Friday, December 31, 2010

Bagai Rumput yang Tak Bergoyang

‘Tulisan rumput’ ujar seorang teman padaku. Mengistilahkan bentuk tulisan sebuah klan yang sudah amat sangat familiar. Dokter. Walaupun tidak mengatakan secara langsung, tapi setidaknya itulah yang saya tangkap.

Sepertinya saya setuju. Walau saya masih menjadi mahasiswa. Seorang calon dokter. Boleh juga disebut dokter muda. Tapi, itu adalah tulisan calon para sejawat saya kelak.

“gimana? bagus tulisannya? Itu tulisan para sejawat kalian loh kalau kalian sudah lulus nanti.”

Komentar seorang farmasian pada kami sambil menunjukkan sebuah kertas. Kertas kecil yang penuh dengan coretan pulpen tak benyawa. Tulisan yang bisa mengantarkan kesembuhan jika Allah menghendaki. Tapi. Ternyata tidak sembarang orang yang mampu membacanya. Argh..sepertinya mereka ini punya keterampilan supranatural ya.. sampai-sampai lihai sekali membacanya. Sedang kami, rasanya sampai bercucuran otak ini mau meleleh, tetap saja tak kuasa membacanya. Serangkaian tulisan rumput dalam secuil kertas yang tak ada seperempatnya dari kertas A4. Benar-benar seperti rumput yang tak bergoyang.

Terasa betul susahnya membaca tulisan itu. Wajar. Jika banyak kesalahan dalam pemberian obat. Wajar. Jika dosisnya menjadi tak sesuai. Wajar. Jika banyak penggunaan obat yang tidak sesuai. Wajar. Jika apotek-apotek malas menerima resep yang seperti itu. Wajar. Jika justru malah terjadi ketidakpuasan pasien. Wajar. Jika malah bukan kesembuhan yang terjadi, melainkan efek berlawanannya. Wajar. Semua menjadi wajar.

Kemudian, dia bercerita lagi, tentang pengalaman-pengalamannya dengan tumpukan kertas yang selalu datang padanya setiap harinya. Menumpuk dalam ruang kerjanya.

“ya..salah satu tugas kami adalah memabaca tulisan-tulisan tersebut dan anggap saja kami mendapatkan rejeki dari situ.”

Ujarnya pada kami. Seolah itu merupakan sebuah tugas utama mereka disamping tugas lainnya dalam menyediakan apa-apa yang tertera dalam kertas kecil tersebut.

.Ironi.

Wednesday, December 29, 2010

Secuplik Kisah: "Injeksi!"

“Aku sudah dewasa! Aku bukan lagi seorang anak-anak! Aku benci dianggap anak-anak terus! Aku ingin merantau!!”

Seorang tua setengah baya, memojokkan diri, mencari ketenangan, membuncahkan buliran air mata itu.

Mungkin hatinya sedang mencari-cari sendiri kesalahan-kesalahan apa yang telah diperbuat.

“Apa salahku? Kenapa ini yang terjadi. Aku hanya ingin yang terbaik untuknya. Aku tak mau membiarkannya kembali masuk lagi ke dalam jurang yang lebih dalam lagi. Tapi, kenapa jadinya seperti ini.”

Aku, hanya bisa menatap lesu. Melihat seorang tua setengah baya itu menangis menjauh. Aku, adalah penonton yang hanya bisa iba. Bukan dia, dia yang tampak layu dengan guratan tak berdaya pada wajahnya. Bukan dia, dia yang sedang tak kuasa menahan perih cobaan ini. ‘Tes..’ akhirnya.. jatuh juga air itu dari matanya yang menanar.

“Umurmu berapa? Kenapa kamu? Merasa sudah sangat dewasa kah?”



“aku bukan anak-anak lagi, aku sudah dewasa, aku ingin merantau kembali ke Sumatra. Bertemu Endri yang ntah sekarang sedang apa.”



“begitukah sikap seorang yang dewasa? Membentak orang tuamu yang telah membesarkanmu dengan sekuat tenaga? Begitukah yang namanya dewasa? Diminta untuk tidak merokok dulu, tapi tetap menyalakan api. Diminta duduk dulu, malah jalan-jalan merusuh sekitar. Diminta tenang, malah ngamuk-ngamuk dan kabur seperti itu.”

