Sunday, May 15, 2011

[Cirebon] Bungaaaaaaa...




Tidak pernah bosen-bosennya, setiap pulang, pasti selalu ingin memotret bunga-bunga di tamannya ibu..

eeehh.. ada bakalnya cancorang.. tapi, lapisan keratinnya belum ada.. g berani megang kalo gituu..

[Cirebon] Naik Kereta Api.. Tut..tut..tuuuuuutt..




Stasiun Cirebon..
Baru-baru ini aja, kereta harina mulai beroperasi siang hari. Biasanya tengah malam aja kalau naik kereta. Jadi deh, g pernah moto-moto, hawanya udah ngantuk aja. Haha..
Apalagi pemandangan di luar itu loh.. buagus tenan.. Lah, kalo tengah malem, mana keliatan ya.. yang ada hitam..
Bahkan setelah melewati Pekalongan, daerah Kendal gitu, beuuuuh.. samping-sampingan sama laut! Subhanallah.. Sayang, lautnya di sisi seberang, jadi deh, g bisa foto-foto, cuma bisa ngintip dari jendela tetangga.. Haha..

Dan, Alhamdulillah.. saya bersyukur sekali, ada harina siang hari. Kenapa? karena jalanan pantura muaceteeeee... puoooll..
Waktu perjalanan pulang ke Cirebon aja, lumayan macetnya, dan yang saya saksikan jalur yang berlawanan yang menuju Semarang itu jauh lebih macet dan panjang.. Alhamdulillah, saya bisa terselamatkan dari macet itu.. hehe..

Saturday, May 14, 2011

Hidup Itu Pilihan

Apa yang kita perbuat semua itu adalah pilihan. Bolak-balik, memang repot. Siapa yang mau? Hanya yang berhati mulia yang mau. Hehe.. Tidak pun lantas menjadi egois, semua orang harus mau melakukannya. Tidak.

Tidak pula lantas mengatakan mereka yang tidak ingin melakukannya sebagai orang yang tidak berhati mulia. Tidak. Mereka memiliki pertimbangan, dan harus dihormati pertimbangannya.

Dan saya belajar untuk menghormati pertimbangan mereka, tidak untuk egois, menginginkan semua orang berhati mulia. Cukup rasanya dengan saya tidak merugikan mereka semua, tanpa terlalu berharap mereka akan berbuat yang sama. Saya pun tak ingin merepotkan mereka. Iya, sebisa mungkin kita tidak merepotkan orang.

Maka, ketika itu tidak ada yang datang membantu. Tak usahlah khawatir. Tetaplah tegar. Dan tataplah, bahwa kita sanggup melakukannya, tanpa mereka. Hehe. Karena ada Allah Yang Maha Penolong bersama kita.

"Hasbunallahu wa ni'mal wakil"

jangan pernah bergantung dengan orang lain.. :)

Friday, May 13, 2011

[Cirebon] Ini nih.. Khasnya budaya Cirebon..




Cirebon itu... Apa ya yang khas.. Keraton.. Tari topeng.. Batik Mega Mendung..
Situs-situs budaya apa lagi ya.. hehe..
Bukan ahlinya yang beginian..
Ada foto ini, jadi inget aja, kalo ini kan khasnya Cirebon..
Dulu, waktu SMA sepertinya sempet diajarin masalah tari topeng khas Cirebon ini, tokoh-tokoh dari topengnya.. ada panji, terus apa lagi ya.. cuma inget itu..
hehe..

Kampungku Kini..


duhai kampungku..
pergi kemana gerangan wahai ketenangan?
kemana harus saya cari?
apakah hanya ada di kampung halaman ayah?
melewati laut, pulau dan bukit terlebih dahulu?

duhai kampungku..
kini keruwetan yang kulihat..
gedung berjulang tinggi semakin menjadi-jadi..
'makanan-sampah' semakin memenuhi..
besi beroda semakin padat berkeliaran dengan asap buangannya..

rasanya baru sejenak kutinggalkan dirimu..
namun, begitu dahsyatnya perubahan itu terjadi..
modernisasi semakin menginfiltrasi..
kini wajahmu makin metropolitan saja..
--------------------------------------------------------


*kaget! Cirebon berubah lagi..

