Saturday, March 26, 2011

Senja yang Merona dari Balik Jendela




Pemandangan yang sering saya jumpai dari balik tirai kamarku..di pergantian siang dan malam..

Wednesday, March 23, 2011

Bayang-Bayang Diantara Simpul yang Nyata dan Dusta..


"Orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta."



-daun yang jatuh tak pernah membenci angin-

Hidup Harus Menerima

"Bahwa hidup harus menerima...penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti...pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami...pemahaman yang tulus.  Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan."

"Gemetar menatap gelapnya masa depan. Takut bercermin pada masa lalu yang getir."

"Tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah ke mana. Dan kami akan mengerti, kami akan memahami.. dan kami akan menerima."


-daun yang jatuh tak pernah membeci angin-

"kapan pulang?" lantunan pertanyaan yang sangat menyesakkan..tak sanggup kutapis..membuatku ingin sekali melaju dan segera menggapai jawaban itu.. tapi kapan? aku pun tak tahu jawabannya..

Tuesday, March 22, 2011

Kita Tak Akan Pernah Tau Apa yang Akan Terjadi Setelah Ini..Esok..Lusa..dan Berikutnya..


Kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi setelah ini..esok..lusa..dan berikutnya..

Mata itu berlinang..
Menahan cucuran air mata..
Ada resah dalam jiwa..
Ada ragu dalam tanya..
Ada takut merambah rasa..


Hanya mampu terucap kata, yang sangat sulit keluar, dari lidah yang pelu..
“Berdo’alah..kami berusaha..namun, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi setelahnya..
Karena semua rahasiaNya.. apapun bisa terjadi dengan kehendakNya..kami tetap berusaha memberikan yang terbaik untuknya..”

Cukup!

Mata ini tak kuasa bertahan..
Tak kuasa untuk terus ada di sana..
Sebelum air jatuh menyucur..
Menatap mata-mata yang berkaca..

Seketika itu beranjak..
Memohon pamit, dan berlalu..


Kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi setelah ini..esok..lusa..dan berikutnya..

Friday, March 18, 2011

Iseng-Iseng..Terus Nyoba-Nyoba..

Iseng-iseng ikutan tes kepribadian, dan.. inilah hasilnya.. Boleh percaya boleh tidak.. karena saya sendiri pun tidak percaya kok kalo sifat saya seperti ini.. sifat saya ini tidak bisa ditebak soalnya.. hehe..

Tipe Pelaku Peka adalah orang-orang yang lembut, rendah hati, dan pendiam. Mereka menangani kehidupan sehari-hari dengan baik dan menyukai keleluasaan pribadi mereka. (aamiin)  Dengan sifat optimis dan tidak banyak bicara (ups..tidak banyak bicara..), mereka juga adalah pendengar yang baik yang sering dicari orang dan orang lain merasa nyaman ditemani mereka. Singkatnya, tipe ini adalah yang paling mudah disukai dan paling ramah di antara semua tipe kepribadian. (aamiin)  Toleransi dan sikap hormat kepada orang lain membuat kepribadian mereka menonjol. Mereka sangat penuh kasih sayang, murah hati, dan selalu bersedia membantu. (bukannya saya galak dan sangat menyebalkan yah..) Mereka terbuka dan tertarik pada segala hal baru atau yang tidak diketahui oleh mereka. (masa si??) Namun demikian, jika sistem nilai dalam diri atau perasaan keadilan mereka dilukai, tipe Pelaku Peka dapat sekonyong-konyong dan secara mengejutkan menjadi keras dan tegas. (sepertinya iya..)

Tipe Pelaku Peka menikmati kenyamanan kehidupan sebaik-baiknya. Mereka sangat bahagia dalam kehidupan sehari-hari. Tipe Pelaku Peka biasanya seniman berbakat atau perajin yang amat trampil. Kreativitas, imajinasi, dan terutama persepsi yang tajam hanya sedikit dari kekuatan mereka. (beuh..masa iya..dulu nilai seni dan kerajinan saya standar-standar aja ah..) Tipe Pelaku Peka sangat berorientasi pada kekinian; perencanaan jangka panjang dan persiapan tidak menarik bagi mereka. (bukan tidak menarik, sering kali gagal melaksanakannya..jadi..biarkan berjalan..dengan kesiapan tentunya..) Mereka menghadapi hidup sebagaimana datangnya dan bereaksi dengan luwes terhadap tuntutan sehari-hari. Mereka tidak menyukai terlalu banyak rutinitas dan hal-hal yang bisa ditebak. Bakat mereka muncul ke permukaan ketika proses pekerjaan beragam dan tidak ada banyak aturan. (yap..saya tidak suka diatur-atur memang..) Tipe Pelaku Peka suka bekerja sendiri; jika mereka menjadi bagian dari tim, mereka tidak terlibat dalam permainan persaingan atau kekuasaan dan lebih memilih hidup dan bekerja sama secara harmonis dan terbuka. (ya begitulah..kadang saya lebih senang mengalah saja)

