurasakan?

Aku kecewa..aku sedih..ingin sekali menangis..

Aku merasa dikhianati, aku merasa seperti sampah yang sudah usang dan tak diperlukan lagi..

 

Cahaya:

Oh api..janganlah seperti itu..janganlah engkau egois pada keadaan..

Kamu hanyalah bagian terkecil, wajar ada saatnya kau terlupakan..

Begitulah hidup, terkadang kamu pun melakukannya..

 

Api:

Tapi, dahulu aku adalah yang terutama, aku selalu menjadi perhatian..kenapa sekarang tak lagi seperti itu?

Sekedar disapa pun telah jarang..apalagi mendapatkan lebih..

 

Cahaya:

Kamu tau, walaupun dulu kamu yang utama dan menjadi perhatian, tapi kamu tetap bagian terkecil..

Kamu hanya mengisi relung-relung dangkal diantara relung-relung dalam lainnya..

Kamu hanya setetes air diantara hamparan lautan luas..

Kamu hanya selembar daun diantara rimbunan dedaunan pohon lebat..

Kamu hanya seekor nyamuk diantara ribuan serangga lainnya..

Kamu hanya setetes darah diantara aliran deras darah dalam tubuh..

Kamu hanya sehelai rambut diantara geraian rambut di kepala..

Kamu hanya sebuah angka diantara deretan bilangan yang panjang..

Kamua hanya sebuah huruf tak bermakna diantara deretan kalimat bermakna..

Kamu hanya seutas benang dalam sebuah kain indah..

Kamu hanya segores cat dalam sebuah lukisan indah..

Wajar kamu sesekali menjadi perhatian, sesekali menjadi yang utama, tapi sering kali kamu bisa menjadi yang terlupakan dan terbelakang..

Wahai api..janganlah engkau egois..bersabarlah dan tenanglah selalu..

Cukup berikan yang terbaik..dan selalu ada untuk saling mengisi..Tanpa ingin diberi lebih..

Wednesday, November 25, 2009

Mahasiswa dan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Mahasiswa..

Pendidikan..pengabdian masyarakat..penelitian..

3 hal yang merupakan tri darma perguruan tinggi..

Yup..3 hal itulah yang selayaknya dimiliki oleh setiap insan di perguruan tinggi. Lalu kita? Kita ini mahasiswa, menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mau tidak mau kita pun tak akan bisa lepas dari tri dharma perguruan tinggi tersebut. Semua perguruan tinggi mempunyai tri dharma tersebut.

 

Pendidikan..

Itu semua yang menjadi tujuan utama kalian semua ada di sini pastinya, mendapat ilmu secara teoritis melalui kuliah yang diberikan oleh dosen yang pengalaman ilmunya lebih banyak dari pada kita, atau mungkin dari buku-buku textbook yang semuanya ditujukan untuk pemahaman kita akan suatu ilmu. Bisa kita sebut pendidikan ini merupakan ajang pencarian ilmu di perguruan tinggi ini.

 

Pengabdian masyarakat..

Ini kurang di rasa oleh semuanya. Sebenarnya pendidikan yang kia geluti dalam rangka mencari ilmu memperkaya khasanah diri kita itu tak ubahnya adalah langkah awal untuk memberi ke yang lain, mengabdikan diri kita untuk masyarakat sekitar. Untuk apa ilmu kita kalau hanya untuk sebuah gelar, jika sama sekali tidak memberikan guna untuk orang lain. Ilmu akan bermanfaat jika kita mengaplikasikannya dengan sebaik-baiknya dan dapat bermanfaat untuk orang banyak. Inilah yang harus kita tanamkan baik-baik bahwa ilmu itu bukan hanya untuk kita, tapi ilmu itu hak yang lainnya juga, seluruh masyarakat pun berhak untuk mendapatkan efek dari ilmu itu. Sebagai mahasiswa yang merupakan insan perguruan tinggi, sudah selayaknya kita amalkan tri dharma perguruan tinggi ini. Sepenuhnya kita aplikasikan ilmu kita untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Misal kita sebagai mahasiswa kedokteran maka mengabdilah untuk masyarakat dengan menjadi dokter yang baik dan memberikan yang terbaik untuk kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi.

 

Penelitian..

Inilah yang bahkan tak semua insan perguruan tinggi menyadari akan salah satu wujud tri dharma perguruan tinggi yang satu ini. Tidak semua ingin untuk melakukan penelitian. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang sifatnya sangat luas sehingga perlu diperhatikan. Kalau pengabdian masyarakat kita mengabdi pada orang per orang sedangkan penelitian ini bisa memberikan efek  pada seluruh masyarakat dalam lingkup besar, satu negara misalnya bahkan bisa satu dunia ini bisa mendapatkan efek dari penelitian yang kita temukan. Mahasiswa harus menyadari peran ini dan memberikan yang maksimal. Meneliti harus dilakukan tulus dari lubuk yang paling dalam demi terciptanya suatu sistem hidup yang lebih baik. Sebagai mahasiswa S1 mungkin kita baru bisa penelitian yang amat sederhana, tapi itu merupakan langkah awal untuk menuju sebuah penelitian yang luar biasa. Meneliti pun tidak harus dalam skala yang besar, dalam skala kecil pun tetap bisa terplikasikan jika teruji dengan baik. Penelitian ini pun dalam rangka untuk menemukan ilmu baru yang lebih efektif dan efisien dari sebelumnya.

 

Sebagai mahasiswa, salah satu anggota dari civitas perguruan tinggi, sudah selayaknya menyinkronkan ketiganya dan menanamkan dalam diri bahwa tugas seorang mahasiswa tidak hanya di akademisi, tapi juga berperan dalam dunia sosial langsung terjun pada masyarakat, juga dalam dunia research sebagai alat untuk menemukan ilmu baru yang melengkapi ilmu sebelumnya atau lebih baik dari sebelumnya.

 

Wallahua'lam.

Monday, November 23, 2009

Sandiwara Langit

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Ust. Abu Umar Basyir
Bismillah..

Buku yang bagus!

