Wednesday, December 29, 2010

Secuplik Kisah: "Injeksi!"

“Aku sudah dewasa! Aku bukan lagi seorang anak-anak! Aku benci dianggap anak-anak terus! Aku ingin merantau!!”

Seorang tua setengah baya, memojokkan diri, mencari ketenangan, membuncahkan buliran air mata itu.

Mungkin hatinya sedang mencari-cari sendiri kesalahan-kesalahan apa yang telah diperbuat.

“Apa salahku? Kenapa ini yang terjadi. Aku hanya ingin yang terbaik untuknya. Aku tak mau membiarkannya kembali masuk lagi ke dalam jurang yang lebih dalam lagi. Tapi, kenapa jadinya seperti ini.”

Aku, hanya bisa menatap lesu. Melihat seorang tua setengah baya itu menangis menjauh. Aku, adalah penonton yang hanya bisa iba. Bukan dia, dia yang tampak layu dengan guratan tak berdaya pada wajahnya. Bukan dia, dia yang sedang tak kuasa menahan perih cobaan ini. ‘Tes..’ akhirnya.. jatuh juga air itu dari matanya yang menanar.

“Umurmu berapa? Kenapa kamu? Merasa sudah sangat dewasa kah?”



“aku bukan anak-anak lagi, aku sudah dewasa, aku ingin merantau kembali ke Sumatra. Bertemu Endri yang ntah sekarang sedang apa.”



“begitukah sikap seorang yang dewasa? Membentak orang tuamu yang telah membesarkanmu dengan sekuat tenaga? Begitukah yang namanya dewasa? Diminta untuk tidak merokok dulu, tapi tetap menyalakan api. Diminta duduk dulu, malah jalan-jalan merusuh sekitar. Diminta tenang, malah ngamuk-ngamuk dan kabur seperti itu.”

“orang tuamu itu sayang padamu. tidak mungkin menjerumuskanmu ke dalam hal yang merugikanmu. Bagaimana orang tua mu bisa melepasmu merantau, sementara kamu sendiri tidak bisa memegang kepercayaan yang orang tua mu berikan!”

“sudah dikasih kepercayaan, dikasih kesempatan untuk merantau. Tapi, tidak digunakan dengan baik, malah mabuk-mabukkan di sana. Itukah yang namanya dewasa?”

“janganlah seperti itu.. tenanglah dulu.. bicara baik-baik.. kalau tadi tidak bertingkah, kita tak perlu mengikatmu.. kalau tadi bisa tenang, kita tidak perlu memaksamu untuk bisa tertidur.”



“bukakan ikatan saya.. bukakan ikatan saya.. Bukakan ikatan saya.. saya tidak mau disuntik dan tinggal di sini lagi..”




“injeksi!”



Hening..

Membuat suara geretan tempat tidur itu semakin terdengar jelas..


Diazepam telah bekerja dalam pembuluh-pembuluh darahnya, mengalir dalam aliran vena, menyebar ke seluruh tubuhnya, membawanya ke dalam ketenangan mimpinya, dalam tidurnya yang tenang.

Obat anti psikotik yang telah ditegaknya 2 minggu ini, belum juga berefek pada perubahan tingkahnya. Alkohol dalam tubuhnya telah merusak sistem tubuhnya. Alkohol itu telah menjadi barier bagi obat-obat antipsikotik ini. Alkohol ini menjadikan pawang permusuhan antara tubuh dan obat antipsikotik yang seharusnya bisa menenangkan kelabilan jiwanya.

4 comments:

  1. Jadi kalo mudah panik itu karena kebanyakan minum alkohol ya..wkwkwk..C#

    ReplyDelete
  2. bukan..
    alkohol disini yang bikin obatnya g berefek..jadi bikin membal tubuhnya sama obat..jadi, dia tetep goncang jiwanya, walaupun udah dikasih obat biar jiwanya lebih tenang dan sehat lagi..
    gitu si setangkep aku..hihi..semoga g salah..

    ReplyDelete