Tipe Pelaku Peka sangat puas dengan lingkaran pertemanan yang kecil namun akrab karena kebutuhan kontak sosial mereka tidak terlalu besar. Di sini mereka juga menghindari konflik – pertengkaran dan perselisihan menimbulkan cukup banyak ketegangan bagi mereka. (may be.. yang pasti saya memang bukan tipe orang yang terkenal.. tidak banyak yang kenal saya maksudnya..) Tipe Pelaku Peka biasanya sangat menyukai binatang dan sangat pandai berhadapan dengan anak kecil. (wiii...suka banget..tapi g ahli perasaan) Sebagai pasangan, tipe ini setia dan dapat diandalkan serta bersedia mencurahkan diri ke dalam suatu hubungan. (aamiin..) Saling menghargai dan toleransi sangat penting bagi tipe Pelaku Peka. Kecintaan mereka terhadap kesenangan menjadikan mereka teman yang menyenangkan yang dengan mereka seseorang dapat mengalami saat-saat yang intens. (aamiin..) Mereka suka memperlakukan pasangan mereka dengan penuh perhatian, memberi mereka hadiah-hadiah kecil, dan sangat peka terhadap kebutuhan-kebutuhan pasangannya – seringnya lebih dibanding terhadap kebutuhan mereka sendiri.(aamiin..) Namun demikian, jika mereka bertemu orang yang salah, mereka memiliki risiko dimanfaatkan. Mereka akan mengalami kekecewaan mendalam jika itu terjadi.(semoga tidak ada yang berniat jahat sama saya..)

Thursday, March 17, 2011

Ketika Subjektivitas Mendominasi, Ketakadilan pun Mengikuti..

"Permisi mba! "

"Kok cuma mba?!"
Itu komentar temen saya yang laki-laki, ketika kami rame-rame lewat di segerombolan pasien laki-laki. Kalau kami lewat pasti mereka nyeletuk, pagi mba.. Siang mba.. Sore mba.. Atau permisi mba.. Atau ekstrimnya ngajak kenalan.
Apa sajalah..yang pasti berupa sapaan tapi ditujukan hanya pda mba! Haha..
Waktu mendengar reaksi temen saya ini, saya jadi tertawa puas. Dan jadi tersadar, iya juga ya..kok cuma mba? Padahal ada mas2 juga lo yang lewat. Hihi..
(ini pengalaman waktu di rumah sakit jiwa dulu..)

Lalu saya menjawab dalam hati! Karena begitulah laki-laki. Mereka emang mudah tertariknya pada perempuan, jadi kecondongan dalam hidupnya pun perempuan. Fokus mereka pun perempuan.

Kalau boleh saya bilang, laki-laki itu akan lebih lunak dengan perempuan. Begitu juga di lingkungan yang harusnya objektivitas bermain. Banyak sekali gosip-gosip beredar, bahwa dosen tertentu yang jenis kelaminnya laki-laki, ketika memberi nilai secara subjektif, maka akan lebih spesial untuk mahasiswanya yang perempuan (tidak semua seperti ini, tapi cukup banyak yang kujumpai seperti ini). Biasanya akan lebih bisa mentolerir ketidaktahuan mahasiswanya jika perempuan, dan akan sangat tidak mentolerir jika mahasiswanya laki-laki, seperti lebih gampang terkesitasi kalau sama laki-laki dibandingkan perempuan. Rasanya, kalau mahasiswanya perempuan, maka nilai ambang untuk tereksitasi menjadi tinggi sekali.

Saya sensng menyebutnya.. “semua laki-laki itu sama saja.. mudah menggoda dan tergoda dengan perempuan.. hanya pengendalian dirinya lah yang membedakan diantaranya..”