Rasanya aku harus segera meresensinya karena dikhawatirkan akan hilang dalam memoriku.
Sebelumnya aku mau cerita, kenapa bisa membeli buku ini. Ceritanya gini.. di Semarang kan lagi banyak event buku murah. Seperti di gramedia Java mall, all item diskon 30%, terus dilanjutkan dengan bookfair di gedung wanita. Nah, dasar laper mata, apa laper diskon ya..aku bener2 ingin beli buku cerita ditambah lagi kepenatan abis ujian dan segala aktivitas belakangan ini, tapi apa bukunya malah bingung. Dua kali saya kunjungi gramedia, tapi selalu bingung dan berujung tidak membeli buku cerita apapun. Malah saya beli buku kuliah, hwahaha..
Yasudah, saya pasrah saja dan kembali berfikir, sepertinya masih ada buku yang belum selesai saya baca. Saya pun tak niat untuk mengunjungi book fair saat itu. Sampai akhirnya, saya terjebak dan diajak teman untuk menemaninya ke sana, apa boleh buat, saya ikut saja. Dengan meniatkan diri, tidak membeli apa-apa. Tapi, sesampainya disana saya melihat begitu banyak buku, saya jadi ingin membeli satu saja bacaan yang tidak tebal untuk dibaca diakhir pekan. Keliling dan berputar saya menemukan beberapa buku, seperti rabithah cinta, perahu kertas, kick andy corner, dsb. Tapi hati masih bimbang untuk membelinya. Hingga waktu ashar pun masuk, kami luangkan waktu untuk menjalankan kewajiban terlebih dahulu. Lalu, saya berdo’a, “ya Allah jika saya dikehendaki untuk membeli buku, maka pertemukanlah dengan buku yang benar2 bermanfaat, jika tidak, beri kesabaran kepada saya untuk menahan.”
Usai salat, kami keliling lagi sebentar, dan kami berhenti pada sebuah toko buku, buku islam. Saya lihat-lihat buku-buku yang ada, membaca tiap juduk-judul buku yang sebenarnya banyak sekali yang ingin aku miliki, tapi apa daya, belum sanggup membelinya, seperti tafsir ibnu katsir, riyadus sholihin yang 4 jilid, fathul bari’, buku-buku fiqif, dsb. Hwaaa…mupeng..
Lalu, teman saya menanyakan siroh karangan al-mubarokfurry, hwaaa….mau… ketika ditanya ternyata harganya 110.000 diskon 30% jadi 77.000. tambah berbinar-binar diri ini untuk membelinya pula. Sudah lama saya ingin punya dan membaca siroh. Jujur saya lupa banyak tentang siroh nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wa salam, padahal dulu saya telah mempelajarinya di madrasah. Rasanya semuanya masuk telinga kana keluar telinga kiri, yang membekas cuma sedikit sekali.
Masih berpikir dan melihat-lihat buku, tiba-tiba mbak yang menjaga tokonya menawari saya sebuah buku judulnya “sandiwara langit”, dia benar-benar meyakinkan bahwa ini buku bagus, best seller, buku yang udah lama terkenal. “ini bukunya udah lama booming mba”, ujarnya. “sebuah kisah nyata penuh hikmah dan penjelasan ayat, tapi diceritakan dengan bagus oleh pengarangnya”, tambahnya. Makin penasaran saya. “emang tentang apa mba?”, tanya saya. “ini kisah tentang dua ikhwan yang masih sangat muda, tapi ingin segera menikah dengan seorang akhwat yang masih sangat muda juga, mereka menikah dalam keadaan belum memiliki pekerjaan sama sekali”, jawab mba nya. Awalnya dia sungkan menceritakannya, takut saya jadi g penasaran. Tapi, saya tipe orang yang ingin tau dulu, jadi saya desak mba nya buat menceritakan sedikit cuplikannya. “ini satu cerita mba? Atau kumpulan cerita-cerita”, Tanya saya masih penasara. Mba nya menjawab, “oh, ini satu cerita mba, langsung tamat. Pokonya mba tidak akan menyesal deh. Banyak hikmah yang lebih bagus yang harus mba baca sendiri”. Hehe..awalanya saya mendengar ceritanya, agak kecewa, yah..g jauh-jauh, tentang percintaan juga. agak males, tapi ketika mba nya bilang banyak hikmah yang jauh lebih bagus dari hanya sekedar yang dia certain dan semangat mba nya mendorong saya untuk membelinya. Saya jadi penasaran, ditambah karena saya juga lagi ingin baca buku motivator atau buku sarat hikmah, udah gitu harganya setelah didiskon menjadi cuma 20.000, jadi rasanya bagus atau tidak setidaknya ada hikmah yang bisa saya ambil mungkin dari buku ini, dengan harga buku yang tergolong murah. Kenapa tidak? Akhirnya saya putuskan untuk membelinya.

Setelah membacanya ternyata buku ini memang bagus. Diceritakan dengan bahasa yang ringan dan dengan alur yang bagus sehingga kita terbawa ke dalamnya. Saya benar-benar menikmatinya. Ternyata bukan cerita yang saya pikirkan tadi, bukan sebuah kisah romantisme belaka, tapi itulah kehidupan yang penuh dengan pasang surut dan semuanya bekerja di atas kuasa dan kehendak Yang Maha Agung. Tidak ada yang mengetahui rahasiaNya, tidak ada yang tahu sandiwara yang akan kita lakoni di dunia ini, semuanya berdasarkan skenario yang dibuat sangat rapih dan penuh makna dan hikmah, hanya Allah pemilik alam semesta ini. Kita hanyalah manusia yang menjalankan skenarionya, dengan tidak punya kuasa apa-apa untuk protes atau merubahnya. Hanya keimananlah yang harus kita miliki dengan alatnya berupa sabar dan ikhlas akan semua takdir yang Dia lukiskan untuk kita. Dan inilah salah satu wujud kuasaNya yang dituangkan dalam sebuah tulisan agar bisa dijadikan pelajaran bagi para pembacanya “SANDIWARA LANGIT”

Selamat menikmati..

*Sebenernya, saat browsing saya mendapatkan bentuk pdf nya, tapi saya tak paham mendownloadnya dan sepertinya butuh registrasi lalu membayar..

Semarang, 8 November 2009

Sunday, November 22, 2009

Perhatikanlah Aku, Saudaraku..

Selimuti aku.. 
Udara dingin, pak..
Aku lapar.. 
Untuk berbaring pun aku tak punya tempat.. 

Kemana saja kamu? 
Kenapa tak peduli sedikitpun dengan ku? 
Aku di sini.. 
begitu jelasnya terlihat.. 
berbaring tak kuasa menahan dinginnya malam dan hujan.. 
Bahkan perut ini selalu berteriak meminta diisi..
Tapi aku tak punya apa-apa untuk mengisi perut kosongku.. 
Aku pun tak punya apa-apa untuk menutupi tubuh ini.. 
Hanya ada kardus dan hamparan trotoar yang bisa kujadikan tempat menghanyutkan lelah..

Aku hanyalah sebuah barang usang.. 
Tak ada yang mau menerimaku untuk mengadu nasib.. 
Lelah rasanya kaki ini melangkah.. 
Hanya ingin dapatkan sesuap nasi.. 
Mengisi kekosong lambung yang sudah tak sabar lagi ingin diisi.. 
HCl sudah terlalu lelah menggerogoti lambung ini.. 
Bingung.. apa lagi yang harus diserang, sedang makanan tak kunjung hadir..

Kulit ini rasanya pun telah kebal.. 
Kebal dengan segala cuaca.. 
Hanya sehelai baju yang menutupi..yang ntah kapan terakhir kali kuganti..
Rasanya sudah sangat lama, sampai aku lupa kapan tepatnya.. 
Saat hujan menjadi moment besar untukku, membersihkan raga ini yang ntah kapan terakhir kali bersentuhan dengan sabun..
Rasanya sudah sangat lama, sampai aku lupa kapan tepatnya..

Ayolah saudara-saudaraku.. 
Yang katanya peduli padaku.. 
Tengoklah sebentar ke sini..
Masih banyak saudara-saudaramu yang tak seberuntung kamu.. 
Lihatlah aku.. Dan kawan-kawanku lainnya..

Bersyukurlah kalian semua..
Atas nikmat yang telah Allah berikan untuk kalian semua..
Aku pun tetap bersyukur di sini.. 
Karena Allah masih sayang padaku dengan memberi segala cobaan ini.. 
Allah masih sayang padaku.. 
Karena Allah tetap memberikan aku kekuatan untuk tetap bertahan hidup di dunia yang keras ini.. 

Minggu, 22 Nov 09

*hiks... :'( Teringat saudara-saudaraku di luar sana yang berjuang untuk tetap bertahan hidup walau tanpa atap yang melindungi mereka dari hujan ini.. Belum lagi lapar dahaga yang melengkapinya.. Ya Allah lindungilah mereka semua.. Maafkan hambaMu ini yang bahkan tak mampu berbuat apa-apa..

Saturday, November 21, 2009

SatNight Mission

Alhamdulillah.. Segala puji bagi Allah.. 
Awalnya, saya sangat khawatir malam ini missi kami tidak bisa berjalan sebagaimana karena hujan tak hentinya dari siang.. Sepanjang siang itu, kami tak lelah berdo'a agar malam nanti hujan digiring ke tempat lain dulu..jangan hujan dulu di sini. Kalau hujan, agak sangsi kami bisa menjalankan satnight mission malam ini. Padahal satnight minggu lalu kami sudah absen karena pulang, masa sekarang pun harus gagal karena hujan.. Dan setelah kami tunggu, hujan pun berhenti mendekati isya'..Alhamdulillah.. Allahu akbar, segala rencana Allah tidak ada yang tau..segala niat baik kami bisa terlaksana malam ini. Missi kali ini lumayan lebih lancar dan teroganisir, sasaran lebih mudah ditemukan, walau masih mencari-cari, dan missi terselesaikan lebih cepat. 

