Thursday, July 23, 2009

Hari Anak Nasional

23 Juli merupakan Hari Anak Nasional, inilah hari untuk anak-anak Indonesia. Pada hari ini anak-anak menyuarakan tekadnya dalam Tujuh butir suara anak Indonesia untuk menjadi perhatian pemerintah, yaitu:

1. Anak Indonesia ingin didengar dan dihargai pendapatnya tanpa diskriminatif.
2. Anak Indonesia bertekad menjalin komunikasi.
3. Anak Indonesia bertekad menjaga lingkungan dan menjaga alat reproduksi
    sehingga bisa terhindar dari bahaya penyakit seperti AIDS atau sindrom hilangnya sistem kekebalan tubuh.
4. Mendukung Anggaran Negara 20 persen untuk pendidikan dan penataan ulang Ujian Nasional
    yang saat ini digunakan sebagai satu-satunya syarat kelulusan.
5. Menghindari bahaya rokok, dan lingkungan yang tercemar rokok.
6. Mendukung proses hukum yang ramah terhadap anak.
7. Meminta disediakan fasilitas publik untuk anak.

Nah lo, anak-anak udah bertekad seperti ini, sekarang yang dewasa harus punya tekad yang lebih lagi mestinya. Masa kalah dengan anak-anak..hehe..^^

Kita lihat juga, apakah ini hanya sekedar tekad dari seseorang yang masih anak-anak, ataukah memang naluri seluruh anak Indonesia? Apakah ini hanya sebuah ucapan dari seseeorang yang masih anak-anak ataukah benar-benar sebuah tekad yang mesti kita dukung?

Orang dewasa mestinya paham akan nasib anak Indonesia yang semakin rusak karena perilaku orang dewasanya yang buruk, yang berdampak pada pola asuh yang buruk kepada anak sehingga mengganggu pertumbuhannya juga perkembangannya. Anak Indonesia telah bersuara, bahwa mereka butuh perhatian orang dewasa agar menjadi contoh yang baik untuk mereka dan menghargai mereka sebagai sosok manusia ciptaan Allah yang sangat berharga. Mereka butuh lingkungan yang nyaman dan aman untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan mereka agar mereka bisa tumbuh menjadi sosok yang sempurna saat dewasa demi melanjutkan perjuangan bangsa. Jika mereka tumbuh menjadi sosok yang paripurna, dampaknya pun akan berefek pada kemajuan Indonesia, kemajuan dunia, demi kebaikan akhirat. Dengarlah suara mereka, mereka pun makhluk yang diberi akal untuk berfikir, walaupun pikiran mereka belum sekritis orang dewasa tapi mereka butuh mengasah otak mereka untuk berfikir dan mengemukakan pendapat. Terkadang pendapat yang terlontar dari seorang anak itu lebih jujur dan belum terkontaminasi dengan pemikiran-pemikiran aneh yang telah memenuhi kepala orang dewasa. Mereka adalah sosok yang punya indera pengucap dan pendengaran, mereka memang diberikan keahlian untuk mendengar dan berbicara, atau bisa kita sebut berkomunikasi, jika Allah memberikannya, itu hak mereka untuk berkomunikasi, orang dewasa tidak punya hak untuk melarangnya, orang dewasa yang baik adalah memberi kesempatan dan membiarkan mereka mengeluarkan pikiran dengan pengontrolan dan ajaran-ajaran yang baik dari orang-orang dewasa. Oleh karena itu, mereka butuh contoh yang baik dari orang dewasa agar mereka tumbuh dan berkembang secara optimal. Tidak layak kita mengenalkan kekerasan pada mereka, tidak layak kita memberi beban kerja yang tinggi untuk mereka, tidak layak kita menghukum secara keji pada mereka, karena mereka berada dalam masa pembelajaran. Ada aturan yang bisa dikomunikasikan dengan baik kepada mereka. Mereka ada pada tahap tumbuh dan sedang menjalani masa perkembangan diri dan mental. Sudah selayaknya kita ada disampingnya untuk membantu dan mengajarkan anak Indonesia sesuatu yang baik, memberikan contoh yang baik.

Anak Indonesia butuh tumbuh dan berkembang dengan baik. Mereka membutuhkan fasilitas lingkungan yang mendukung. Mereka adalah makhluk yang masih rentan dan belum sempurna pertahanan tubuhnya, mereka sangat mudah terkena penyakit. Dan mereka belum pantas untuk menderita penyakit-penyakit aneh seperti HIV/AIDS, tapi jika Allah memang sudah menghendakinya, tidak ada yang bisa mengelak, anak-anak sekalipun. Tapi, jika seorang mendapatkan infeksi dari orang tuanya, karena pergaulan orang tuanya yang buruk, apakah itu bisa dimaafkan? Orang tua seperti apa itu yang membeiarkan anaknya terinfeksi suatu penyakit yang belum pantas mereka tanggung. Jadilah orang tua yang melindungi dan menaungi mereka. Buatlah anak-anak merasa terlindungi dengan bersama kita, orang dewasa. Bukan malah membuat anak merasa was-was bersama orang dewasa. Jangan sampai, mereka malah merasa tidak aman ketika bersama orang dewasa. Gimana tidak, udah tau rokok sangat bahaya masih aja dihisap. Okeh lah kalo dampaknya hanya untuk diri mereka sendiri, silakan saja, hak kalian untuk memilih mau sehat atau tidak. Tapi, masalahnya dampak dari rokok ini pun mengenai orang-orang yang ada disekelilingnya. Orang-oran tidak berdosa pun akan merasakan imbasnya, dan jangan salah, perokok pasif jauh lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Terlebih lagi kalo anak-anak yang menjadi sasarannya. Hm..sungguh keterlaluan. Mereka yang masih kecil dibiarkan terpapar asap rokok sejak dini, maka akan berefek lebih buruk lagi, seperti telah diketahui suatu efek akan semakin menimbulkan masalah apabila paparan yang terjadi semakin lama dan semakin sering. Ada sebuah hubungan antara lamanya terpapar sesuatu zat yang buruk dengan efek buruk yang ditimbulkannya. Kalo seperti itu apakah pantas seorang ayah merokok didepan anaknya? Apakah pantas ibu yang sedang hamil merokok? Apakah pantas orang-orang dewasa merokok di tempat-tempat umum, dimana banyak anak-anak disekeliling mereka? Mana kepedulian kita sebagai seorang dewasa dalam mewujudkan anak yang sehat fisik dan jiwanya, jika fisik dan jiwa kita saja tak terbenah dengan baik.

Jika ingin masa depan Indonesia baik, maka perbaikilah generasi mudanya, perbaikilah generasi anak-anaknya. Jika ingin generasi mudanya baik, maka optimalkanlah pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pertumbuhan dan perkembangan yang baik akan kembali lagi dengan masyarakat kini yang cerdas dalam mendidik anak-anak. Jadi, jika ingin perbaiki Indonesia, maka perbaiki diri terlebih dahulu untuk menjadi insan yang baik!

 

4 comments: