Friday, October 28, 2011

satu setengah minggu lagi. Apakah ini akan menjadi akhir yang sebenar-benarnya? ataukah justru hanya sementara? *kuharap akhir yang sebenar-benarnya di sini.. *bismillah..

Sebuah MPJ dari Diri Ini

Saat menjumpai masalah yang bikin hati kalut dan tak ada tempat yang bisa diceritakan, maka hanya air mata yang mampu diri ini alirkan..
Saat kekesalan yang tak tersampaikan dan hanya hati yang mampu menampung, maka hanya air mata yang mampu diri ini sampaikan..

Saat air mata itu telah terjatuh, maka kelagaan telah tercurahkan, selanjutnya mudahlah bagi diri ini untuk menerima kenyataannya..
dengan air mata sebagai tumbalnya..

Ya.. mudah sekali hati ini tersentuh akan hal-hal yang sepele sekalipun..
Memang.. mudah sekali hati ini untuk kecewa..
Ya.. mudah memang hati ini untuk bersedih..

Tapi, cukup diri ini yang tau..
Kapan hati ini sedang terluka..
Dan apa yang membuat hati ini terluka..

Friday, October 21, 2011

Lupa Bales Euy..

Suatu pagi, iffa berkata padaku, ‘ma! Kata gisda, kamu susah banget dihubungin, smsnya g dibales-bales.’ Ternyata, usut punya usut, saya kelupaan bales sms dia. Dan, sepertinya bukan sekali saja aku begini dan bukan dia saja korbannya. Kata dia, ‘ima kalo ada perlu aja cepet smsnya, giliran disms balesnya lama’ haha.. sori dori mori ya gisda..

Kemudian, bukannya aku segera membales smsnya, aku malah lupa lagi. Dan, baru ingat saat nganggur nunggu operasi dimulai di OK. Ting! Belum bales sms gisda, segeralah saya sms dia, tidak lupa mengucapkan maap, haha..

Dengan baik hatinya dia berkata, ’ gpp, ima kan sibuk,,’

Wkwkwk.. kujelaskan duduk perkaranya, dan dia perbaiki smsnya, ‘kamu mah, ga mesti obsgyn ketoe susah dihubungi’

Haha.. iya, kuakui itu..
Aku emang suka lupa bales sms kalo sms yang masuk itu bertepatan dengan aku sedang ada kerjaan. Ada berapa banyak ya korban dari ketidakfokusanku itu. Biasanya, kalau smsnya berasa penting banget, aku ingat lagi pas kosong, dan segera membalasnya, tapi ternyata lebih sering g ingetnya. Hehe.. ^^v Sampai akhirnya, kadang saya jadi bukain inbox dan ngecekin satu-satu lagi. Dan dari sana, saya jadi tau ternyata eh ternyata sering juga saya melakukan kedodolan tersebut pada teman-teman saya. Haha..

“aneh ngeliat mba ngambilin pispot”

Wkwkwk.. baru tau saya, ternyata saya dibilang aneh gara-gara ngambilin pispot untuk pasien. Jadi, seperti yang telah saya ceritakan di postingan sebelum ini, “dan di sini saya sekarang”

Di sini bener-bener hawa bersahabat yang saya rasakan, ngobrol dengan mbak-mbak dari akbid dari akper, punya temen baru banyak. Kalau di Kariadi, boro-boro bisa ngobrol bareng mbak-mbak akper atau akbid kaya gini. Di sana, kita pasti udah disuruh kemana-mana dan sekalinya balik rasanya pengen istirahat aja. Tapi, pas kosong pun sukanya nggak liat mereka, pada kerja sendiri-sendiri dan punya tempat sendiri-sendiri jadi jarang sekali ngebaur dengan mereka. Kalo di sini, ya kita selalu bersama dalam menunggu pasien dalam melayani pasien. Di sini, mereka selalu bersedia membantu, kalo ada pasien baru mereka mau bantuin nensi, ngukur-ngukur, dsb. Kalau pasien ingin buang air kecil, mereka siap sedia bawain pispot, mereka juga selalu bersih-bersih pasien dan tempat tidur.

Saya yang memang biasa wara-wiri di Kariadi, biasa menjadi pelayan ibu hamil, biasa untuk disuruh-suruh. Jadi, agak aneh rasanya hanya diam dan melihat mbak-mbak itu yang murni ngelayanin pasien. Aneh juga rasanya kalau pasien ingin buang air kecil terus saya malah menyuruh mereka ambil pispot. Berasa apa aja kalau sampai saya melakukannya. Ya, kalau pas saya yang mendengar pasiennya minta buang air kecil, ya otomatis to saya pula yang ambilin pispot. Nah, ternyata saya dianggap aneh. Kata mereka, ‘itu biasanya kita mbak yang ngerjain.’ Saya ketawa mendengarnya, terus saya bilang aja, ‘saya sudah biasa, mba, melakukan ini.’