Nikmat Allah sungguh luar biasa.. Tidak semua orang mendapatkan nikmat yang sama yang kita rasakan.. Oleh karena itu, syukurilah segala pemberianNya,,liatlah begitu banyak orang yang lebih tidak beruntung dari kita.. Bukan berarti kita tidak maju dengan hanya melihat ke belakang, tapi itulah cara bagaimana kita bisa bersyukur.. Liatlah yang lebih maju dari kita untuk mengambil hikmahnya agar menjadi lebih baik..tapi bukan untuk menggurutui nasib kita..karena bagaimanapun jeleknya nasib kita, itulah nasib terbaik kita sebenarnya, asal kita bisa mensyukurinya dan mengambil hikmah dari semuanya.. Ya Allah berkahilah hidup hamba..semoga hamba bisa menjadi orang-orang yang pandai bersyukur.. *ilmu yang diperoleh dari SatNight Mission malam ini..: harus mensyukuri semuanya..sebagus atau seburuk apapun pemberian Allah untuk kita..karena sebenarnya, itulah yang pemberian yang paling indah..

Walau Hujan, Semangat Tetap Ada..

Suasana sore hari yang tidak mendukung, hujan rintik yang tidak lebat cukup untuk menjadi hambatan kegiatan sore ini. Udara yang sejuk manjadi pelengkap kemalasan diri untuk tetap berbaring dibawah selimut tebal. Saat itu, aku berusaha tetap memacu langkah dengan semangat, ada payung yang menemani, jadi kenapa hujan harus menjadi hambatan..hujan bukanlah alasan untuk mengabaikan kewajiban sore ini. 

Sambil melangkahkan kaki, saya mengira-ngira, akankah anak-anak tetap semangat melangkahkan kaki juga untuk menuntut ilmu Allah..belajar bagaimana membaca wahyu Allah dengan tartil..dengan cuaca yang sangat tidak mendukung ini..semoga..dan walau cuma satu, pasti ada anak yang seperti itu.. Ketika tak sampai beberapa meter lagi langkahku, hamparan masjid itu tampak kosong..hanya ada dua orang ibu-ibu yang sedang asik mngobrol dan terhenti ketika melihatku di kejauhan, lalu mereka berseru padaku, "hujan mba, anak-anaknya pada g dateng, tadi ada yang dateng cowo2, tapi balik lagi dikirain gda ngaji hari ini". Saya malah kembali bertanya sambil senyum-senyum karena bingung harus menanggapi gimana lagi, "oh iya ya bu? Ada yang dateng tadi?" Dalam hati saya merasa sangat bersalah, ternyata saya telat, padahal jam menunjukkan jarum pendek diangka empat dengan jarum panjang telah bergeser keangka 10. Biasanya ngaji baru dimulai ketika jarum panjang di angka 30 bahkan lebih, walau sebelum itu beberapa anak telah datang. Tapi tetap saja, kedatanganku yang tidak tepat ini membuat mereka hanya melihat tempat yang kosong dan berpikir tidak ada ngaji hari ini karena hujan. Saya cuma bisa berdoa, semoga Allah memaafkan aku. 

Kemudian saya duduk dan menanti kedatangan anak-anak lain yang ingin memperoleh ilmu sore ini. Saya buka halaman kertas yang saya bawa untuk kubaca sambil menanti, selain itu saya mulai iseng dengan membuka hpku lalu mulai menjepret. Tak lama kemudian ada yang datang, seorang anak perempuan cantik berpakaian orange lengkap dengan kerudung yang juga berwarna orange, membawa AlQur'an di tangannya. Seorang anak kecil pintar yang masih duduk di bangku TK Nol Besar, hm..berarti umurnya sekitar 6 tahun. Kebetulan rumahnya tak jauh dari hamparan mesjid tempat kami mengaji. Senangnya hatiku, masih ada yang semangat untuk tetap hadir. Dari jauh kusapa anak ini, "shalsa..." dia pun berlarian menuju tempat ini karena tidak memakai payung. Kami tidak langsung memulai karena menunggu yang lain hadir. Sambil menunggu shalsa kecil yang emang masih kecil jadi tidak lepas dari bermain. Dia bermain-main dengan payungku, berlari-lari, juga ikutan mainin hpku, mulai dari jepret-jepret hingga main game yang ada di hp. Shalsa ini anak yang hebat, dia hampir hafal sejuz dari juz 30. Aku pun kalah hafalannya. hehe.. suatu saat aku ingin menceritakan khusus tentangnya, semoga saja aku sempet membuatnya. 

Tak lama kemudian datang satu orang lagi, anak laki-laki yang besar dan ulahnya minta ampun..mesti sabar-sabar aja deh..hehe.. Dia udah kelas 6 sd, sudah bisa baca AlQur'an, tapi untuk hafalan masih jago shalsa. Dateng-dateng, dia langsung berkata, "mba, punya fesbuk g?" sambil memegang hpnya. "wuduh..hp baru?masih sd aja udah gaya punya hape..mau fesbukan lagi.." dia menimpal sambil asik dengan hapenya, "nggak og mba..ini masih diumpetin, dikasihnya klo aku mau ngaji aja, kalo g dipegang ibu." lalu dia menambah celotehnya dengan tetap asik mainin hpnya, bahkan aku pinjem ngeliat bentar aja, g dibolehin sama sekali. Benar-benar dah ni anak. Dulu, dia ini minta ampun rese nya, tiap ngaji pasti menodong mba-mba atau mas-mas nya yang ngajarin ngaji supaya mau minjemin hp mereka buat dia main game. Kalo kita gamau ngasih, dia g akan menyerah dengan tetap memaksa bahkan mengambil dengan paksa. Dan repotnya dia gamau diomongin. Kalo kita nasehatin g mau ngedengerin sedikitpun, malah terkadang menimpali. Oia, namanya Bofa. Dia juga punya 2 orang adik yang ikut belajar ngaji juga. Tadi saat kutanyakan adik-adiknya, dia menjawab lagi sakit. 

Setelah lumayan lama menunggu, kami pun mulai dengan diawali membaca surat AlFatihah dan do'a mau belajar. Lagi-lagi Bofa berulah, dia sulit sekali diajak untuk membuka belajar kita sore ini, dia gamau membaca do'a mau belajar. Hm... Dia malah bilang "aku keri ah mba.." awalnya aku ga tau maksudnya, ternyata dia mau terakhir, "yowes to..karepmu..tapi baca do'a dulu" Lalu, tiba-tiba Doni datang. Adiknya Bofa yang paling kecil, anak laki-laki yang sangat lucu, pipinya sangat menggemaskan sekali. Dia masih duduk di bangku TK Nol Kecil, jadi dia masih menggunakan Iqro, berbeda dengan shalsa yang juga masih TK tapi dia sudah ngaji dengan AlQur'an dan hampir hatam, Subhanallah.. Doni diantar temanku yang juga mengajar mereka, kebetulan dia ngekos di rumah orang tuanya Bofa dan Doni. Dia mengajar di hari yang berbeda, tapi berhubung tadi aku sendiri, jadi kuminta dia menemani sebentar, dan ternyata Shalsa emang ingin ngaji bersamanya. Jadi deh, aku membimbing Doni dengan Iqronya. Hiiii...gemesin banget, apalagi ketika Doni mengucapkan huruf demi huruf hijayyah, sangat semangat, sambil diiringi senyum dan tawa.. Setelah itu, saya mencoba hafalan pada Doni, mulai dari AlFatihah, yang ternyata masih sedikit belibet. Lalu, saya coba dengan AlIkhlas aku bimbing biar dia mengikuti, taunya dia cuma ngucapin sepenggal-penggal aja, dan keras bgt pas diakhirnya..jadi yang bersuara cuma "edde..edde..edde.." Dia ngikutin pas qolqolahnya ajaaaa... Hwaaa...dasar Doni...lucu bgt si kamu..

Saturday, October 17, 2009

Dokter yang Berbisnis

Bismillah..

Saya ditanya oleh salah satu saudara saya, “dokter yang sukses itu seperti apa?” saya pun menjawab, “dokter yang bisa menolong orang banyak” Jawaban klise, tapi memang itulah esensinya menurut saya. Saudara saya berkata lain, “dokter yang sukses itu tidak hanya sekedar menjadi dokter, tapi juga dokter yang berbisnis” kurang lebih seperti itulah yang dikatakannya. Senyum, itulah respon saya. Otak saya terus berputar, berpikir makna ‘dokter yang berbisnis’. Apa sebenarnya maksud dokter yang berbisnis ini? mungkin, dokter yang juga menjalankan sebuah usaha lain sehingga dia pun mendapatkan profit dari usahanya itu. Iya, semoga seperti ini maksudnya. Bisa saya terima kalau dokter melakukan usaha dan bisnis di bidang lain selain di bidang kesehatan maupun social. Tapi apakah kesuksesan hanya bisa diukur dengan profit atau uang yang diperoleh dari usahanya itu? Hm.. saya tidak yakin jika kesuksesan hanya diukur dari segi hasil saja.  