“orang tuamu itu sayang padamu. tidak mungkin menjerumuskanmu ke dalam hal yang merugikanmu. Bagaimana orang tua mu bisa melepasmu merantau, sementara kamu sendiri tidak bisa memegang kepercayaan yang orang tua mu berikan!”

“sudah dikasih kepercayaan, dikasih kesempatan untuk merantau. Tapi, tidak digunakan dengan baik, malah mabuk-mabukkan di sana. Itukah yang namanya dewasa?”

“janganlah seperti itu.. tenanglah dulu.. bicara baik-baik.. kalau tadi tidak bertingkah, kita tak perlu mengikatmu.. kalau tadi bisa tenang, kita tidak perlu memaksamu untuk bisa tertidur.”



“bukakan ikatan saya.. bukakan ikatan saya.. Bukakan ikatan saya.. saya tidak mau disuntik dan tinggal di sini lagi..”




“injeksi!”



Hening..

Membuat suara geretan tempat tidur itu semakin terdengar jelas..


Diazepam telah bekerja dalam pembuluh-pembuluh darahnya, mengalir dalam aliran vena, menyebar ke seluruh tubuhnya, membawanya ke dalam ketenangan mimpinya, dalam tidurnya yang tenang.

Obat anti psikotik yang telah ditegaknya 2 minggu ini, belum juga berefek pada perubahan tingkahnya. Alkohol dalam tubuhnya telah merusak sistem tubuhnya. Alkohol itu telah menjadi barier bagi obat-obat antipsikotik ini. Alkohol ini menjadikan pawang permusuhan antara tubuh dan obat antipsikotik yang seharusnya bisa menenangkan kelabilan jiwanya.

Saturday, December 25, 2010

Skenario Indah

"syukur kan semakin terasa, ketika skenario berat mengiringi hidup kita"

terima kasih ya Allah..
atas segala hikmah yang Kau beri pada hidupku..
terima kasih atas segala hal yang Kau ajarkan padaku, mengenai hidup ini..
melalui segala cobaanMu..
dan segala skenarioMu Yang Maha Agung..

serta dengan pertolonganMu lah semuanya akan terasa mudah..
Syukurku padaMu, ya Allah..
ku kan selalu percaya,
dan tak akan pernah ragu..
semua yang dariMu.. itu adalah yang terbaik..
maka segalanya harus dihadapi dengan bijak..

Sunday, December 12, 2010

Kangen Masa Itu..

Jum’at kemarin, kami kembali merekam sejarah yang pernah kita lalui dahulu kala. Seneng sekali rasanya, karena kemarin mengingatkan kami akan masa itu. Masa-masa penelitian yang sangat memorable dalam hidup kami semua!!

Ceritanya, dosen pembimbing penelitian kami kan masih melanjutkan penelitian yang lebih spesifik dan menyeluruh dengan alat yang lebih canggih lagi di Negeri Kincir Angin sana. Ternyata dari sekian banyak data yang banyak ini, ada data yang miss! Belum dilengkapin kuesionernya. Waduh.. ko iso?

Ini semua karena kedudulan, kemalasan serta sifat penunda-nunda yang dimiliki oleh kami. Sebenarnya awalnya data ini belum dilengkapi karena waktu itu sudah hampir malam dan hujan, akhirnya pencarian data dihentikan. Tapi, ternyata eh ternyata, setelah itu kami lupa untuk kembali ke tempat itu, terus dan terus saja kami tunda, sampai akhirnya... hasil swab anak ini adalah bakteri yang dicari dalam penelitian. Mau g mau, si ibu jadi ngeh kalo ternyata anak ini kok datanya tidak lengkap. Akhirnya beliau tanyakan pada saya, kebetulan saya yang ditanggunjawabi untuk pendataan data kuesioner. Bingung lah aku waktu itu, udah g inget kalo itu adalah anak yang  ditunda-tunda dahulu kala. Yap, dahulu kala, rasanya sudah hampir setahun yang lalu.