Monday, May 9, 2011

?

bulan yang sedang tersenyum malam ini,
aku ingin tersenyum sepertimu.. merekah dan bersinar..
tapi, bolehkah langit turunkan hujan sebentar saja?

apakah aku terlalu picik?
terpaku pada sesuatu yang kasat!
berkerumul dengan banyak tanda tanya..
yang tak berujung pada sebuah jawaban pun..

dan tidak pun ada seorang pun yang membantuku menjawabinya..
tak adakah yang ingin menolongku untuk menjawabinya?
aku lelah dengan semua tanda tanya ini..
bercampur debu dan asap yang berselimuti kabut..

menyakitkan..

mari menata kembali.. harus lebih kuat!!

Sunday, May 8, 2011

Ladybugs

Apa peliharaanmu waktu kecil?


Lagi ngobrol-ngobrol bareng temen-temen tentang Kelincinya di rumah. Lucu, Kelincinya bisa berdiri!

Susah melihara Kelinci katanya, tapi kelincinya sekarang sudah besar. Terus ada yang nyeletuk, melihara belalang aja yang gampang. Semua pada ketawa. Terus aku jadi inget, dulu aku sering mainan sama Belalang dan Cancorang. Hoho..  


“Dulu aku sering nangkepin belalang!”

“Haha, ima emang selalu aneh.”

“Eh ada lagi, aku dulu melihara kepik loh!”
 
Semua makin bingung.

“Kepik yang kecil-kecil itu?”

“Iya kepik yang warna warni sayapnya, aku pelilhara.”

“Kamu taro mana?”

“Ada kotaknya”

“Dikasih makan apa?”

“Nggak dikasih apa-apa.”

“Imaaaaa.. tega!”

“hehe..”

Namanya juga anak-anak. dan benar juga ya, kok g aku kasih makan itu kepik-kepik? Haha.. Baru nyadar sekarang..

Tapi, kayanya kalo aku ignet-inget lagi, aku kasih daun kok di kotak tempat aku menyimpannya. Haha..

Aku juga make personas mozillanya si kepik merah item! Kepik emang manis si.. setuju setuju?



*gambar dari si mbah gugle..

Keluarga Cemara

Harta yg paling berharga,
adalah kluarga…

Istana yg paling indah,
adalah kluarga…

Puisi yg paling bermakna,
adalah kluarga…

Mutiara, tiada tara,
adalah kluarga..

Selamat pagi emak...
Selamat pagi abah..
Mentari hari ini berseri indah..

Terima kasih emak..
Terima kasih abah..
Penuh hati berkata dari kami putra putri yang siap berbakti..


Ada yang tak tau sinetron ini?

Saya sangat suka sinetron ini, sinetron Indonesia yang cukup bermutu dan banyak sekali pelajaran yang tercermin dari kisah keseharian mereka yang sangat sederhana.

Tiba-tiba teringat lagunya, jadinya inget kisahnya. Abah, emak, Euis, Ara, dan Agil. mulai dari Euis yang masih SD, Ara yang juga SD, dan Agil yang belum sekolah, sampe Euis udah SMA, Ara SMP, dan Agil SD. Kalau tidak salah ingat terakhir nonton seperti itu.

Abah yang selalu mengayuh becaknya dan selalu tersenyum. Eius yang berjualan opak diterminal, kadang ditemani adik-adiknya. Agil dan Ara yang selalu diantar abah naik becak. Hanya bisa merekam sedikit. Banyak nasihat-nasihat dari abah untuk anak-anaknya. Dan sangat hebat, anak-anaknya tak pernah malu memiliki bapak seorang tukang becak.