Lalu, bagaimana jika maksud dari dokter yang berbisnis adalah seorang dokter yang menjadikan profesi dokternya sebagai ladang usahanya, sebagai peluang besar untuk berbisnis dan mengahsilkan profit yang besar?

Dokter merupakan suatu profesi non profit, tapi profesi yang berlandas kemanusiaan. Jiwa sosial lah yang lebih diutamakan. Dokter bukan sebuah profesi berlandas profit, dimana keuntungan yang menjadi sasaran utama dan target kerja kita. Materi hanyalah efek samping profesi dokter. Maksudnya apa? Jadi tujuan dan sasaran dari perjuangan seorang dokter juga segala usaha yang dilakukannya adalah atas dasar ingin menolong, lalu masalah jasa yang kita berikan dihargai berapa pun oleh orang tidak menjadi prioritas kita, karena kita ikhlas melakukannya. IKHLAS, inilah kuncinya. Ketika kita ikhlas hanya ingin mencapai ridho Allah, maka insyaAllah kita tidak akan ngoyo dan akan selalu memberikan yang maksimal. Saya ingat kata-kata teman saya, “kalau menolong atau memberi itu harus maksimal, jangan setengah-setengah”. Dengan ikhlas cukuplah bagi kita dengan kesembuhan dan senyuman pasien untuk kita sebagai balasannya. Kesembuhan pasien adalah hadiah tidak terkira bagi seorang dokter. Hadiah dimana hanya Allah yang bisa memberinya. Dokter hanya bisa berusaha dan tetap menyerahkan hasilnya pada Allah. Hidup mati bukanlah dokter yang menentukan. Jadi janganlah khawatir selama kita sesuai dengan protap serta pemberian pelayanan maksimal terhadapa pasien, maka pasien pun akan memahami. Saya belum merasakan semua itu, saya pun tidak tau kelak akan seperti apa, tapi itu yang saya tanam dalam diri saya saat ini. Cukuplah kebahagiaan dan senyum pasien yang menjadi balasan jasa saya. Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih, Dia tidak akan member cobaan yang tidak sanggup diemban hambaNya, Dia tidak mungkin menelantarkan hambaNya, saya tidak takut dengan minimnya gaji saya kelak, sehingga saya tidak perlu mengerahkan segala kesempatan yang ada untuk memanfaatkan pasien untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Ini dia dokter yang berbisnis. Bisa berbisnis dengan salah satu perusahaan obat, hanya dengan menuliskan resep obatnya dengan iming-imingan imbalan yang tidak kecil. Atau berbisnis dengan laboratorium atau apotek tertentu. Bisa juga berbisnis dengan alat pemeriksaan (USG, Foto, dsb) sehingga berlebih-lebihan menyuruh pasien untuk pemeriksaan yang sebenernya tidak begitu penting, hanya ingin memenuhi target keuntungan pembelian alat tersebut aja. Tidak banyak memang dokter yang seperti ini, hanya segelintir dokter saja, yang telah salah dalam menerapkan kaidah berbisnis pada prinsip kemanusiaan.

Ingin berbisnis, maka carilah pekerjaan lain yang lebih manusiawi dan masuk akal, masa iya kita melakukan bisnis manusia. Kedokteran itu kontentnya manusia, bukan benda, apakah pantas manusia dibisniskan?

Wallahua’lam

[tentang dia] she's my twin, heee??

Dialah Gisda! Kembaranku.. Teman sejatiku..

Bagaimana tidak, kami selalu bersama. Sampai-sampai kami membuat orang-orang kebingungan. Tidak jarang kami salah dipanggil, ada aja yang manggil aku dengan sebutan gisda, begitu juga gisda yang tak jarang pula dipanggil ima. Sebenernya, rodo heran, padahal kami nggak ada miripnya. Tampang, gisda lebih ok! Otak, beuh..g usah ditanya soal ini! Tapi teuteup, ima emang ok! *haha..ini id laptopku saudara-saudara..

Tak jarang pula, kalo ketemu orang di jalan dan aku dalam keadaan berjalan sendiri, aku akan ditanya, "ko nggak sama gisda?" hehe.. Bingung deh jawabnya. Lah, kami kan juga punya urusan masing-masing, kami pun tak sekos, yo wajar kami tak selalu bersama. Tapi mereka heran mungkin ya.. Secara kami lebih sering dijumpai dalam bentuk paket berdua dari pada berdiri sendiri.

Terus masalah tempat tinggal. Kami tidak sekos tapi masih sewilayah, orang-orang pun dengan isengnya senantiasa bertanya, "kalian sekos ya?", kami jawab tidaklah, tapi ini membuat mereka semakin heran dan meneruskan bertanya, "ko g sekos?" Haha.. Mau jawab apa loh klo gini..

 

Kami berasal dari daerah yang sama, Cirebon! Kami dari SMA yang sama, SMA 1 Cirebon! Cirebon'ers..

Tapi dulu kami bahkan tidak pernah berbincang, hanya mengenal nama dan tau orang. "Oh..itu to yang namanya Gisda.." Saat SMA aku cuma tau, Gisda itu pintar dan rajin, tapi kami tak pernah sekelas ataupun satu ekskul. Aku selalu ingat kata-kata temenku tentang Gisda, "Gisda itu orang yang sangat rajin membeli buku dan hebatnya dia akan membacanya." Kalo aku seneng beli buku, tapi g dibaca-baca. Terus, Gisda dulu terkenal, sementara aku.. Jauh lebih terkenal..*haha..jangan percaya..

Waktu pertama masuk UNDIP, aku cuma mengangguk-angguk. Ada temanku yang menjadi perantara, Qnyonk, dia teman sekelas waktu kelas 3, dan dia dekat juga dengan Gisda. Awalnya canggung dan lebih senang berkomunikasi dengan Qnyonk dibandingkan dengan Gisda. Tapi, waktu semakin berjalan, justru akhirnya aku dan Gisda menjadi sangat dekat, sementara aku semakin jarang berkomuniaksi dengan Qnyonk.

Bagaimana tidak, situasi dan kondisilah yang selalu menyatukan kami, dan itu semua karena NIM kami yang deket, gisda 072, ima 078. Kami selalu sekelas, seperti apapun diacaknya, atas-bawah, yo sekelas..kami sama-sama nim atas. Ganjil-genap pun yo kita tetep bersama, sama-sama nim genap. Deketnya NIM, ternyata membuat kami selalu berjodoh, selalu sekelompok, jarang banget kami berbeda kelompok. Satu-satu penyebab kami dikelompok yang berbeda adalah karena kelompok ditentukan secara acak. Udah gitu, parahnya kami satu dosen wali, dr.Hermina. Sebenernya senang, saat baru awal masuk dimana kita berada di lingkungan baru, ketika ada yang dikenal akan lebih nyaman rasanya, itu yang saya rasakan. Hal ini pun yang akhirnya kita selalu berangkat bareng, atau paling tidak duduk sebelahan. Lama-lama kami, tidak pernah lagi nempatin tempat, tapi tetep aja kami lebih sering duduk berdampingan. Kemana-mana lebih sering bersama.

 

Kelas, dosen wali, kelompok, duduk sebelahan, rasanya belum cukup bagi kami untuk selalu bersama, bahkan organisasi yang kami geluti sama, kami punya kecocokan, kami punya minat yang sama, sehingga kami pun ada di organisasi yang sama, KSM, ROHIS, RHEU, AMT. Bener-bener kebersamaan yang tidak habis-habisnya. Dulu pun kami satu kelompok mentoring, tapi sekarang sudah tidak. Lengkap sudah kebersaan kami. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan sekarang sudah tahun demi tahun kami masih bersama. Di kelas yang sama, di kegiatan yang sama, di organisasi yang sama, dengan dosen wali yang sama, bahkan dengan kelompok yang sama. Oia, bahkan penelitian kami buat tugas akhir sama, dengan dosen pembimbing yang sama dan topik yang sama, juga berlelah-lelah yang sama..