Sebenernya, banyak lagi cerita-cerita kita bersama mereka. Cerita tentang tugas bidan, cerita tentang sekolah kedokteran. Yah saling sharing aja. Terus, paling sebel kalo mereka udah tanya-tanya patofisiologi, haha. Pasti aku juga bingung sendiri, sama-sama nggak bisanya soalnya.

Senengnya lagi, di sini, kami akrab dengan para CS nya. Karena keseharian kita sama mereka juga sih ya. Aku suka melihat kerja keras mereka, benar-benar maksimal banget dalam menjadikan VK RS ini menjadi tetap bersih, wangi, dan tetap adeeem.. hehe.. Suka banget pokoknya sama VK RS ini, bener-bener bagus walaupun untuk pelayanan kelas III nya. Acungin jempol!!

Tapi, agak tidak suka dengan beberapa petugas OK nya. Apalagi kejadian pagi hari ini yang... hampir membuatku menangis. Yah, tapi itu bisa menutupi semua kebaikan di Rumah Sakit ini kok, hehe..

Wednesday, October 19, 2011

Basa-Basi Itu Perlu..

Saat saya sedang membeli makan malam di pujasera rumah sakit tempat saya menimba ilmu saat ini, tiba-tiba, seorang anak kecil menyapa saya tanpa sungkan. Saya taksir anak ini masih SD kelas empatan.

“mba! beli sego goreng?”

Heh.. saya kaget awalnya, kemudian saya pun menjawab,

“iya”

Kemudian dia kembali bertanya, “pedes?”

“iya” jawabku, masih terheran-heran.

“Sama. Saya juga pesen pedes.” Dia kembali menanggapi jawaban saya. Dia pun kemudian berbicara lagi pada saya,

“mba, tahu bakso yang didepan mba itu, enak lo mba, Cuma 1500 lagi.”

Makin bingung saya menghadapi anak ini, bukan anak biasa. Pikirku. Dan saya hanya menanggapi dengan,

“oh ya, emang kenapa?”

Haha.. datar bener..

Heran, itulah yang saya rasakan. Seorang anak kecil yang pada umumnya justru ditegur oleh orang dewasa, ini justru menegur orang dewasa. Dulu, saya menjadi anak kecil yang diam kalo tidak ditanya, dan lambat laun, saat saya semakin menyadari bahwa saya justru sudah jauh lebih dewasa, dari segi usia. Saya mulai membuka diri pada lingkungan, saya mulai menjadi orang dewasa yang senantiasa menegur, bukan lagi anak kecil yang diam kalau tidak ditanya.

Masih dalam keadaan heran, saya tak kalah bertanya banyak hal pada anak ini,
“ngapain adeknya di sini?”

“beli sego goreng”

*haiissss.. lah tau itu mah, jelas-jelas adeknya bilang sendiri. Tapi, maksudnya ngapain ada di rumah sakit ini, dek...
Mungkin memang pertanyaanku yang sulit dicerna maksudnya untuk bocah polos macam dia. Harus diperbaiki kalo gitu.

“rumahnya dimana?”

“bla bla bla”

“kok sendiri?”

“sama bapak”

“sekarang bapaknya dimana?”

“nemenin ibu sakit”

*hyaaaa... ini jawaban yang saya cari dari anak ini, ternyata dia di sini karena ibunya sakit. Okeh okeh. Tadi saya salah tanya ternyata, anak ini terlalu pintar. Kalo ditanya di sini ngapain? Ya benar, jawabannya beli sego goreng. Hehe. Coba nanyanya di rumah sakit ini ngapain? Adeknya pasti makin bingung. Soalnya setelah saya tanya lebih ribet, adeknya bingung jawabnya. Haha.

Kemudian dilanjutkan dengan sedikit basa-basi lagi dan akhirnya, pesanan kami jadi.

Saya belajar satu hal dari anak ini, ternyata berbasa-basi dengan menegur itu perlu.

Monday, October 17, 2011

masa lalu tak bisa kembali bukan? ya.. tak ada lagi masa lalu itu..

Dan, Di Sini Saya Sekarang..

Alhamdulillah, ada di Rumah Sakit ini sungguh bagaikan terlepas dari penjara Kariadi. Stase obsgyn telah menjadikan hari-hariku di sebulan terakhir ini terikat di Kariadi. Sebulan terakhir ini, kosanku berasa tak bertuan. Hanya kukunjungi sebentar, untuk mandi, ambil baju, sedikit menghela napas panjang. Jadi, seperti kosanku berpindah ke Kariadi. hampir 75% hari-hariku kuhabiskan di Rumah Sakit ini. Yap, Kariadi, bagaikan rumah kedua ku saat ini. Bagaikan penjara dunia bagiku. Ingin sekali bisa terlepas dari sini.