Bukan cuma laki-laki, sesungguhnya pun perempuan juga sama saja. Akan lebih lunak dengan laki-laki. Akan lebih mudah terrpengaruh dengan laki-laki. Perempuan itu menjadi lemah kalau di depan laki-laki. Tak jarang aku mendengar kata-kata, kalau dengan dosen ini, ntar laki-laki yg didepan ya. Biar g marah-marah. Kalo ujian dengan dosen ini, kalau laki-laki paling g ditanya macem-macem. Atau ada juga yang mentang-mentang dia laki-laki, jadi boleh absen walaupun telat hampir setengah jam, lagi-lagi karena yang memegang absen perempuan. Kembali..subjektivitas mendominasi. Sebegitunyakah.. (lagi-lagi..saya katakan tidak  semua seperti ini).

Di multiply banyak yang begitu juga tidak yah.. laki-laki lebih senang bertandang di rumahnya perempuan, dan perempuan senang bertandang di rumah laki-laki.. saya tidak tahu, hanya masing-masing individulah yang bisa menjawabnya..

Hm..
Ini pun sebuah subjektivitas, karena hidup kita emang penuh dengan subjktivitas. Semoga kita tidak masuk ke dalam golongan orang-orang yang tidak berbuat adil karena subjektivitas kita.

si hipo disemutin.. emang hipo manis ya.. kok semut mpe doyan gitu.. :(

Cerita Si Kuning

Kuning. Orang berbaju putih itu menyebutnya ikterik neonatologis. Itulah yang sekarang saya alami. Saya ini, anak yang lahir dari seorang ibu yang masih muda, lahir ditolong dokter dan cukup bulan 38 minggu. Lahir-lahir nongol di dunia, eh kok saya warnanya kuning. Padahal kan teman-teman saya yang lain warnanya pink. Kuning ini juga digolong-golongkan. Penggolongannya itu berdasarkan kriteria kremer, sepertinya tuan kremer ini telah menemukan istilah baru yang katanya si memudahkan dalam penilaian klinis. Jika, saya kuning di kepala leher saja, maka saya tergolong kremer 1. Jika sampai dada saya yang kuning, maka saya tergolong kremer 2. Kalau sampai perut dan lengan atas serta paha saya pun kuning, saya jadi tergolong kremer 3. Kalau lengan bawah saya serta tungkai bawah yang sudah kena, saya digolongkan kremer 4. Kalau telapak-telapak tangan dan kaki saya sudah kuning-kuning juga, maka saya telah masuk ke dalam golongan kremer 5. Ini berarti saya sudah semakin parah.

Katanya, saya disuruh minum yang banyak, jika ini adalah kuning yang sama dengan teman-teman seusia saya lainnya, maka kuning saya akan sembuh. Lagi-lagi mereka mengistilahkan istilah aneh, ikterus neonatorum fisiologis. Tapi, kalau ternyata saya kuning yang khusus, dimana teman-teman saya lainnya tidak mungkin mengalami hal serupa, maka saya dibilangnya mengidap ikterus neonatorum patologis. Apa bedanya fisiologis dengan patologis? Toh saya tetap kuning. Mereka terlalu banyak memberikan istilah aneh, membuat saya bertambah pusing, padahal saya sudah pusing dengan kuningnya tubuh ini.

Katanya si, semua itu tergantung dari waktu kuning di tubuh saya muncul, terus juga tergantung dari kadar suatu zat yang namanya pun asing di telinga saya. Maklum..saya kan orang baru di dunia ini. Hm..Bilirubin! yap bilirubin. Saya mendengar mereka menyebut-nyebut kata bilirubin tadi. Katanya, bilirubin saya tinggi.  Kalau kuning ini sudah muncul pada hari pertama kelahiran saya, maka saya dikatakan ikterus neonatorum patologis berapapun kadar bilirubin dalam tubuhku. Tapi, kalau munculnya bukan hari pertama, tapi bilirubin total ku mencapai lebih dari sama dengan 13 (karena saya lahir cukup bulan) atau ada peningkatan kadar bilirubin total lebih dari 5 dalam 24 jam. Selain tiu, jika bilirubin yang sudah dikonjugasinya lebih dari 2, bisa juga kalau kuning pada tubuh saya ini menetap selama seminggu lebih, maka saya dikatakan ikterus neonatorum patologis. Hm.. patologis, berarti katanya tidak normal, maka tidak cukup hanya pemberian air minum yang banyak saja. Perlu yang namanya penyinaran khusus dilakukan. Pantas saja, saya selalu diberikan cahaya lampu setiap harinya, mata saya mereka tutupi dengan kasa, gelap sekali rasanya. Orang-orang berbaju putih itu mengistilahkan penyinaran dengan lampu ini sebagai fototerapi. Sebenarnya, yang mengalami ikterus neonatorum fisiologis juga tetap dilakukan fototerapi seperti saya ini, jika ternyata kadar bilirubin totalnya lebih dari sama dengan 15 untuk teman-teman saya yang lahirnya sama seperti saya, cukup bulan, antara 37 sampai 42 minggu. Tapi, kalau teman-teman saya lehirnya kurang bulan, tidak sampai usia kehamilan ibu mereka 37 minggu, maka bilirubin lebih dari sama dengan 10 saja sudah harus di fototerapi. Jika, kadar bilirubin saya sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 20, maka sudah harus dilakukan transfusi tukar, untuk menggantikan darah lama yang ada ditubuh saya dengan darah baru dari orang lain untuk saya, hm.. darah donor maksud saya.