 

Bossseeeeeen.. ya bisa dibilang bosen, eneg, pusing, yang diliat, gisda lagi..gisda lagi..haha..*justcanda..

 

But, however u, luv u coz Allah, Uhibbukifillah gisda..

Semoga pertemanan ini abadi. Semoga ketemu gisda lagi di surga Allah kelak..amiinn..

Ketika Gizi Buruk Kian Menggeser Generasi Bangsa

Tiga Balita Menderita Gizi Buruk di Depok; Ditinggal Ibu Kawin Lagi, Komar Alami Gizi Buruk; Korban Tewas Gizi Buruk di NTT Sembilan Orang; Gizi Buruk Meningkat, Sumba Ambil Langkah Darurat; Enam Balita Penderita Gizi Buruk Meninggal Dunia;  30% Balita di Indonesia Gizi Buruk; 2.068 Balita di Surabaya Derita Gizi Buruk; 2 Anak Gizi Buruk di Bogor Terima Jamkesmas; Dua Anaknya Gizi Buruk, Ibu Muda Masuk RSJ; 2.500 Balita Tangerang Kurang Gizi,” itulah deretan judul yang menghiasi pelbagai media masa di Indonesia. Judul-judul ini membuat saya miris ketika membacanya. Balita dan anak-anak yang merupakan cikal bakal kehidupan, harapan bangsa Indonesia untuk membangun negeri ini kelak, mengalami sebuah nasib yang sangat mengenaskan. Kasus gizi buruk ini ditemukan hampir di seluruh pelosok Indonesia, mulai dari daerah yang terpencil, hingga kota besar seperti Jakarta yang notabene merupakan pusat kehidupan bangsa Indonesia.

 

Saya sebagai generasi muda merasa sangat prihatin melihat kondisi anak-anak Indonesia saat ini. Mereka adalah anak-anak yang nantinya akan meneruskan perjuangan generasi sebelumnya untuk melanjutkan kepemimpinan dan perjalanan Negara Indonesia ke depannya. Mereka adalah tampuk kehidupan masa yang akan datang. Dua puluh hingga empat puluh tahun kedepan, saatnya mereka memimpin dan meneruskan perjuangan kita untuk membangun Indonesia tercinta. Tetapi, apakah mereka ada saat itu? Jika kondisi mereka saat ini saja tidak mendukung keberadaan mereka. Kehidupan dan kondisi kesehatan mereka yang jauh dari kata layak ini, seperti halnya gizi buruk, bisa mengancam kehidupan mereka. Siapakah yang nantinya akan meneruskan perjuangan dua atau tiga puluh tahun mendatang? Akankah tiba saatnya lost generation di Indonesia ?

 

Kasus gizi buruk di Indonesia menempati kasus terbanyak yang dijumpai. Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi, tahun 2002/2003 terdapat 35 bayi yang meninggal di antara 1000 bayi yang dilahirkan yaitu sekitar 3,5% bayi meninggal, jika dihitung per hari ada 430 kematian bayi di Indonesia; terdapat kematian balita sebanyak 46 balita diantara 1000 balita yang lahir, jika dihitung per hari ada 566 kematian balita di Indonesia; Pada tahun 2005 jumlah anak kurang gizi sekitar 5 juta dan anak gizi buruk sekitar 1,5 juta, dan 150.000 anak menderita gizi buruk tingkat berat (marasmus-kwasiorkor). Selama periode bulan januari-maret 2008, Yayasan Pemantau Hak Anak (YPHA) juga telah mencatat 6454 kasus gizi buruk di beberapa wilayah Indonesia, diantaranya adalah Bone, Semarang, Kalimantan Tengah, Rote-Ndao (Flores NTT), Pinrang (Sulawesi Selatan), Jember, Bekasi, Trenggalek, Temanggung, Aceh, Surabaya, Tegal, Purworejo, dan Medan. Ini merupakan jumlah yang tidak sedikit. Pada tanggal 12 Desember 2008, ketua komisi IX DPR RI memberikan data di sebuah Koran online di Indonesia bahwa ada sekitar tiga puluh juta anak Indonesia menderita gizi buruk dari total anak Indonesia yang berjumlah 110 juta. Ini berarti 30% anak Indonesia telah menderita gizi buruk. Belum lagi masih begitu banyak kasus-kasus yang mengancam kehidupan anak Indonesia lainnya, seperti penyakit karena infeksi, kekerasan pada anak, bencana alam, semuanya itu dapat mengancam kehidupan anak Indonesia ke depannya. Gizi buruk sendiri sudah menjera 30% anak Indonesia dan dapat menyebabkan kematian pada anak.  Kalau pemerintah tidak juga menaikkan Anggaran dana untuk kesehatan dan kesejahteraan anak Indonesia, maka nasib anak Indonesia pun akan sulit untuk diubah.

 

Gizi buruk yang terjadi di Indonesia salah satunya disebabkan karena tingkat kemiskinan di Indonesia, sehingga pemenuhan gizi seimbang dan mencukupi pun sangat sulit untuk dipenuhi. Kemiskinan yang menjera sebagian besar penduduk Indonesia pun menjadi kendala bagi orang tua untuk membawa anaknya ke pusat kesehatan yang ada walaupun anaknya sudah ada tanda-tanda sakit atau mengalami gizi buruk. Faktor lain yang menyebabkan hal ini adalah tingkat pendidikan orang tua yang rendah, sehingga mereka tidak mengetahui masalah gizi buruk yang menimpa anak-anak mereka. Sebagian besar orang tua tidak memahami bagaimana pemenuhan gizi anak yang benar, sehingga mereka hanya memberikan makanan yang mampu dibeli tanpa melihat tingkat kebutuhan nutrisi bagi anak di usia pertumbuhan dan perkembangan. Pendidikan orang tua yang rendah pun mengakibatkan minimnya ilmu yang mereka peroleh tentang perkembangan anak maupun kondisi fisik anaknya. Ketidaktahuan mereka akan gejala-gejala penyakit dan gizi buruk pada anak mengakibatkan keterlambatan dalam penanganan dan pengobatan.

 

Di samping itu, faktor lingkungan dan budaya pun mengambil peranan dalam masalah ini. Budaya menonton televisi telah menjamur di Indonesia. Sebagian besar anak-anak menganggap bahwa televisi merupakan kebutuhan utamanya. Mata mereka terpaku terus-menerus, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam hanya di depan televisi. Semua acara mereka tonton, terutama iklan-iklan yang akan selalu disiarkan di setiap jeda suatu acara televisi. Iklan-iklan ini banyak sekali mempertontonkan aneka jenis jajanan anak-anak yang dikemas sangat sempurna. Dari segi bahasanya yang sangat persuasive hingga  gambar-gambar yang menarik, bahkan diiming-iming oleh hadiah, membuat anak-anak tergoda untuk mencicipinya. Belum lagi aneka jenis jajanan anak ini terjejer dan tergatung rapih di kios-kios pasar. Kondisi ini akan menarik perhatian anak-anak ketika mengikuti orang tuanya ke pasar. Awalnya mereka meminta agar orang tuanya membelikan mereka, jika orang tua menolak, mereka akan megeluarkan jurus merengeknya, sehingga orang tua pun merasa tidak tega dan akan membelikannya. Akhirnya, seiring dengan waktu, anak-anak terbiasa untuk memakan jajanan tersebut. Hal ini mengakibatkan anak cenderung lebih menyukai makanan kecil tersebut  dibandingkan masakan ibunya yang lebih sehat dan lebih bergizi. Kepraktisan yang dialami orangtua dengan memberikan makanan olahan pabrik ini pun membuat para orang tua lebih memilih untuk membelikan anak mereka. Selain itu, budaya Indonesia yang mulai menggeser ke arah budaya Barat telah mempengaruhi gaya hidup masyarakat Inodnesia. Saat ini, gaya hidup ala orang barat lebih digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Misalnya dalam hal makanan, dimana fast food yang berasal dari negara barat lebih digemari dan telah menjadi trend makanan masyarakat sekarang. Padahal fast food sendiri merupakan makanan olahan yang tidak sehat. Tidak sedikit pula, fast food yang tidak melabelkan komposisinya sehingga tidak diketahui nutrisi yang terkandung di dalamnya. Rasanya yang enak cenderung membuat anak menjadi suka dan lebih menggemari makanan seperti ini dibandingkan makanan olahan rumah yang lebih sehat dan bergizi.