Over all.. Film ini bagus banget,  saya suka, jadi film favorit saya dulu..

Untuknya, yang Disiplin dan Tegas

Sebelumnya mau ngucapin terima kasih sama guruku tercinta! Residen pembimbingku yang baik hati, tegas, dan sangat disiplin.

Saat pertama kali, saya merasa beliau ini baik sekali, membimbing dan tidak menelantarkan diriku, menyampaikan poin-poin apa yang harus aku pelajari. Dan menyuruhku untuk selalu langsung bertindak dan tidak menunda-nunda. Waktu ditanya tentang pemeriksaan saya tidak bisa, saya langsung disuruh untuk baca dan dipraktekkan langsung ke temen. Benar-benar aplikasi. Katanya kalau tidak begitu, maka saya tidak akan melakukannya.

Cukup sering saya revisian laporan kasus yang akan dimajukan, dan ibunya sangat banyak menentir diriku bahkan dia merangkumkan bahan yang belum sempat dia sampaikan padaku untuk saya pelajari sebelum maju presentasi kasus di depan supervisor. Subahanallah.. Tak ada rasanya residen yang seperhatian beliau ini yang memberikan rangkuman untuk koas bimbingannya.

Tapi, dalam setiap harinya, tak luput saya kena marah, ntah karena saya yang dudul gara-gara lupaan mulu, saya yang selalu melakukan kesalahan berulang kali, saya yang dudul setiap ditanya g ngerti apa-apa, dan saya yang emang dasar, tampang ingin digaplok jangan-jangan. Itu karena dia emang sosok yang sangat disiplin, jadi menurut saya wajar, tak apa, kalo tidak seperti itu mungkin saya tak bergerak untuk mencari tau dan bisa. Kadang serentetan nasihat yang meng-underestimate koas sering terlontar,

"Koas itu banyak bohongnya! Kalau kalian yang pato, residennya juga yang kena! Residen juga kan sibuk, jadi ya sama-sama ngerti lah, jangan tiba-tiba dateng cuma untuk pengesahan, dicicil! Kamu tau, buktinya, koas sebelum kamu ini, berulah-berulah semua."

"Kalau kamu pato, saya tidak tahu juga bisa tersebar dari yang lain di bangsal!" Dsb.

Semuanya, sangat menyesakkan. Ntahlah, padahal ibunya belum tau saya, tapi sudah dicuragai seperti itu. Bener-bener g enak rasanya. Menjadi yang tertuduh.

Puncaknya, saya sampe nangis, hari Kamis kemarin, mungkin memang karena saya lagi sensitif, dan mungkin ibunya lagi sensitif juga. Jadilah, beliau marah-marah mulu kerjaannya, kayanya saya gda benernya, dan diakhiri dengan sangat tidak enak. Tak ada satupun kascil saya yang ditandatangani. Kata beliau,

“Besok lagi, kamu belajar, kamu pilih, dan saya g mau kamu maju kosongan kaya gini, sama saya g mau borongan.”

*nguiks.. piye iki.. sabtu harus sudah di acc semua padahal. Kesempatan tinggal Jum’at. Saya hanya manggut dengan perasaan sedih sangat. Sampai di kos, netes juga ni air mata. Haha.. Padahal, selama ini saya g pernah peduli dengan omelan, tapi sekarang sepertinya memuncak. Tapi, omelan itu benar-benar melecuti semangat saya. Saya belajar! Hebat sekali. Sulit sekali mendapatkan momen berharga itu, saya belajar! Hehe.