Aku pun menanyakannya pada anak-anak lain, dan jawabannya sama, “g liat tuh” (karena semuanya g mau susah, akhirnya jawabannya cuma gtw). Saya yang bingung, bagaimana bilangnya, akhirnya saya pun hanya bisa bilang gtw. Beberapa hari kemudian email balasan pun masuk, dan mengatakan bahwa beliau membutuhkan data itu dan meminta untuk dicari lagi dengan baik dan diinget-inget kemanakah gerangan si data. Waduh, aku makin g enak. Akhirnya coba kutelisiki satu per satu, mulai dari kode tersebut ada di wilayah mana, siapa yang bertanggung jawab dalam perekapan data ke komputer untuk kode tersebut, dan ditelusur-telusur lagi, akhirnya ketemu jawabannya. Ini kan anak yang dahulu kala datanya belum dilengkapi. Ini semua juga atas bantuan teman-teman lain untuk memecahkan masalah ini, itupun karena request sang dosen untuk diselidiki lagi, kalau tidak mungkin kami akan cuek. Haha.

Senang tidak ketulungan waktu itu, setidaknya rasa tidak enak kami terobati. Setelah ditanyakan kepada teman saya yang katanya dulu akan kembali lagi untuk melengkapi kuesionernya itu, dia juga bingung. Tapi, untungnya dia ini orientasi tempatnya amat sangat baik sehingga kami tidak khawatir, setidaknya dia pasti tau lokasi ancang-ancangnya. Dengan hanya berbekal satu nama panggilan, ancang-ancang usia (dibawah 5 tahun), dan ancang-ancang tempat yang lingkupnya satu RW, hujan-hujan, kami telusuri rumah demi rumah menanyakan pada penghuninya, adakah yang mengenal dan mengetahui keberadaan anak yang kami cari itu. Orang-orang pasti bertanya, “nama orang tuanya siapa? Kalo ada nama orang tua lebih gampang nyarinya mba” atau “alamatnya? RT mana?”, dan kesemuanya tidak bisa kami jawab! Temanku langsung nyeletuk, “seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami!” Haha. Setuju!! Tapi kami dengan senang hati melakukannya karena kami ingat betapa besar bantuan dan bimbingan yang telah diberikan dosbing kami dulu, rasanya yang kami lakukan ini belum ada apa-apanya.

Kami sempat terpisah, dan setelah berkumpul lagi, tiba-tiba, teman saya ini, bilang, “ketemu!” ayo naik, kita ke rumahnya sekarang. Hedeh! Ko bisa? Padahal dia nyari sendirian, dan kami bertiga udah mendatangi banyak rumah bahkan sampe dianterin ke rumah salah satu ketua RT di RW tersebut yang juga merupakan kader Posyandunya, tapi itu pun tidak berhasil. Ternyata teman saya ini melihat anak yang dulu dia ambil datanya, kemudian menemui orang tuanya. Mereka masih inget dengannya. Kebetulan, orang tuanya juga kader dan mengetahui anak yang kami cari itu. Alhamdulillah.. kalo udah rejeki g kemana ya..

Sesampai di rumah si anak, kami disajikan view yang amat sangat indah. Rinjani View. Ditambah hawa yang dingin, rintik hujan, dan kabut dipenghujung tempat lain. Sungguh indah ciptaanNya. Dan ini mengingatkan kami dengan lokasi penelitian kami yang letaknya diketinggian juga, waktu itu di kelurahan Tinjomoyo, keindahannya tidak jauh berbeda dengan di sini.

Ini foto yang sempat diabadikan saat di kelurahan Tinjomoyo dulu



Berawal dari Sebuah Tulisan

“Aku salah, berdosa, karena aku memfitnah orang”

Saya terlonjak kaget seketika itu juga. Ini tulisan siapa? Ada dibuku saya.

Tadi, ada seorang pasien yang baru saja mendekati saya, namanya ina, tapi saya hanya meresponnya sesekali saja, karena saat itu saya pun sedang mendengarkan cerita iis.

Pertama, dia mendekati saya, kedua dia pegang tangan saya. Saya ajak berkenalan, dia diem, saya sapa, dia diem, hanya menatap dengan pandangan kosong. Saya biarkan dia memegang tangan saya, dia ambil buku saya lalu dia ambil bulpen saya. Saya biarkan dia melakukan apapun yang dia inginkan dan saya pun kembali mendengarkan cerita iis.

Sampai akhirnya, terdengar perawat senior berteriak,

“dek, ada pasien naik meja, tolong diambil”

kemudian para perawat berdatangan untuk mengamankan ina.