 

Budaya memberi Air Susu Ibu (ASI) yang rendah saat ini pun menjadi kendala bagi pemenuhan gizi bagi anak. Ibu-ibu sekarang merasa lebih terhormat jika membelikan anaknya susu formula. Harga susu formula yang mahal membuat mereka bangga ketika membelikan anak-anak mereka susu formula. Mereka bangga bisa disebut sebagai orang kaya yang mampu membeli susu formula dengan harga yang mahal, padahal kandungan yang ada tidaklah sebaik ASI. ASI merupakan susu yang paling sempurna untuk anak hingga usia dua tahun. Bahkan sangat dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dan dianjurkan untuk pemberian ASI Klaustrum saat pertama kali ASI keluar. ASI ini sanagt baik, selain kandungannya yang mudah dicerna oleh bayi, dalam ASI ini terkandung banyak antibodi yang baik untuk kekebalan tubuh bayi. Kandungannya yang mampu diserap oleh tubuh bayi mencegah bayi mengalami diare. Dengan tercegahnya bayi dari diare maka tercegah pula bayi dari dehidrasi dan kematian akibat kurang gizi. Manfaat ASI yang baik ini akhirnya tidak dapat dirasakan oleh bayi jika para ibu tidak bersedia untuk memberikan ASI pada anak-anak mereka.

 

Sunggguh sebuah dilema, dimana ketika masyarakat yang tidak mampu kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi anak-anaknya maupun diri sendiri, tapi di sisi lain orang-orang kaya menghambur-hamburkan uangnya dengan membeli makanan bagi anak-anaknya dengan harga mahal tapi tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang mereka. Kemudian, di sisi lain, seorang ibu mampu meninggalkan anaknya demi bekerja, padahal anak butuh kasih sayang dan perhatian mereka. Kesibukan mereka mampu mengalahkan kepentingan anaknya sampai mereka enggan untuk memberi ASI kepada anaknya hanya karena alasan yang sama sekali tidak masuk akal. Ini membuat hak anak untuk mendapatkan ASI pun hilang. Hahl ini mengakibatkan anak pun menjadi kekurangan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

 

Di sisi lain, masalah pun datang dari pemerintahan dimana masalah tidak diselesaikan dengan sebaik mungkin dan hambatan tidak segera diatasi. Manajement kesehatan Indonesia mengambil peran dalam masalah yang sangat pelik ini. Masalah yang sebenarnya telah hampir dapat teratasi dengan baik hingga tahun 2000, dimana kasus gizi buruk telah menurun menjadi 24,6%, jika dibandingkan dengan sebelumnya pada tahun 1989 kasus gizi buruk sebesar 37,5%. Hal ini dikarenakan berfungsinya posyandu dengan baik. Adanya Posyandu sebenarnya sangat membantu dalam mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia ini. Kenyataannya kasus gizi buruk meningkat kembali di tahun-tahun berikutnya hingga pada tahun 2005 dijumpai 29% kasus gizi buruk. Peningkatan kembali kasus gizi buruk ini diikuti dengan peran posyandu yang perlahan mulai hilang, tinggal 40% dari kurang lebih 250.000 posyandu yang masih aktif saat ini. Perlu pembenahan manajement kesehatan kembali agar lebih baik dalam mengatasi masalah kesehatan di Indonesia. Data lain mengatakan bahwa Dari segi biaya kesehatan, minimnya anggaran kesehatan menyebabkan masyarakat miskin hanya bisa pasrah apabila sakit, rasanya enggan untuk pergi ke dokter atau rumah sakit, biaya untuk makan saja sangat sulit untuk dipenuhi, apalagi harus pergi berobat yang artinya mereka harus mengeluarkan uang yang besar sekali, bahkan lebih besar dari biaya makan mereka. Anak-anak pun menjadi tumbalnya, mereka yang masih relatif rentan dan belum baik sistem pertahanan tubuhnya ditambah lagi dengan pemenuhan nutrisi yang sangat minim, akan mudah terserang suatu penyakit. Pertolongan yang telat pada anak pun akhirnya bisa mengakibatkan kematian.

 

Kondisi ini seharusnya tidak akan terjadi bila tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia sudah baik. Anak-anak selayaknya mendapat perhatian yang cukup terutama dalam pemenuhan gizinya, sehingga diharapkan dengan nutrisi yang baik akan menciptakan anak-anak dengan kualitas prima untuk dapat melanjutkan kehidupan bangsa ini. Para orang tua yang secara fisik maupun psikis merupakan orang yang paling dekat dengan anak sangat diperlukan peranannya dalam menjaga dan memberikan perhatian lebih. Apabila Indonesia ingin menjadi Negara yang maju, maka anak-anaknya pun harus maju dan sehat. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dapat segera menyelesaikan pekerjaan rumah dalam pengentasan kemiskinan juga dalam  meningkatkan anggaran untuk kesehatan anak-anak di Indonesia. Selain pemerintah, peran lingkungan masyarakat mutlak diperlukan, terutama praktisi kesehatan. Pemberian penyuluhan dan pendidikan akan pentingnya gizi untuk anak-anak setidaknya dapat membuka pengetahuan orang tua khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam memantau perkembangan anak. Pemenuhan gizi seimbang dan pola asuh yang baik harus diterapkan oleh para orang tua. Komunikasi Informasi dan Edukasi akan gizi anak yang baik harus disosialisasikan ke masyarakat luas agar masyarakat yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan bisa menerapkannya di kehidupan. Pemberian makanan sesuai standar gizi di usia pertumbuhan dan perkembangan anak jika perlu digalakkan besar-besaran untuk keluarga yang tidak mampu. Anggaran untuk pendidikan pun sebaiknya dimanfaatkan sebaik mungkin agar seluruh anak-anak Indonesia yang tidak mampu, bisa tetap mengenyam pendidikan. Bukan hanya wajib belajar sembilan tahun lagi, tetapi diharapkan dapat menjadi wajib belajar dua belas tahun, sehingga dalam beberapa dasawarsa kedepan anak Indonesia semuanya terpelajar. Bila semua upaya tersebut dapat direalisasikan, maka saya optimis, anak-anak Indonesia menjadi anak yang sehat, pandai dan sejahtera serta mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih berkualitas. Marilah kita perbaiki hidup anak-anak Indonesia untuk kehidupan bangsa Indonesia yang akan datang menjadi lebih baik.

Friday, October 2, 2009

ralat: kiriman bantuan korban Sumbar

Salurkan bantuan saudara kita korban gempa SumBar melalui rekening Mer-C di:
1. BCA cabang Kwitang a.n. Medical Emergency Rescue Committee
no. rek: 686.0099339
2. Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Kramat a.n. Medical Emergency Rescue Committee
no. rek: 128.0011802

Salurkan bantuan saudara kita korban gempa SumBar melalui rekening Mer-C di BCA cabang Kramat a.n. Medical Emergency Rescue Committee: no. rek: 686.0099339 info: www.mer-c.org

Simpang LIma, Semarang


itu lapangan simpang lima..
kalau hari sabtu malem sampai minggu pagi rame banget..
banyak penjual kaki lima yang berjualan..
Saya juga pernah berjualan awul-awul di sana buat danus sebuah acara..seruuu deh..

Tak sangka..saya sudah 4 tahun berada di kota ini..
kota yang sebelumnya pun belum pernah kuinjakkan..tapi..takdir Allah mengatakan lain, bahwa saya harus tinggal di sini untuk menuntut ilmu..
Alhamdulillah..saya bersyukur bisa menuntut ilmu di kota ini..bersama teman-teman yang selalu mengingatkan saya dalam kebaikan..

Ternyata Semarang cukup nyaman menjadi tempat tinggal..walaupun panasnya yang luar biasa..tapi saya sudah terbiasa hidup di lingkungan dengan temperatur tinggi, jadi tidak begitu memperdulikan..

