Thursday, August 13, 2009

Antara keinginannya dan harapan orang tua

Sedikit pelajaran buatku, buatmu, buatnya, buat kalian semua..

Tadi, saat ngeprint laporan pertanggung jawaban suatu kegiatan, saya bertemu dgn seorang kakak tingkat yg tidak saya kenal,.
Awalnya dia menanyakan acara apa? Ikut bem? Rohis abis ngadain kegiatan apa (soalnya terlihat ada sertifikat acara rohis yang juga sedang diprint di tempat ini)? dsb.
Semua pertanyaannya berkisar kegiatan-kegiatan kampus atau organisasi-organisasi kampus. Dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan, dia ini pastilah orang kampus juga. Tapi, selama ini rasanya saya tidak pernah melihatnya. Jadi, giliran saya yang bertanya, "masnya angkatan berapa?" langsung nodong angkatan, soalnya saya yakin dia anak kedokteran jg.
Beliau menjawab, "2002" saya spontan berkata "wah, berarti udah lulus y? Udah jdi dokter" tanpa pikir panjang lagi.
Tapi jawaban yg keluar dari bibirnya, "belum"
langsung saya koreksi, "oh, berarti masih koas y mas"
lalu dia bercerita kalau dia sempet di teknik kimia ugm 1 tahun. Jadi, dia sempet cuti satu tahun pas 2003, lalu balik lagi ke kedokteran pada tahun 2004. Itu yang saya tangkap. Lalu, dia lanjutkan ceritanya, kalau sebenernya dia tidak ingin di sini, "saya tidak suka di sini, tapi orang tua memaksa dan tidak memperbolehkan saya di teknik," ujarnya.
"akhirnya saya kembali"
saya tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa bilang, "ya sudah mas, gak pa2, jalanin aja, sudah sejauh ini" (tidak bermakna sekali ucapan saya,hehe..)

hm..Subhanallah ya..Keegoisan orang tua yang harus dibebankan pada anak. Bagaimanapun juga seorang anak memang harus patuh dan tetap mengikutinya. Walaupun kita berhak menolak dengan segala penjelasan yang baik kenapa kita tidak setuju dengan kehendak mereka dan pilihan kita pun tidak kalah baik dengan pilihan mereka. Tetapi, kalau mereka tetep keukeuh, dan tetep pada pendirian, bahwa apa yang mereka kehendaki adalah lebih baik untuk kita, pun ketika mereka tidak mau mendengarkan pendapat kita. Maka solusinya adalah diam, tetap ikuti kemauan mereka selama itu baik untuk kita (kita pun jgn egois dgn kehendak kita),ikhlas menjalani, dan selalu berdo'a kepada Allah memohon yang terbaik. InsyaAllah apa yg kita lakukan adalah benar dan tepat.
Ridho orang tua adalah ridho Allah, ridho Allah adalah ridho orang tua.

Ini pelajaran buat kita sebagai anak agar selalu menghormati keputusan orang tua dan tetap melakukannya sebaik mungkin.

Dan pelajaran untuk para orang tua bahwa janganlah memaksakan kehendak pada anak, cukuplah kita mengarahkan dan memantau dengan baik jalan hidup yang ditempuh mereka.

Dan pelajaran untuk kita semua, hargailah hak orang lain, dan gunakan hak kita sebaik mungkin. Kurangi keegoisan diri untuk kebaikan semuanya.

Wallahu a'lam..

11 comments:

  1. Orang tua ga mungkin akan menjerumuskan anaknya. Insya Alloh dg menghargai keputusan orang tua Alloh pun akan ridho terhadap apa yg akan kita kerjakan. ^^

    ReplyDelete
  2. Iya..Bener banget..
    Syukurin saja apa adanya..Hehe..

    ReplyDelete
  3. terkadang sangat sulit untuk memahami& menerima pilihan dari orang tua. ktk suatu saat sang anak tidak bisa maksimal dalam menjalani pilihan itu, mrk baru tersadar.
    walaupun seharusnya sang anak juga bisa ikhlas menerimanya, agar semuanya ridho.

    ReplyDelete
  4. He em..
    Di situlah..Sekarang bagaimana kita memposisikan diri kita..
    Menempatkan diri sebaik mungkin dengan segala kondisi dan ikhlas menjalankannya..

    *Hadooohh..Sok bijak!!He..
    Semangat terus ah!!Hohoho..

    ReplyDelete
  5. ima,,pa kaabr,,hehe,,bener bgt,,,yang menentukan hidup kita adalah kita sendiri,,saran dari orang tua seharusnya kita dengar,,dan segalanya butuh komunikasi yang baik antar keluarga,, hehe,,, pasti segalanya jadi terlihat makin mudah kan ??

    ReplyDelete
  6. cie..nura..udah eksis lagi ya..
    baik Alhamdulillah..
    he em..komunikasi..sebenernya klo komunikasinya baik dan bagus jadinya g kaya gitu..semua bisa dibicarakan dengan baik-baik..

    ReplyDelete