Oiya, bilirubin yang tinggi di sini memang bilirubin totalnya, tapi dengan dominasi dari bilirubin indireknya. Jika bilirubin direk yang lebih tinggi, maka saya tidak bisa lagi dikatakan sebagai ikterus, karena bisa jadi justru ada hambatan dalam pengaliran bilirubin yang sudah dikonjugasi ini, misalnya ada hambatan di duktus koledokusnya, biasanya si orang-orang mengistilahkannya dengan kolestasis. Dengan pemeriksaan sederhana, kolestasis bisa ditegakkan dari pemeriksaan feses tiga porsi, yang dilakukan dalam 24 jam, dicek tiap 8 jam, apakah ada kondisi feses yang berwarna dempul, maksudnya feses dempul di sini adalah, feses akolik, warnanya pucat keputihan dengan diselubungi fese normal pada umumnya.

Penangan saya, harus segera dilakukan, jika tidak, lambat laun, saya bisa semakin parah, bisa menyebabkan komplikasi yang lebih fatal. Kern ikterus. Masa dimana, bilirubin indirek ini pergi ke otak, melewati sawar-sawar darah yang ada di otak dan menyerang organ vital tersebut. Hanya bilirubin yang indirek yang bisa melewati sawar darah otak ini.  

Wednesday, March 16, 2011

Satu Raga Dua Jiwa

Kau bagian dariku..
Aku bagian darimu..
Jantung kita bersatu..
Walau paru kita berbeda..

Kalau aku sesak..
Lambat laun kau pun akan sesak..
Kalau aku kehilangan darah..
Maka, kau pun akan menyusulnya..

Karena kau, memberikan sebagian oksigenmu untukku..
Karena kau, memberikan sebagian darahmu untukku..

#

Aku makan makananmu..
Dan kau makan makananku..

Walaupun mulut kita berbeda..
Tapi bermuara pada lambung yang sama
Dan diolah pada usus yang sama..
kemudian..
Berakhir pada anus yang berbeda..

#

Tanganku..tanganku..
Tanganmu..tanganmu..
Kakiku..kakiku..
Kakimu..kakimu..
Tapi badanku..badanmu..

Maka kita..

Kita akan selalu bersama..
Bahkan sejak di dalam rahim ibu..

Hingga..

Tuhan pun menghendaki kita tetap bersama..
Bertemu denganNya..

#

Maafkan aku,
Ikut membawamu bertemu dengan Tuhan kita..
Walau kita dua, tapi kita ditakdirkan untuk bersama..
Dalam diri yang satu..

#

Mungkin mereka semua mengiba..
Tapi kita tidak mengiba..

Kita bersyukur,
tidak sempat melihat dunia yang gemerlap..
tidak perlu menelan kepahitan dunia..

Kita cukup merasakan tinggal bersama ibu..
Walaupun gelap..
Tapi, kita aman..karena ada bersama ibu..

#

Mari kita pergi..meninggalkan dunia yang sempat kita cicipi sehari saja..
Bersama..
Dalam satu raga..
Walau kita jiwa yang berbeda..

Satu Raga Dua Jiwa

Kau bagian dariku..
Aku juga bagian darimu..
Jantung kita telah bersatu..
Walau paru kita berpisah..