Yang paling khas dari Semarang adalah simpangnya banyak banget..
Pertama kali tiba di Semarang saya bingung karena semua simpang yang saya lewati jumlahnya lima..terus mana sebenernya yang simmpang lima??
hehe..ternyata simpang limanya ada di tengah kotanya..
Banyaknya simpang membuat saya pusing mengenali jalan di sini..tapii..lama-lama seiring dengan waktu saya ngerti juga..

Padang-ku Hancur

Aku tidak menyangka, serangan kali ini begitu dahsyat..

Dulu..ku tahu..kau pernah mendapatkan serangan ini, tapi kemudian engkau bangkit..

Juga hanya sedikit yang musnah..

Tapi..saat ini..kau hampir rata..

Bahkan tidak sedikit jumlah manusia yang musnah..

 

Aku sedih,

Bagaimana nasib sahabat-sahabat ku di sana?

Bagaimana nasib saudara-saudara ku di sana?

Listrik mati..

Kau gelap gulita di sana, Alhamdulillah masih ada bulan dan bintang yang menerangi..

Jaringan pemancar mati..

Sinyal hilang..sulit kami menerima kabar berita darimu..

Alhamdulillah masih ada televisi yang menyiarkanmu..

 

Sekali lagi Indonesia di serang..

Sekali lagi Indonesia di coba..

Sekali lagi Indonesia di ingatkan..

Sekali lagi..

Tapi..

Apakah kita telah sadar..

nikmat Tuhanmu yang manakah yang telah engkau dustakan?

 

Semarang, 02 Oktober 09

*saat teringat akan kota Padangku tersayang yang indah alamnya yang baik orangnya yang kaya budayanya yang bervariasi makanannya yang banyak tempat wisatanya yang khas beras soloknya yang sangat indah pantainya..semua kenangan akan kota ku tersayang, Padang.. (sangat ingin mengunjungimu kembali ^^,)

Semoga gempa besar ini tidak membuatmu menyerah juga tidak memusnahkan iman saudara-saudaraku semua di sana, maupun seluruhnya yang menyaksikan..amin..

Saya, si Monster Pemakan Pulpen

Bismillah..

Kenapa Monster? Soalnya bener-bener udah kelewatan, semua pulpen dilahap, habis, musnah, hilang ntah kemana, tak bersisa. Bahkan tidak hanya pulpen milik saya yang jadi korban, pulpen lain milik teman-teman pun bisa-bisa hilang, musnah, tak kembali, dan tak berjejak, kalau sudah saya pegang.

Saya itu bener-bener g bisa betah setia dengan satu pulpen hingga habis, heran saya juga. Kalau tidak hilang, ya mati.. Pernah sekali saya bertahan dengan satu pulpen, benar-benar hingga habis tintanya, wah..bukan main senangnnya waktu itu..Bangga saya..Takjub bukan main..hehe.. *lebaymodeon

Tangan saya ini ajaib sekali, bisa dengan gampangnya membiarkan pulpen-pulpen tersebut menghilang dalam sekejap.

Pengalaman saya dengan pulpen:

Setiap memakai pulpen, selalu saja baru beli beberapa hari, seminggu paling nggak, tiba-tiba pulpen tersebut tamat riwayatnya, tidak lagi sanggup meninggalkan jejaknya di kertas. Kemudian, saya sering sekali tidak membawa pulpen, jadilah saya sering pinjam sana sini. Selain itu, saya sering kehabisan pulpen juga, akhirnya saya pilih cara yang  saya pikir akan sangat mujarab, yaitu beli se-kotak. Tapi ternyata, dalam sekejap pulpen itu sudah ludes dari kotaknya. Ko iso? Kemana mereka semua?

Jawabannya, tidak lain tidak bukan, hampir tiap hari saya comot dari kotaknya, gara-gara saya selalu menghilangkannya, ditambah kondisi buru-buru ketika berangkat kuliah, jadilah saya pilih cara cepat: ambil pulpen baru di kotak. Begitu pula esoknya..juga esoknya.. Tekor juga nih kalau gini, pikir saya.

Selain itu, saya pun sering berfikir, ada di tas nih pulpennya, langsung aja dengan tenang pergi kuliah. Tidak jarang saya tiba-tiba grasak-grasuk mencari pulpen di tas, tapi tak kunjung ditemukan, akhirnya teman sayalah yang jadi korbannya. Yang jadi masalahnya adalah, hampir sangat jarang sekali, saya berhasil mengembalikan kembali pulpen teman saya ini dengan utuh kembali ke tangan mereka. Hehe.. Soalnya, saya itu pelupa kronik, walau dengan sekuat tenaga saya ingat-ingat agar tidak lupa mngembalikan, tapi tetep saja saya lupa, dan tak sengaja terbawa pulang. Kalau seperti ini sudah bisa dipastikan pulpen tersebut jadinya musnah dan tak kembali lagi ke tangan pemiliknya. Esoknya, saya hanya bisa mendatangi mereka degnan tampang sok memelas, lalu minta maaf, hehe.. Selalu dan selalu seperti itu.. Pernah sih kembali dengan selamat ke pemiliknya, tapi sepertinya bisa dihitung. Atau nggak, kembalinya dalam waktu yang cukup lama, ketika tiba-tiba saya menemukannya. Tapi, Lebih banyak yang tidak kembali masalahnya. (teman..suatu saat akan saya kembalikan..hehe..)

Alhamdulillah, korban saya tidak jauh-jauh, teman-teman dekat saya juga. Mereka sampe bosen kali ya, kalau saya minjem pulpennya. Dan setiap saya ingin menggantinya, mereka semua nggak ada yang mau. Bahkan ada temen saya (baca: Luluk) yang bilang, “tenang ma, setiap aku minjemin pulpen ke kamu, aku udah ikhlas ngasih pulpen itu ke kamu” haha.. soalnya dia tau, kemungkinan untuk kembalinya 50:50. Maaf ya teman,, tapi mau bagaimana lagi, saya pun butuh pulpen untuk menulis saat itu. Akan saya usahakan agar kecerobohan saya memegang pulpen berkurang. Doakan juga ya.. supaya kalian tidak lagi menjadi korban saya..

Yang mengharukan lagi, waktu saya pinjem pulpen kemarin. Sebelumnya, saya ucapkan, “tolong tagih saya ya sebelum pulang! Saya takut lupa..” taman saya berkata, “masa udah dipinjemin, terus minta diingetin lagi” saya tertawa, “kan kamu tau aku suka lupa” tapi, teman saya malah berkata, “aku percaya ko sama ima”, hikss… mengahrukan.. dia (baca:nisa) berkata seperti itu.. serasa terkoyak-koyak ini.. hehe.. *lagi-lagi..lebaymodeon

Lalu, saya disarankan ini itu sama teman saya agar saya bisa lebih hati-hati. Ni diantara saran-saran tersebut, saya bagi-bagi, siapa tau ada diantara kalian yang ceroboh juga seperti saya:

·        Beli pulpen mahal sekalian. Supaya kita jadi sayang kalau hilang, jadi bisa lebih menjaga.

·        Beli pulpen satu aja. Supaya kita merasa cuma punya satu-satunya, jadi lebih dirawat biar tidah hilang karena tidak ada penggantinya lagi.

·        Beli pulpen kalung kaya waktu SD dulu. Supaya pulpennya dikalungin kemana-mana, jadi g pernah lepas dari kita, bisa awet deh, g hilnag kemana-mana. Ini sarang konyol menurutku, masa iya kita gantungin pulpen kaya anak-anak lagi. Hm..tapi klo ada yang mau ngasih saya pulpen seperti itu, saya mau aja.

Hanya segitu sih saran yang saya ingat. Baiklah! Akan saya coba saran teman-teman (saran pertama dan kedua saja tapi). Sudah saya beli pulpen baru, sebuah pilot hi-tec-c seharga Rp 16.000,00. Semoga saran kalian manjur. Sudah saya bela-belain membeli pulpen mahal sekali, biasanya saya cuma beli pulpen seharga seribuan aja. Tapi, untuk perubahan yang lebih baik, saya pun membelinya. Semoga awet ya kali ini..amiinn..

Tuesday, September 29, 2009

Different way, how i celebrate Iedl Fitri's moment..

