Monday, December 5, 2011

Petualangan Jaga Terakhir: Pencarian 3 Anak Kunci

insyaAllah, semalem adalah jaga terakhir di stase ini! aamiin..

Jaga kesekian bareng Nae. Alhamdulillah semalem tidak ada pasien gawat yang harus dibagging (resusitasi napas dengan ambubag) yang mana membutuhkan tenaga kita. Jadi, bisa dibilang cukup aman. Pengawasan per 3 jam di bangsal HND Neuro dan pastinya pengawasan di unit stroke per 2 jam. Semuanya dilakukan secara bergantian.

Nah.. Waktu menunjukkan pukul 22.00, waktunya untuk pengawasan berikutnya di unit stroke. Karena bangsal neuro dalam keadaan aman ditambah malam yang semakin larut, pengawasan kali ini kami lakukan berdua, aku dan Nae. Kami berjalan, melewati lorong-lorong, melewati UGD, dan sampailah di bangsal unit stroke, perjalanan yang cukup jauh memang. Sebelumnya, aku naik sepeda karena sendirian. Senang sekali rasanya kalau jaga disuruh keluar bangsal pake sepeda! haha.. Tapi, karena berdua, maka kami mengalah untuk jalan. Sebelumnya, saya sudah puas kok jalan-jalan naik sepeda. Hehe.

Biasanya, kami sering diminta untuk menginap saja di ruang perawatan unit stroke, dari pada kami capek bolak-balik, apalagi kalau sudah malam, di atas jam 00.00 pintu unit stroke dikunci sehingga harus mengganggu dengan bell. Tapi, selalu saja kami menolak untuk tidur di sana. Tempatnya memang asik, berAC dan ada TV. Tapi, sepi karena kalau nginep di sana mesti sendirian, g boleh berdua, kan krik..krik.. jadinya. Selain itu, tidak bisa tidur rebahan, hehe. Nah, begitu juga dengan jaga kali ini, perintah menginap langsung dimandatkan oleh residen neuro yang jaga di unit stroke. Beliau kebetulan adalah residen pembimbingku selama di neuro. Lalu, kami lakukan segala bentuk penawaran agar kami tak perlu tinggal dan menginap di ruang perawatan unit stroke. Dan.. tarrrraaaaaa... berhasil.. berhasil.. Hore!!

Menurut beliau, biasanya pun koas memang tidak menginap di sana. Ternyata, beliau pun diminta oleh perawatnya. Akhirnya, beliau memberikan ide kepada kami, kalau begitu, kamu lewat poli stroke saja, biar tidak perlu mengganggu dengan bell. Nanti kamu lewat lift, turun ke bawah, terus bla..bla..bla.. Jujur saya tidak mudeng waktu itu karena saya belum pernah sama sekali lewat poli stroke, posisi poli dimana pun saya tidak tahu. Jadilah, saya hanya bengong-bengong dan berharap Nae mengetahui petunjuk yang beliau sampaikan. Beliau kemudian memberikan 3 kunci dimana kunci tersebut untuk menembus ruangan poli menuju jalan keluar melalui 3 pintu yang pun samar dimana lokasinya. Baiklah, sambil menunggu pengawasan berikutnya jam 00.00, kami memutuskan untuk berkelana terlebih dahulu, memastikan bahwa kunci tersebut bisa membawa kami keluar unit stroke tanpa harus melewati pintu utama ruang perawatan unit stroke. Yap!

Petualangan di tengah malam kami mulai dari ruang perawatan unit stroke menuju poli stroke lewat lift. Ting tong. Sampailah kami di lantai satu, poli unit stroke. Sepi dan tak ada orang sama sekali. Semua pintu terkunci. Kami mulai bingung memilih pintu mana pemilik kunci-kunci ini. Satu per satu kami coba. Tak ada, tak ada kunci yang cocok dengan sang pintu. Hm.. kami mulai meragukan, apakah residenku tidak salah memberikan kunci?

Kami tak kehabisan ide! Kami coba cara lain, kami cari tembusan poli stroke ini. Sekarang, kami mencoba dari luar. Hm.. kami mengintip jalan keluar, melihat dan menerka dimana posisi poli stroke ini dan dari arah mana tempat ini bisa dijangkau?

Kami coba kembali ke ruang perawatan stroke dan mencoba keluar melewati pintu samping tempat kami masuk ke sini. Ups.. tidak berujung ke poli ternyata. Di depan kami, itulah poli unit stroke. Hm, kami berpikir, bagaimana bisa ke sana. Ini memang bukan wilayah kami, jarang kami ke sini, kalau bukan hannya untuk pengawasan pasien stroke, tak mungkin kami menginjakkan kaki di sini. Yap, akhirnya kami tiba di tempat yang kami tuju. Poli unit stroke. Kami jumpai satu pintu, langsung tanpa pikir kami masukkan satu per satu kunci-kunci yang kami pegang. Tak ada yang cocok! Sementara tempat ini semakin hening saja, hanya ada suara kita yang berisik. Rasanya, kami seperti penyusup saja. Tidak nyaman. Kemudian, kami telusuri tembok-tembok yang membatasinya. Hingga kami temui lagi sebuah pintu dengan ruangan yang menyala di dalamnya. Kami tak menyerah untuk mencobanya. Tarrraaaaaaa... berhasil..berhasil..horeee!!

Krek, terdengar suara kunci yang bertemu dengan pasangannya. Pintu pun terbuka. Ups. Ternyata ini menembus ruang jaga residen. Sebuah ruangan dengan pintu lagi di depanya. Lengkap dengan kasur, AC, TV dan dispenser beserta minuman tersedia di sini. Wow, kami tergoda, kami tergoda untuk merebahkan diri sejenak. Ingin rasanya kami tidur saja di sini. Toh, tak ada yang tau posisi kami. Toh, kunci ini ada di kami. Dan toh toh lainnya sebagai pembelaan kami. Sampai akhirnya, kami tersadar, kami segan untuk berlama-lama di sini. Rasanya bukan hak kami ada di sini, kami hanya diberikan kunci untuk melewati ruangan ini, bukan menempati ruangan ini. Hehe. Sayang sekali, harusnya residenku menawarkan tempat ini untuk istirahat kami, toh beliau tidak memakainya. Hehe.

Akhirnya, kembali kami melanjutkan perjalanan. Yipppiiiiieeee... tembus poli stroke! Akhirnya, kami temukan juga pemilik kunci-kunci ini. Dan kami pun menuju lift untuk naik ke lantai 2 menuju ruang perawatan unit stroke. Waktu menunjukkan hampir pukul 00.00 dan kami pun kembali pengawasan pasien di sana. Selesai itu, kami pun pamit. Kembali menuju bangsal saraf. Hwaaaaa... petualangan seru sekali rasanya. Pencarian 3 anak kunci!

02-12-2011

2 comments:

  1. hmmm...kalau petualangan dengan 3 anak kunci ini dilakukan sendirian berani tak? :-)

    ReplyDelete
  2. hehe... iya ni.. kalo sendiri.. hm.. rasa-rasanya belum tentu berani dok.. :)

    ReplyDelete