Saya kaget, melihat ina tiduran di meja, padahal tadi masih duduk di sebelah saya. Saya terlalu serius mendengarkan cerita iis. Saya melihat buku saya ditinggalkan ina diatas meja dengan bulpen diselipkan di salah satu halamannya. Saya buka, saya lihat, ada sebuah tulisan, bukan tulisanku. Lalu? Ina?


Ina yang tidak pernah ingin berbicara dan selalu menunjukkan sikap negativisme pada semua orang. Tapi, menuliskan apa yang dia rasakan, ini seperti orang yang mutisme. Orang seperti ini, masih bisa diajak bicara dengan tulisan. Saya baru menyadarinya sekarang.

Semenjak kejadian itu, saya selalu penasaran dengannya dan ingin mendengarkan ceritanya, tapi waktu itu saya bingung bagaimana mengajaknya bicara klo sikapnya sangat negativisme pasif atau hanya diam saja seperti ini. Saya baru paham sekarang, seharusnya dia bisa diajak bicara dengan menulis.

Tapi, sekarang saya sudah tidak di bangsal wanita lagi.


Berbicara dan mengobrol dengan orang yang terganggu jiwanya itu cukup menyenangkan. Lebih rumit, lebih rumit daripada mengajak bicara orang yang cerdas dengan intelektualitas tinggi sekalipun. Lebih menghabiskan tenaga karena dibutuhkan ATP yang sangat tinggi untuk memahami dan mencerna apa yang mereka katakan. Apakah ini sebuah kebohongan? Apakah ini hanya imajinasinya yang tak nyata? Atau ini benar adanya tapi menyampaikannya dengan muter-muter dan antara kalimat satu dan lainnya tidak nyambung, tapi akhirnya maksudnya bisa kita dapatkan. Setidak masuk akalnya, apa yang dibicarakan mereka, pasti masih terkait dengan kehidupannya dulu atau mungkin keinginan terdalamnya dahulu kala. Apa yang terjadi saat ini adalah sebuah MPJ yang gagal mereka lakukan atau bisa dikatakan MPJ yang tidak normal dan kebablasan ditambah kepribadian yang mereka cerminkan. Itulah Psikodinamikanya. Stressor yang menumpuk-menumpuk, menjadi fenomena gunung es bagi MPJ nya. Sampai akhirnya membludak jiwa mereka dan melebur menjadi serpihan-serpihan yang harus kembali disusun rapi.

Dari mereka pun saya belajar banyak, akan segala stressor duniawi yang ada. Setiap hal perubahan yang membutuhkan adaptasi itu adalah stressor bagi diri kita. Bagaimana kepribadian dan MPJ yang digunakan, genetik yang terbentuk, asah asih asuh dari keluarga, lingkungan yang mengepak kepribadian kita, dan yang terpenting pendekatan ketuhanan yang kita jalankan, akan membentuk pola adaptasi yang kita lakukan terhadap masalah yang ada. Stressor yang sama yang menimpa 2 orang, akan ditanggapi berbeda oleh masing-masingnya.  Stressor yang sama bisa diakatakan berat oleh satu orang dan bisa dikatakan biasa oleh orang lainnya, bahkan bisa dikatakan itu bukan stressor untuk orang lainnya lagi. Untuk itu, bentuklah kepribadian yang matang dalam diri kita.

Dan yang terpenting adalah..
Pendekatan jiwa kepada Tuhan semesta alam. Allah subhanallahu wata’ala. Allah lah yang maha berkehendak. Allah lah yang maha bijaksana. Allah lah yang maha penolong. Hanya kepadaNya kita berserah. Jangan lupa untuk meminta kelapangan, kesabaran dan kejernihan pikiran padaNya. Semoga kita selalu dilindungi dari bahaya apapun. Dan menjadi hamba yang berserah serta bersyukur atas segala karuniaNya. Amin..

*yang ada dalam cerita bukan nama sebenarnya dan bukan kesengajaan, mohon maaf jika ada kesamaan nama.

Thursday, December 9, 2010

Mencari Lautanku..

Jika kuingat lagi peristiwa itu..
In memoriam..
Lalu kembali kuingat rentetan kejadian sebelumnya..
Dengan ingatanku yang sangat terbatas..

Hanya satu yang mampu kupertanyakan..
Semudah itukah terjadi..
Bagai air gunung yang mengalir terus ke hilir sungai..
Dan terus menuju muara..
Kemudian bersatu dengan laut lepas..