Alhamdulillah..masih diberi kesempatan untuk nulis dan mengeluarkan unek-unek di otak..

Lebaran tahun ini adalah lebaran yang sangat berbeda bagi keluarga kami. Pertama, lebaran tahun ini personil keluarga tidak lengkap. Kakaku yang pertama lebaran di tempat istrinya, yaitu di padang, juga kakaku yang kedua dia lebaran di tempat istrinya juga walau masih di satu kota, yaitu Cirebon. Hari lebaran benar-benar terasa sepi. Perbedaan yang kedua, lebaran tahun ini, kami benar-benar didatangi tamu yang berjubel. Lebaran biasanya kami yang ngedatengi mereka, kami yang bersilaturahmi ke jakarta mendatangi rumah mereka. Tapi, lebaran tahun ini, kami benar-benar diserbu saudara dari mana-mana. Jadilah hari ke hari kami sibuk menjamu mereka. Ketiga, hal yang paling saya kangenin, lebaran tahun ini lagi-lagi saya tidak mudik. Selama kuliah saya tidak pernah lagi merasakan mudik. Saya mudik ke Padang, Sumatra Barat. Sebenernya bukan Padang, tapi Painan, Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk memudahkannya saja, maka saya sebut Padang karena orang lebih kenal dengan itu. Setiap mudik, selalu kami tempuh dengan jalan darat, walau perjalanan yang melelahkan, tapi saya sangat menikmatinya, perjalanan yang menyenangkan dengan pemandangan yang berbeda dengan pulau Jawa, menyisiri Pantai yang sangat luar biasa indahnya, juga bukit-bukit serta pepohonan yang berserakan di bahu-bahu jalan. Dan saya menikmati perjalanan di Kapal, melihat lautan biru terhampar luas bagai tak berujung serta langit biru yang tampak dekat tapi tak tergapai tangan diikuti irama angin laut yang menghentak kencang meniup alam. Kangen mudiikkk...kangen padang...kangen kumpul bareng kaka2...

Saturday, September 19, 2009

Hari Raya Iedul Fitri 1430 H

Taqobalallahu minna wa minkum..
Semuanya,saya ima,mau minta maaf atas semua salah baik sengaja ataupun tidak..
Maafkan pula atas ketidaktahuan atau ketidakpahaman saya,bahkan kesoktauan saya..
Saling memaafkan ya..
Semoga ramadhon tetap membekas di hari2 setelah ini..Amin..
Allahu akbar..Allahu akbar..Allahu akbar..

Kacamataku,belahan jiwaku..

Kacamata adalah benda terpenting dalam hidup saya.Tanpa kacamata,saya jadi tidak pede,.
Saya jadi tidak mengenal lingkungan dengan baik,.
Segalanya menjadi buram.Hidup serasa suram.*halah*
Bener banget,kalo g pake kacamata,saya g bisa nonton jadinya,.Padahal rumah adalah kesempatan emas buat nonton..
Belum lagi kalo jalan,pandangan jadi g jelas,.Bisa2 semua orang tidak saya kenali..
Walaupun kacamata saya sudah buruk rupa,tapi saya tetap menganggapnya benda terpenting..
Walaupun sering saya abaikan,tapi dia tetap setia menemani saya..
Walaupun sering saya letakkan di sembarang tempat,tapi dia tak pernah pindah ke lain tempat..
Walaupun sering saya tinggalkan bahkan sampai lupa dimana telah saya tinggalkan,tapi dia tetap setia menunggu hingga saya jemput kembali..

Saya jadi ingat,beberapa cerita tentang saya dan kacamata,hehe..
Ketika saya masih ditempat kos yang dulu,.Saya sering melepasnya untuk beberapa hal,.Seperti mandi,wudlu,cuci muka,solat,dsb..
Dan kebiasaan saya,selalu lupa mengambil dan memasangnya kembali,.
Walhasil,beberapa waktu kemudian saya gelagapan mencarinya..
Semua orang di kos sudah hafal kebiasaan saya ini,biasanya kalau mereka menemukan kaca mata tergeletak,segera disimpan di meja dekat setrikaan,saya pun hafal tempat ini.Jadi,kalo saya kehilangan kacamata,tempat yg saya tuju pertama kali adalah tempat ini (setelah kamar saya tentunya),hahaha..
Kalo gda,baru saya cari d tempat wudlu atau kamer mandi,.Atau di kamer temen,kalo abis solat juga sering saya tinggalkan soalnya,.Alhamdulillah di tempat2 itu selalu saya temukan kembali belahan jiwa saya ini..Hehe..

Cerita lain tentang kacamata saya,
Di kamer,saya pun sering naro asal,hehe..(terlihat sekali berantakannya)
ditambah,tumpukan buku dan kertas yang juga sering asal naro..
Lengkap sudah,kacamata saya yg imut ini sering tertutupi..
Walhasil,sering banget saya kehilangan belahan jiwa saya ini..
Sebelnya lagi,saya belum bisa juga mengikuti irama keberadaannya di kos baru ini,sehingga sering kali saya gelagapan cukup lama mencarinya..
Bahkan terkadang telat berangkat kuliah,gara2 berkutat di kamer mencarinya..
Alhamdulillah,walau memakan waktu lebih lama,tapi dia masih sering kembali ke pangkuan..

Cerita jaman SMA,
Dulu saya tidak seobsesive ini dengan kacamata,.Bahkan saya sering melepasnya,dan hidup masih nyaman tanpa dia.
Saya orang yang ceroboh,semua orang tau itu.Apalagi ibu saya,jadi saya selalu dibuatin 2 kacamata.Buat jaga2 kalau saya lupa dimana meletakkannya,atau mungkin kacamata saya kenapa2, masih ada kacamata satunya.
Nah,ceritanya pas masih awal menduduki bangku SMA, saya masih sering melepasnya dan hanya saya pakai kalau lagi belajar di kelas saja,selebihnya saya taro lagi d tempat kacamata dan dimasukin ke tas.
Tapi,ceritanya lain,pas hari itu,saya tidak menemukannya,dia benar2 musnah tak berbekas,.Sekeras apapun saya mengingatnya,saya tetap tak menemukan ujungnya.
Walhasih sampe saat ini dia tak kembali.
Alhamdulillah,ada satu lagi yg bisa dipake,jadi saya tetap bisa belajar dengan baik esoknya (ibu memang benar,hehe..)

cerita lainnya dan cerita terbaru,
Baru aja kemarin2 ini,.
Saya solat taraweh ceritanya,dan saya tidak nyaman kalo tidak memakai kacamata,jadi saya pakai dan saya letakkan d atas sajadah ketika mau solat.
Di musola tempat saya solat,cukup banyak anak2nya dan kebetulan,saat itu sebelah saya anak2.Anaknya diam,ngikut solat juga,tapi setengah2,kadang ditengah2 solat malah pergi ke temannya.
Saat itu,anak ini tiba2 lari melewati sajadah saya,dan..praaakk..(atau kleeekk..Apalah bunyinya) kacamataku terinjak..Hiks..Solatku jadi g khusyu'..
Setelah selesai,saya cek,Alhamdulillah g pecah..Tapiii...Ko jadi LEBAAARRR..Tangkainya pengok..
Huks,aku cuma bisa diam dan meratapi kacamatanya,,
g mungkin kalo tiba2 tak marahin dan tak jewer,.Anak kecil ma..Anaknya orang lagian..*salah saya itu naronya sembarangan.. :(

Alhamdulillah,ada kacamata satunya..
Tapiii...
Baru kemarin dia pun ngamuk..
Ceritanya gini,pas di kamer mandi,mau sikat gigi n cuci muka,saya taro deh dia di tempat yang cukup aman menurut saya,.Taunya..emang dasar udah waktunya buat ganti lensa kali,.Apa dia udah cape saya abaikan,.
Jadi,pas mau dipake,lensanya lepas dari bingkainya,dan..*praaank.. Jatuh deh..Dan tercerai berai..
Cukup sudah nasib saya..Saya tidak punya 3 kacamata masalahnya,jadilah tak ada yang menggantikan lagi..
Harus segera diobati,biar sembuh ni kalo gitu..
Sungguh tak nyaman hidup tanpanya,belahan jiwa saya.. :(
Semoga dia kembali secepatnya..Amin..