Besoknya, ibunya baiiik sekali, tak ada omelan, tak ada tuduhan, hanya ada nasehat dan ilmu yang segambreng. Hehe. Padahal saya hanya ngasih 2 kasus untuk dibahas dan di acc, sesuai keinginan beliau, tidak mau borongan. Tapi, ternyata, setelah 2 kasus dan PR kasus kemarin selesai dibahas, beliau meminta kasus satunya untuk dibahas sekalian. Hwaaa.. Alhamdulillah.. terima kasih ibu.. terima kasih. Kemudian, beliau mengajari poin-poin yang harus dipahami, pola pikir, hal yang selama ini selalu beliau ajarkan padaku. Beliau itu benar-benar residen langka deh! :)

*teman-temanku banyak yang iri padaku.. walaupun saya sendiri kewalahan karena setiap harus bertemu dengannya harus menyiapkan mental dimarahi. Hihi..

Tuesday, May 3, 2011

Iseng-Iseng Nyoba Hal Baru..



Pengen pamer nih.. hasil pra karya ku..
Sementara dijadiin gantungan kunci dulu..

Ide kolaborasi dengan temanku ini..
Gara-garanya, orang-orang lagi heboh pada bikin cemiti manik-manik yang biasanya buat dicantolin di jilbab bagian kepala belakang itu loh..
Aku dan Iffa, jadi terpikirkan buat sesuatu yang imut-imut menyaingi cemiti manik-manik yang sedang naik daun itu.. haha..
Tapi, kita jadinya malah bikin gantungan kunci, bukannya bikin pin.. Soalnya terinspirasi sama gantungan kuncinya Iffa si..

Semoga aja kami bisa istiqomah ya mengerjakannya.. karena ini proyek bersama, jadi semoga aja bisa berjalan..
Ini baru hasil kreasi ku.. karena Iffa, masih ingin meneruskan proyek kain perca sulamnya..

Hm.. klo kita bisa membuat jadi banyak, rencananya pengen kita jualin.. Do'akan saja ya.. Gimana-gimana lucu tidak?

#

Terus, tadi liat rajutan bunga kecil-kecil jadi terinspirasi kujadikan pin saja, di rumah ada cemiti tempelan ceritanya, yang udah lama tidak kugunakan, lalu aku kreasikan sendiri dengan ditempelin kancing ditengahnya.. hehe.. *kalo yang ini si untuk konsumsi pribadi saja..


Monday, May 2, 2011

bukankah kamu sudah tau itu dari dulu? kenapa selalu saja lupa? atau pura-pura lupa? *pertanyaan untuk orang yang sering lupa* :(

Pelangi..Pelangi.. Alangkah Indahnya..


Tadi sore, hampir menuju malam, sebelum langit benar-benar akan menjadi gelap, saat saya akan menutup jendela kamar saya, tiba-tiba, saya melihat siluet cahaya berwarna-warni bernamakan pelangi. Woooo.. Subhanallah.. Sudah lama sekali saya tidak melihat siluetan pelangi, terakhir saya melihatnya ketika take off dari bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya. Saat itu, saya hanya bisa kagum. Sekarang pun responnya lama, aku terbengong dulu.. sambil mengeja.. pe la ngi.. waaaa... Jepret..jepret.. baru sadar.. udah gitu tidak berapa lama, semakin pudar dan hilang, diiringi langit yang semakin menggelap.

Akhir-akhir ini sering sekali hujan, abis itu langsung panas. Katanya kan pelangi bisa terbentuk kalau hujan dikala terik. Aku selalu bertanya-tanya, mana ini pelanginya, kok g nongol, padahal ini terik banget abis hujan. Hehe, ternyata saat tidak ditunggu, dia muncul ke hadapanku..

Ini mah Namanya Kantin Mahal..

Sarapan adalah moment yang hampir selalu saya jalankan selama di koas ini. Yah.. walaupun tak jarang saya pun sering melewatkannya karena kesibukan. Di Rumah Sakit ini banyak sekali sudut-sudut tempat yang menjual makanan, mulai dari yang terbuka untuk semua penghuni Rumah Sakit (pasien, keluarga pasien, dan karyawan-karyawan) sampai yang tersembunyi di suatu ruangan dan hanya bisa dijangkau oleh para karyawan (dokter, residen, koas, perawat, yang bersih-bersih, dsb) yang bergelut di dalamnya.