Tapi, bukan cuma lautan yang kucari..
Tapi, perjalanan yang berliku dan penuh hikmah yang ingin kucari..
Walau harus terjun..atau mengarum jeram bebatuan..
Semua harus kulalui..

Aku tak memenjarakan seorang penjahat sekalipun..
Kubebaskan orang-orang mencari jati dirinya..
Aku tak mengurung seekor burung sekalipun..
Kubiarkan mereka terbang bebas..

Silakan mengalir wahai air..
Terbang bebaslah wahai burung..
Bebaslah berkeliaran para penjahat..
Mencari lautanmu..yang sesungguhnya..

hik, 190710


*repost from another place..
lagi tidak produktif nih.. posting tulisan-tulisan lama terus..

Wednesday, December 8, 2010

Terima Kasih, Tuhan..

Tuhan..terimakasih..
Telah kau pertemukan aku dengan ilalang..
Keteduhan wujud sederhana yang ia tampakkan..
Mengajarkanku agar mampu mengontrol nafsuku..

Terima kasih Tuhan..
Kau pertemukanku dengan padi..
Kerendahan hati yang ia tampakkan..
Mengajarkanku untuk tidak sombong..

Sekali lagi..Terima kasih Tuhan..
Kau pertemukanku dengan air..
Kesiapannya untuk mengair ke tempat mana pun..
Mengajarkanku untuk selalu siap menghadapi sang waktu..

Terima kasih Tuhan..
Kau pertemukanku dengan batu..
Kerasnya prinsip hidupnya..
Mengajarkanku untuk tetap kuat berpegang pada prinsipMu..

Terima kasih Tuhan..
Kau pertemukanku dengan hati..
Rasa cinta dan syukurnya yang luar biasa..
Mengajarkanku untuk tidak menyiakan satu apapun..

Tuhan..
Pertemuanku dengan sang mentari..
Telah mengajarkanku banyak hal..
Tentang sinar kehidupan..
Tentang keikhlasan memberikan cahayanya..
Berbagi penerangan untuk dunia..

Tuhan..
Pertemuanku dengan sang rembulan..
Telah mengajarkanku banyak hal..
Tentang penjagaannya dalam gelap malam..
Tentang menghargai bintang-bintang kecil..
Berbagi pencahayaan dengannya di langit malam..

Tuhan..syukurku padaMu..
Aku belajar banyak hal selama ini..

hik, 300710

*repost dari another place..

"Belajarlah untuk tidak bergantung pada orang lain karena tidak selamanya ada orang yang akan menemani."

Tuesday, December 7, 2010

"Jalan-Jalan Ke Palangkaraya"




Catatan Hati Bunda

Assalamualaikum...

Tak terasa kawan, saat kutersadar dalam malam...
Ada seorang manusia kecil disebelahku merengek meminta ASI dariku...
Lalu kumemberinya...
Dengan tulus kawan, dengan tulus...
Murni dari hati yang terdalam walau kantuk menyerang....

Dalam malam gelap itu teringatku..
"Ya Allah... iya ya, ternyata sekarang aku sudah menjadi ibu.aku sudah merasakan menjadi wanita seutuhnya yang melaharirkan seorang manusia dari rahimku sendiri, jauh semakin pikiranku... aku kini menjadi manusia yang herus lebih bertanggung jawab pada amanahNya, aku kini harus melindungi, menjaga, membesarkan dan  mendampingi selalu anakku, anak gadisku."

Ku membayangkan, mungkin dulu ibuku juga seperti itu ketika menyusui ku di tengah malam...
Kini kumerasakannya, kini kumersakannya, betapa besar perhatian dan kasih sayang seorang ibu yang diberikan kepada anak tercintanya, betapa besar cinta yang tercurah dari hatinya, betapa murni dan tulusnya cinta seorang ibu kepada anaknya..

Kumulai tersadar dan teringat ibu...,
Ibuku.... terima kasih ibu, engkau telah menjagaku sampai kini aku merasakan apa yang aku rasakan, terima kasih ibu kau memberikan limpahan kasih sayang untukku...
Anakku... kelak kau juga merasakan apa yang sekarang bunda rasakan... besarnya kasih seorang ibu.... :).

with love... ibuku & anak gadisku...

by: Laeliayatun Ikrimah Arif


Hehe.. Judulnya ngambil dari Judul Bukunya Asma Nadia.