Otak kita memang berbeda..
Bekerja untuk dua fungsi yang berbeda..
Tapi satu tujuannya..
Keberadaan kita di dunia..
Dalam satu raga..dua jiwa..

Kalau aku sesak..
Lambat laun kau pun akan sesak..
Kalau aku kehilangan darah..
Maka, kau pun akan menyusulnya..

Karena kau, memberikan sebagian oksigenmu untukku..
Karena kau, memberikan sebagian darahmu untukku..
Otak kita lah yang bekerja sama..
Membuat keduanya berjalan bersama..
Agar kita bertahan di dunia..
dengan Tuhan kita sebagai operatornya..

===

Aku makan makananmu..
Dan kau makan makananku..

Walaupun mulut kita berbeda..
Tapi bermuara pada lambung yang sama..
Diolah pada usus yang sama..
kemudian..
Berpisah di anus yang berbeda..

===

Tanganku..tanganku..
Tanganmu..tanganmu..
Kakiku..kakiku..
Kakimu..kakimu..
Tapi badanku..badanmu..

Maka kita..

Kita akan selalu bersama..
Bahkan sejak di dalam rahim ibu..

Hingga..

Tuhan pun menghendaki kita tetap bersama..
Bertemu denganNya..

===

Maafkan aku,
Ikut membawamu bertemu dengan Tuhan kita..
Walau kita dua, tapi kita ditakdirkan bersama..
Dalam diri yang satu..

===

Mungkin mereka semua mengiba..
Tapi kita tidak mengiba..
Kita bersyukur,
 tidak sempat melihat dunia yang gemerlap..
tidak perlu menelan kepahitan dunia..

Kita cukup merasakan tinggal bersama ibu..
Walaupun gelap..
Tapi, kita aman..karena ada bersama ibu..

===

Mari kita pergi..
Meninggalkan dunia yang sempat kita cicipi sehari saja..
Bersama..
Dalam satu raga..
Walau kita jiwa yang berbeda..

Sunday, March 13, 2011

Sebuah Kisah Ketakberdayaan..

Jaga hari libur adalah hal yang paling kusukai. Karena besoknya libur, jadi setelah itu tak ada kewajiban untuk tetap masuk dan menjalani tugas hari kerja. Sehingga, bisa tiduuuurrr, haha.. Capenya itu jadi g menumpuk seperti saat jaga di hari kerja, karena kalo pas hari kerja jadinya seperti jaga 24 jam, bahkan lebih. Cuape puol.

Aku senang jaga –selain capek, bikin laporan yang harus dilaporkan paginya, dan g bisa tidurnya tentu– jalan-jalan berkeliaran di rumah sakit pas malam hari, menghirup udara malam, apalagi kalo pas disuruh naik sepeda, wah.. paling seneng.. hehe..

Koas itu kurir. Istilah yang sangat bagus! Karena paling seneng untuk nyuruh koas ambil sesuatu yang jaraknya jauh. Bahkan, saat kita tidak ada di sana pun, sampe dibela-belain ditelpon untuk dipake jasanya sebagai kurir yang paling baik dan tak banyak omong. Haha..

*****

kriiiing..kriiing.. ada suara telpon, kalo koass nakal, kek aku ini, maka aku tidak akan langsung mengangkat, tunggu dulu mpe 3 kali kringan, jika tak ada yang ngangkat juga, baru deh aku beranjak, haha..biasanya kalo ada telpon itu, jadi was was.. akan disuruh apa kita, kirim lab, ambil hasil lab, ke vk, ke pbrt, ke hnd, ada bagging, ada pasien baru, atau ada apakah gerangan. Yang paling bikin menunduk lesu adalah, jika ada bagging. Tapi, bagging itu menurutku adalah pekerjaan yang beramal tinggi jika dilakukan dengan sangat ikhlas. Dan pekerjaan yang paling menakutkan menurutku. Sangat menakutkan. Kalo udah bagging berarti sama halnya seperti napas anak ini ditangan kita, ditangan yang bagging, dengan atas izin Allah pastinya. Hari pertama saya jaga saya langsung mendapatkan bagging, neonatus lagi, napasnya kan cepat sekali, saya sampai khawatir, apakah saya memberikan udara yang cukup untuk sirkulasi anak ini, atau saya telah melakukan kesalahan sampai anak ini pun tak kunjung membaik. Apakah saya memasukkan udara di saat yang tepat dengan anak ini menghirup udara, atau malah saya telat memasukkannya. Tak kuasa saya untuk selalu berzikir setiap memencet baggingnya, karena saya sangat khawatir apakah udaranya masuk dengan sempurna. Saturasi oksigennya bertahan, di atas 90, harusnya sudah cukup adekuat. Tapi, namanya juga usaha napas bantuan, tidak ada yang benar-benar bisa memastikan, udara yang masuk cukup adekuat atau tidak.