Dan, di sinilah saya sekarang. RS Tugu. Merefresh segala kepenatan dan kebuntuan otak yang akibat perasan aktivitas otak, fisik, dan psikisku yang berlebih dan monoton, selama lebih dari sebulan terakhir ini. Di sini, setidaknya, tak ada mata-mata yang selalu mengawasi gerak gerik kami, di sini setidaknya tak ada yang membatasi hak kami, di sini setidaknya kami belajar untuk sepenuhnya memiliki, memiliki pasien, tanpa hanya sekedar menjadi pesuruh. Di sini kami dilibatkan seutuhnya, kami seperti orang yang dihargai keberadaannya untuk melakukan sikap.

Dan, di sini saya bisa kemali menikmati tidur yang layak dan cukup. Tidur beralaskan kasur, terlentang dan bisa berjam-jam, bukan sekedar setengah tidur sambil duduk yang baru mengejamkan mata sedikit tiba-tiba sudah ada yang harus dikerjakan, bukan tidur yang dilakukan sambil berdiri bahkan jalan saking tidak sanggupnya untuk tetap terjaga, bukan tidur yang diperoleh dari curi-curi sambil menunggu konsulan interna maupun anastesi.

Dan, di RS Tugu ini, setidaknya saya dapat menikmati makan, setidaknya 2 kali sehari. Di sini, terbuka luas waktu kami untuk makan. Dan terbuka luas kesempatan untuk memilih makanan yang beranekaragam. Hehe. Sangat beraneka ragam makanan di Kantin Tugu ini. Dan yang paling mantap adalah, di sini terjual es krim campina favorit saya. Hanya tinggal jalan sedikit saja dari ruang bersalin yang sekaligus menjadi tempat istirahat kami di sini, sampailah di kantin, dan bisa sesuka hati beli es krim. :)

Hm.. Di sini, saya benar-benar mengikuti perjalanan persalinan seorang ibu. Dan benar-benar memahami kemajuan persalinan seorang pasien. Yap, di sini saya merasakan hawa kebebasan.

Tapi, akhir dari di sini, saya harus menghadapi kenyataan kembali. Kembali ke Kariadi, kembali hidup di sana bersama kesuramannya. Bersama kepenatan menghadapi ujian yang tak disangka-sangka hampir tiba.

Sunday, October 9, 2011

Rasanya... Saya Belajar..

Rasanya..
Baru kemarin saya menginjakkan kaki di UGD kebidanan, anamnesis dan pf pasien baru datang.
Start yang mengagetkan tanpa skill yang cukup.
Bak orang buta yang sedang berjalan saja, meraba-raba..
Jadi belajar banyak hal untuk bekal selanjutnya.


Rasanya..
Baru kemarin saya keliling bangsal, mendata, memotivasi, menawarkan penggunaan KB pada pasien-pasien antepartum, menyuntikkannya bila mereka ingin KB suntik.
Bak penjaja KB saja..

Rasanya..
Baru kemarin saya standby setiap malam selama seminggu di kamar bersalin, diremes-remes ibu hamil, ngambilin pispot, ngambilin minum, manggilin keluarganya, nyuci plasenta.
Bak pelayan ibu hamil saja..

Rasanya..
Baru kemarin saya datang pagi-pagi buta dan pulang saat senja hampir menjelang, memfollow up pasien-pasien yang sebagian besar dengan keganasan, membuat CM baru mereka, disuruh-suruh ke sana kemari, konsul-konsul, EKG, pinjam CM, disalah-salahi.
Bak pelayan residen dan bidannya saja..

Tapi, harus saya akui, saya belajar banyak dari ini semua. Justru dari mereka semua saya mendapatkan ilmu.

Namun.. begitu banyak kesempatan untuk belajar hilang hanya karena saya kelelahan. Miris sekali rasanya.

Dan saya belajar untuk tetap bertahan di step berikutnya..
Senior!! Senior atas indikasi waktu..


Thursday, October 6, 2011

Nyanyian Sunyi

Sebuah nada yang tak tersampaikan..
Tak beralun pada satu nyanyian cinta..

Sebuah kehampaan..
Sebuah kesunyian nada..

Tak ada rasa manis, coklatnya gula jawa..
Atau rasa manis, putihnya gula pasir..

Hanya ada sebuah kehambaran rasa..
yang tercipta dari legitnya siang..

Hanya ada sebaris nyanyian duka..
yang mengiringi dinginnya malam..

ternyataaaa... lama tidak buka MP, sekarang tampilannya berubah ya.. :)