Biasanya, kantin-kantin tersembunyi dan nyempil ini mudah tersebar dari mulut ke mulut. Hampir setiap stase ada kantin tersembunyinya, walaupun tidak semuanya. Biasanya menggunakan ruang perawat, dapur stase, bahkan ada tempat khusus sebagai tempat berjualannya.

Dan dari kantin-katin yang tersembunyi itu, diantaranya sudah menjadi favorit kami semua, koas yang ada di dalamnya, juga saya. Diantaranya adalah, nasi interna, selama di stase anak interna menjadi tempat favorit saya berburu sarapan, selain nasi bungkusnya, mi nya juga enak, mi interna ini sudah terkenal seantero RS, rasanya spesial di lidah.

Kemudian, yang menjadi tempat favorit berikutnya, Kantin UGD, ini termasuk kantin terbuka, dan makanan yang menjadi favorit saya di sini adalah, nasi bakar dan nasi rames gimbalnya, enak dan murah, hehe. Oia, kalo mau beli minum botol ukuran nanggung, yang menjual dengan harga murah ya di sini ini. Kalo cemilannya, saya suka donat kentang kejunya, juga donat goreng pisang dan coklat nya.  Dulu, waktu stase radiologi, kantin UGD adalah tempat favorit yang selalu didatangi sebelum memulai aktivitas di RS.

Ada lagi kantin lainnya, seperti kantin Obsgyn, kantin terluas dan sangat terbuka, juga harganya yang selangit, tapi kantin ini menyediakan tempat untuk makan, sedangkan kantin-kantin lain umumnya menjual dalam bentuk bungkusan. Selain itu, yang spesial lagi, di Rumah Sakit ini juga ada kantin keliling. Hehe. Ada ibu-ibu yang suka berkeliling dari satu stase ke stase, biasanya kami pun sering menunggunya kalau sudah tak sempat nyari sarapan, rasanya ada beliau ini surga dunia sekali, hehe.


#

Dan, begitu juga hari ini, datang-datang jam 07.30, terus absen, terus duduk deh di ruang koas bangsal mata. Berhubung lagi dapet stase bangsal, dan ternyata pasien matanya di bangsal hanya 2 orang, selebihnya pasien titipan dari stase lain. Santai lah kami, sambil  ngerjain status kecil, saya kelaperan, dan inget kalau belum sarapan, jadi ngajak temen deh buat makan. Terus diajakin ke kantin IBS (Instalasi Bedah Sentral). Katanya, di sini makanannya enak-enak. Wah, boleh tuh belum pernah nyobain. Sudah sering si diinfokan kalo kantin IBS ini telah menjadi favorit, tapi masalahnya ngeri aja masuk ke dalamnya, sedang kita bukan koas yang lagi stase IBS.

Mata ini ada stase IBSnya, semenjak itu saya jadi tau, dimana posisi kantin IBS ini, dan untuk menjangkaunya itu, harus melewati ruang ganti baju OK, dan itu artinya, kami harus ganti baju dulu dong? oh tidak, malas saja kalau begitu. Tapi, temen saya bilang g usah, boleh pake baju koas. Dia juga belum pernah ke sana, tapi teman saya yang lain ada yang udah pernah ke sana pake baju koas, terus dipesenin sama dia,

"ntar kalo ada Mr. E, bilang aja koas mata gitu. Waktu itu, aku ke sana pas lagi di anak, terus dipeseninnya ntar kalo ketemu Mr. E bilang aja koas mata."

Haiyyah.. semoga saja tidak bertemu Mr. E, do'a kami berdua. Mr. E ini adalah supervisor bedah yang lumayan ditakuti ceritanya, dulu apalagi sewaktu masih di preklinik, beliau mengajar anatomi, dan mengajarnya sangat keras sekali, sehingga kami pun suka ngeri sama beliau, padahal si beliau ini orangnya baik sekali.