Ditulis oleh kakak iparku yang amat luar biasa menurutku..hebat!!
Jadi pengen bercerita tentang kakak iparku ini..
Dia itu lembut..Sabar banget..Udah gitu telaten dan rapi lagi..
Saya aja merasakan kasih sayang dia sebagai seorang kakak. Bahkan aku merasa lebih deket dengan mba dari pada dengan kakak saya sendiri.. soalnya kakakku itu klo ngomong amat sangat seperlunya, jadi segan aku sama dia.
Saya ini sering sekali merepotkan mba, dulu ketika masih di Bandung terutama, pas saya lagi sakit, mba juga yang ngerawat. Udah gitu setiap kali aku liburan, seringnya main ke Bandung, pasti numpang tempat mba, diajakin jalan kemana-mana lagi. Jadi berasa mba yang kakak saya. Haha..
Mba juga sempat magang di Semarang dan sempat nginep di kos ku. Aku amat sangat tidak enak deh, mba ini kan orangnya seneng rapi2. Jadi, kamerku pun jadi sasaran rapi2nya. Jadi beda deh kamerku setelah ada mba, rapiii bener, Haha..
Dia itu pinter deh, skill nya juga tidak diragukan, jago masak, jago njait, pinter ngatur keuangan, dulunya suka jualan-jualan gitu juga..
Kemarin saya ditunjukkan satu baju jaitan dia sendiri, jaitan tangan, dan bagus deh bajunya, udah gitu jaitannya sangat rapih, rasanya agak sulit dipercaya kalo itu jaitan sendiri dan bukan baju yang dibeli, tapi kenyataannya emang jaitan sendiri. Udah gitu, dia pun ingin membuatkan baju untuk anaknya, jait sendiri, pake tangan. huaaa..aku juga mau dong mba..hihi..

Monday, December 6, 2010

[KalTeng] "Orangutan Legal, Nyaru Menteng"




Penangkaran orangutan yang berlokasi di Kalimantan Tengah ini letaknya di Nyaru Menteng, Jl. Tjilik Rieut Km. sekian... menjauhi Palangkaraya ke arah Sampit.

Kenapa si perlu penangkaran segala?
Ini diperuntukkan bagi orangutan agar terpelihara dengan baik. Seperti kita ketahui bahwa orangutan di Indonesia sudah hampir punah keberadaannya diakibatkan oleh penebangan hutan sembarangan, pemburuan orangutan secara ilegal, atau pembangunan-pembangunan pabrik-pabrik yang semakin mengiris hutan di Indonesia khususnya Kalimantan ini. Hal ini mendapatkan perhatian dari sejumlah orang yang memerhatikan lingkungan sehingga didirikanlah BOS (Borneo Orangutan Survival Foundation) untuk memelihara mereka yang hampir punah ini. Penangkaran ini menjadi tempat memelihara sementara orangutan yang mengalami sakit atau terganggu habitatnya ataupun yang masih sangat kecil dan kehilangan orang tuanya, dilakukan pemeliharaan di penangkaran ini sehingga bisa dipastikan dapat kembali beradaptasi hidup sendiri di alam, baru mereka dilepaskan kembali ke alam.

Untuk lebih jelasnya tentang BOS dapat dibaca di
http://learningtogive.org/papers/paper247.html

Untuk artikel terkait tentang orangutan sendiri bisa juga liat di website
http://www.orangutan.com/

Tambahan artikel tentang orangutan lagi
http://imadr.multiply.com/journal/item/119/Simbiosis_Mutualisme_Orang_Utan_vs_HUtan

Sunday, December 5, 2010

Nungging..Nungging..Pengen Maju Merangkak..




Ponakanku lagi..

Fakhira ku sayang..
gemes banget liat ini video..
Dia itu baru bisa tengkurap, kadang kalau kembali ke posisi terlentang, masih sulit sekali dan butuh usaha ekstra agar bisa kembali tengkurap sendiri, kalau gagal juga, baru deh kita bantu, kalo g dia bisa nangis...

Akhir-akhir aku menemaninya, tengkurapnya udah makin jago..dia udah bisa kembali sendiri tanpa dibantu..
kita liat aksinya di video ini..