Sampai kemudian saya diminta untuk mengantarkan BGA ke lab, ya setiap orang yang kritis seperti ini, dengan napas bergantung pada sebuah alat manual bernama bagging atau bahkan alat canggih seperti ventilator, maka kita harus mengecek BGA agar tau kondisi tubuhnya, mengalami asidosis kah, atau mungkin alkalosis, atau justru telah terkompensasi, asidosis atau alkalosisnya. Agar bisa diketahui fungsi sirkulasi anak ini.

“Cepat ya dek, ditunggu, pake sepeda saja.”

Horeee.. naik sepeda.. dan aku harus cepat sampai ke lab. Naik sepeda di lingkungan rumah sakit, melewati koridor-koridor rumah sakit,  agak aneh sebenarnya, tapi karena saya sudah familiar dengan sepeda yang berkeliaran di kariadi ini jadi tidak heran juga saat saya menaikinya. Letak lab di lantai 2, jadi saya naik lift sambil bawa sepeda.  Ngosh ngosh an, tapi lega setelah sampai. Aku tungguin hasilnya, ini cito, tapi tetap saja lama saya harus menunggu, tadin katanya 15 menit, tapi ternyata setengah jam bahkan lebih, karena permintaan lab memang banyak. Saya sempat tertidur sambil menunggu. Bahkan saya sempatkan untuk solat subuh. Jangan pernah kita dalam keadaan kosong saat menunggu. Koas itu penuh dengan kata menunggu, dan jangan pernah hanya diisi dengan kekosongan. Harus tetap dimanfaatkan untuk melakukan yang bermanfaat, agar waktu tidak hilang begitu saja. Biasanya saya bawa buku, tapi kalau benar-benar sudah lelah tak tertahankan, saya manfaatkan untuk menutup mata saja.

Dan, kembali saya mengoyak-ngoyak orang lab nya, apakah BGA bayi Ny. X sudah selesai, dan Alhamdulillah sudah selesai ternyata. Saya segera kembali, kulajukan sepeda dengan kencangnya. Setelah tiba, kenapa jadi sepi, sudah selesaikan mbaggingnya, teman saya yang tadi menggantikan sudah tidak ada? Apakah anaknya sudah stabil atau dibawa ke picu/nicu? Hatiku bertanya-tanya, kemudian setelah menyerahkan saya kembali ke atas, ke bangsal anak. Hari sudah pagi, siap-siap laporan yang belum kelar dan siap-siap untuk menjalankan tugas hari kerja seperti biasanya. Sampai di atas, teman saya bercerita bahwa anaknya sudah tidak terselamatkan. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Usia, ditangan Allah. Perih memang, tapi semua adalah kehendak Yang Maha Kuasa. Saat itu, saya benar-benar merasa sedih, melihat seorang bayi mungil yang ditempelin alat-alat berbagai macam, tak berdaya, dan saya pun sebenarnya sedih saat dia bertahan kelak, apakah dia tetap bisa tumbuh tanpa kecacatan, seperti anak normal lainnya. Tapi, semua kuasa Allah. Kita hanya berusaha, idealnya memang dipasang ventilator, lagi-lagi, mungkin karena masalah biaya, maka bagging manual adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan asupan oksigen bagi paru-paru dan tubuh lainnya agar bisa mempertahankan fungsinya dengan baik, sampai pada akhirnya parunya kembali berfungsi sendiri untuk mengambil oksigen tanpa bantuan alat lagi.