#

Lalu, kami berdua, yang sama-sama belum berpengalaman untuk ke kantin IBS tanpa ada kepentingan di IBS dan tanpa memakai baju OK, memberanikan diri demi perut. hihi. Pertama, kami masuk ke ruang ganti perempuan, lalu lewat sana, kami masuk ke kantin IBS. Di ruang ganti, kami sudah ragu, ingin mencopot sepatu, kemudian kata ibu-ibu yang bertugas membersihkan ruang ganti, menyuruh kami terus masuk saja,

"masuk saja mba, tidak apa-apa sampai kantin, masuk aja."

Ho.. kami mengangguk dan langsung masuk saja. Tidak ada yang memprotes kami juga ternyata, berarti memang boleh. Di dalam kantin, sudah ramai para pendekar kodok (mulai dari koas sampai supervisor hingga perawat yang memakai baju OK yang warnanya hijau), hehe.. Kantin ini, benar-benar ramai. Sebenarnya si ini adalah tempat istirahat sejenak sebelum kembali melanjutkan operasi. Tapi, dimanfaatkan untuk berjualan juga.

Sudah saja, kami memilih menu nasi bungkus, yang agak berbeda dengan kantin-kantin lainnya. Agak bingung jadinya, akhirnya saya memilih menu nasi merah pecel dan teman saya memilih menu nasi lodeh. Tidak lupa, membelikan titipan-titipan anak-anak, seperti pisang karamel dan kelepon. Wah, tidak ada yang memprotes kehadiran kami, berarti memang boleh.

Kemudian kami segera untuk keluar, tetap saja rasanya seperti orang asing diantara pendekar-pendekar kodok itu. Saat keluar, kami sambil ngobrol, dan terus saja mengikuti kemana kaki melangkah, sampai akhirnya, terdengar suara berteriak

"heee.."

suara yang cukup familiar, suara laki-laki! kemudian teriakannya dilanjutkan,

"cah wedok kok masuk sini."

Hwaaaa... kita langsung kaget dan segera ngabur. Salah masuk kamar ganti. *nguiks.. Sport jantung! Dan ternyata beliau adalah Mr. E yang kami hindari sosoknya itu. Haduuuu.. bukannya menghindari lubang, malah kami mencari dan masuk lubang tanpa diminta. Haha. Giila.. ini adalah pengalaman yang g banget, kami tak berhenti tertawa dan deg-degan.

"Bedah kita masih lama kan? semoga aja Mr.E udah lupa"
"Jangan-jangan ntar kita dibahas-bahas lagi pas di ruang OK."
"Mr. E sambil meringis senyum juga si tadi, kayanya emang udah sering deh"

Segala pembelaan kami keluarkan, dan kami benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa masuk ke ruang ganti OK laki-laki si? pas banget lagi yang di sana Mr. E.

"Kalau begini mahal jadinya harga sebuah makanan ini, kalo gitu kita hargai dua kali lipat buat yang nitip! hahaha.."

Kemudian, kami kembali ke ruang koas mata, kita ceritain kejadian tadi, dan yang lain pada ngekek. Haduuu.. nggak lagi-lagi deh..

#

Akhirnya, kami bisa menenangkan diri dan memakan makanan yang sudah kami beli dengan harga mahalnya sebuah pengorbanan dan malu. Ternyata memang benar adanya gosip-gosip itu, enak banget deh, porsinya juga luar biasa banyak, harga nominal tanpa pengorbanan dan malu pun cukup terjangkau, enam ribu saja. Tidak menyesal sudah ke kantin IBS dan sempet melakukan kekonyolan itu. Kemudian, temenku bilang,

"kapok nggak ma ke kantin IBS lagi?"

Haha.. kapok nggak ya..