Tapi, dia merasa tidak cukup dengan berhasil tengkurap sendiri dari posisi terlentang yang pun ia yang membuatnya sendiri..
Dia juga ingin maju berpindah posisi sambil tengkurap (red: merangkak)..
Tapi sayang memang belum jatah waktunya untuk bisa merangkak..jadi Segala usaha yang ia lakukan agar bisa maju, gagal sudah..
yang ada malah hanya nungging-nungging.. abis itu jatuh.. terlentang lagi..
haha..

luv u..miss u..

Lagi Seneng-Senengnya Ngeluarin Suara-Suara [Part 2]




Ponakanku..namanya Fakhira Nabila Azmi..
Waktu saya merekamnya, dia masih 5 bulan 3 minggu..
tapi saat ini dia udah 6 bulan jalan beberapa hari..

Dia lagi seneng banget bikin suara-suara..
dan menjadi pusat perhatian..haha..
Kalo ini..teriakannya yang super lah..

Lagi Seneng-Senengnya Ngeluarin Suara-Suara [Part 1]




Ponakanku..namanya Fakhira Nabila Azmi..
Waktu saya merekamnya, dia masih 5 bulan 3 minggu..
tapi saat ini dia udah 6 bulan jalan beberapa hari..

Dia lagi seneng banget bikin suara nyembur-nyemburin... "mprrrrsst..mprrrsst..mprrr.."
sambil ngemutin tangannya.. dia lagi fase oral..jadi segala aktivitas yang menimbulkan kenikmatan baginya ada pada mulutnya..lagi senang ngemut-ngemut apa aja..

Karir vs Keluarga, pilih mana?

KOMPAS.com - “Karir” menempati 10 besar kekhawatiran perempuan dalam kehidupannya, khususnya bagi perempuan bekerja. Hal ini diungkapklan oleh sekitar 7,7 persen dari 1.301 perempuan yang disurvey oleh MarkPlus Insight pertengahan tahun 2010 yang lalu.

Kecemasan apabila tidak suskes dalam karir cukup membayang-bayangi mereka. Jika ditelusuri lebih jauh, sebanyak 16,9 persen dari 220 perempuan yang disurvey mengaku bahwa berhasil di sektor publik adalah segalanya bagi mereka. Memang, bukan angka yang fantastis, tetapi menunjukkan adanya indikasi bahwa karir telah menjadi salah satu salah satu tolok ukur kesuksesan bagi perempuan di Indonesia. Lalu bagaimana dengan keseimbangan antara karir dan keluarga?

Secara kodrati perempuan yang telah menikah dan mempunyai anak bertugas mengasuh anak, mengurus keluarga termasuk mengurus suami. Bahkan, sejak jaman prasejarah, kegiatan “meramu” (= memasak dan tinggal di rumah) adalah urusan perempuan; sedang “berburu” (= bekerja) merupakan urusan laki-laki. Banyak pandangan yang mengatakan bahwa, percuma saja perempuan berhasil dalam karir jika keluarganya berantakan. Oleh karena itu, tolok ukur kesuksesan bagi perempuan masa kini adalah apabila keberhasilan membangun karir dibarengi dengan kesuksesan mengelola rumah tangganya.

Pengaruh budaya dan tradisi ketimuran menjadikan perempuan-perempuan Indonesia mampu berperan menjalankan tugas ganda (bahkan majemuk dan “multitasking”), baik sebagai ibu rumah tangga dalam fungsi pengasuhan anak dan keluarga di sektor domestik sekaligus sebagai wanita pekerja yang sejajar dengan laki-laki di sektor publik. Perempuan secara kodrat telah dilengkapi dengan kekuatan-kekuatan yang tidak dimiliki laki-laki, sekalipun dalam kehidupan rumah tangga pada umunya seorang lelaki memiliki peran lebih tinggi.

Mendefinisikan kesuksesan bagi perempuan Indonesia masa kini khususnya yang sudah menikah, tidaklah mudah. Namun demikian, paling tidak emansipasi bagi perempuan tidak lagi dimaknai sebagai ‘keinginan perempuan untuk sederajat dengan laki-laki’, tetapi lebih ke arah kebebasan untuk memilih jalan hidup. Karena dalam proses menentukan jalan hidupnya tersebut perempuan menggunakan otaknya untuk berpikir, maka perempuan juga harus bertanggung jawab atas pilihannya.