Ini hanya satu kisah, dari banyak kisah yang saya saksikan selama menjadi koas anak. Walaupun begitu, saya tak hanya menyaksikan yang sedih-sedih seperti ini. Karena banyak juga yang membuat hati gembira, seperti ada seorang anak yang menjalani pengobatan jangka panjang. Waktu komuda bertemu, dalam keadaan yang mengenaskan, dengan rambut rontok bahkan cenderung botak. Saat ini, dia kembali lagi untuk menjalani pengobatan yang sudah akan selesai, dan rambutnya sekarang sudah tumbuh lebat lagi. Sampai saya pangling bahwa dia adalah anak yang saat komuda dulu, yang senang sekali bertandang main di ruang koas.
*****

Setelah menjalani koas anak, semakin besar keinginan itu, tapi juga semakin besar ketakinginannya. Perasaan aneh yang telah bercampur, membuat tak mampu lagi untuk memisahkan kedua rasa itu, antara ingin dan tidak ingin. Membuatku tak lagi berharap apa-apa untuk ini.. Menyerahkan sepenuhnya, pada Allah Yang Maha Kuasa..

Tuesday, March 8, 2011

lagi..lagi.. saya mendapatkan petuah yang sama.. "kalo membaca itu cobalah untuk dipahami.. dan bacalah dalam satu keutuhan.. jangan sepenggal-sepenggal.." -ibu emang keren deh- *kagum..

Bertahanlah.. untuk hidup yang lebih baik.. (jika tak bisa dikatakan: untuk kesembuhan)

Bahagia..Alhamdulillah..Legaaaa... hehe..

dan..yang terpenting..yang membuatku bahagia adalah kamu sudah pulang...horeeee... walaupun saya tau..itu bukan akhir untuknya.. tapi setidaknya sebuah perbaikan akan lebih baik untuknya.. rasanya ingin sekali marah pada yang telah berpotensi menjadikan dirimu, seorang anak kecil, menjadi seperti ini.. sangat tidak manusiawi..
sedih melihat kondisimu, sedih.. bukan hanya karena kondisimu yang menyedihkan, tapi melainkan atas apa yang dilakukan orang yang amat sangat dekat denganmu.. yang harusnya malah melindungimu, bukan malah menjadi sumber awal pemberi agent itu..

'bukan salah bunda mengandung', sepertinya berat untuk aku katakan pada kasusmu..

setiap saya mengunjungimu, ingin sekali melihat interaksimu.. sekedar menatapku.. atau mengais ngais tangan dan kaki.. tapi.. tak dapat kuperoleh, selain tangisan, yang itu pun hanya sanggup dalam satu alunan napas yang berkali-kali  tak seperti kawanmu yang lain, yang begitu lantang saat menangis..

tak ada respon dari dirimu, pandanganmu tanpa tatapan.. hanya menuju arah yang tak nyata.. kosong..
posisimu.. hanya bisa seperti itu.. dengan sebuah boneka dipegang ditangan kananmu.. tak mampu berubah posisi.. kaku..

tak ada respon apapun.. ada boneka baru untukmu.. tapi apakah kamu meyadarinya?
respon suaramu masih baik, semoga suara gitar2an bisa menemanimu..
anak yang malang..semoga Allah memaafkan orang tuamu.. aamiin..

aku tak tahu, apakah tubuhmu akan bertahan dari agent jahat itu?
aku hanya bisa meminta pada Yang Maha Kuasa..bertahanlah..semoga imunmu bisa terupgrade kembali..
sembuh, mungkin itu kata yang akan sangat sulit kau peroleh..
tapi setidaknya.. keadaan yang lebih baik dari saat ini bisa kau peroleh..kembali dapat meracau layaknya teman2mu yang lain.. kembali dapat tertawa dan tersenyum.. serudukan dengan baby walker kembali.. argh.. hanya bisa berharap..
semua sayang kamu.. terlihat jelas dari air mata tantemu..saat kuceritakan keadaanmu saat ini.. dimana dia tak sanggup untuk menemuimu, melihat dirimu yang hanya sanggup terkulai di tempat tidur.. aku pun tak sanggup rasanya melihat air matanya.. apakah aku salah bicara sampai sebegitu sedih dirinya.. huhuhu..

saya terlalu sibuk, sehingga saya tak sadar engkau akan pulang secepat ini.. *hm..sudah sangat lama sebenarnya.. sama sekali bukan waktu yang cepat untuk 1 bulan.. tapi.. waktu yang singkat untukku,, baru saja ingin mengunjungimu kembali, setelah beberapa hari ini saya hanya bisa lewat dan mengintip.. ada yang diselesaikan.. *lebih tepatnya sok sibuk..

terima kasih untuk semuanya..
kamu telah mengajariku banyak hal..
banyak hal.. semoga engkau menjadi satu dari sekian ribu anak yang mampu bertahan dari serangan agent yang tak tau belas kasih ini..aamiin..