Secara kodrati, perempuan mempunyai tugas melahirkan anak, dan secara budaya perempuan mempunyai tugas mengasuh anak. Kodrat adalah sesuatu yang diberikan Tuhan tanpa bisa ditolak lagi, sementara budaya mengasuh anak apalagi tunduk kepada laki-laki adalah merupakan ”pilihan”, bukan kodrat.

Ketika memasuki jenjang perkawinan, banyak kepentingan perempuan yang kemudian saling berbenturan karena semua tampak menjadi begitu kompleks. Konflik batin terjadi saat seorang perempuan ”dituntut” menjadi ibu yang bertanggung jawab atas keberadaan anak dan tetap utuhnya rumah tangga, tetapi di sisi lain mereka dihadapkan pada keinginan untuk meraih kemajuan dari balik dunia kerja. Kondisi ini memunculkan dilema yang bisa menjadi perangkap bagi perempuan. Mereka kemudian seolah-olah harus memilih salah satu: keluarga atau karir?

Pada dasarnya, hal terpenting adalah menyingkirkan dilema antara ”mana yang lebih penting, keluarga atau karir?”. Di sini seharusnya bisa dijawab dengan bagaimana setiap perempuan memandang nilai sebuah kebahagiaan dalam hidupnya. Ada kelompok perempuan yang merasa bahagia apabila bisa menemani anaknya sepanjang waktu dan melihat anak-anak tumbuh didampingi seorang ibu yang dapat membimbingnya. Rasa bahagia seorang perempuan kelompok ini akan benar-benar terasa bila dapat memenuhi perannya sebagai ibu. Di lain pihak, ada kelompok perempuan yang berpendapat tak perlu harus meninggalkan dunia kerja sepanjang keluarga dan anak-anak dapat menerima hal tersebut. Kelompok ini berpendapat bahwa harus ada usaha untuk memenuhi keinginan agar dua unsur penting dalam hidup perempuan yang telah berumah tangga itu berjalan harmonis. Terlepas dari hal tersebut, pada dasarnya apa pun keputusan yang diambil perempuan, sama-sama mempunya konsekuensi.

Peran majemuk perempuan menuntut keikutsertaan perempuan pada proses pengambilan keputusan, tidak hanya di sektor domestik saja tetapi juga masuk ke ranah publik. Peran majemuk perempuan merupakan perilaku dan tindakan sosial yang diharapkan dapat menciptakan stabilitas dan harmoni dalam keluarga.

Saat ini kemandirian finansial menjadi salah satu obsesi banyak perempuan di kota besar. Sukses berkarir sekaligus mengurus rumah tangga menjadi idealisme mereka. Perempuan bahkan merasa butuh diyakinkan bahwa mereka sanggup menjalankan berbagai profesinya di luar rumah sekaligus menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Dukungan dunia kerja pada perempuan pekerja juga semakin meningkat dengan munculnya perbaikan susasana kerja melalui penyediaan sarana khusus bagi perempuan yang memiliki anak, misalnya tempat penitipan anak. Masuknya perempuan ke sektor publik maupun maraknya laki-laki yang mulai merambah sektor domestik akibat munculnya sikap tenggang rasa di kalangan laki-laki untuk meringankan pekerjaan isterinya telah memberikan implikasi yang cukup menguntungkan bagi kalangan pemasar. Jika kita berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, sudah tidak asing lagi kita temukan pria yang rela menggendong bayinya sementara si isteri asyik berbelanja. Gendongan bayi yang dirancang untuk dibawa oleh ayah dan kereta bayi dengan pegangan dan roda yang disesuaikan dengan ketinggian badan si ayah paling tidak merupakan contoh kecil dari gejala tersebut. Belum lagi banyaknya laki-laki yang kemudian menyukai kesibukan di dapur sementara si isteri memilih melakukan pekerjaan maskulin tanpa kehilangan sisi femininnya.

Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc)
Bersama Nastiti Tri Winasis (Chief Operations, MarkPlus Insight)

**********

dikutip dari sini

Jadi, untuk para perempuan, kalian sendiri pilih yang mana?

Apapun yang dipilih berarti harus sanggup menerima segala konsekuensinya dan diharapkan pilihan apapun itu tetap menomorsatukan keluarga ya.. Menjalankan tugas utama kita sebagai perempuan. Amin..
Hehe.. 8)

[KalTeng] Bukit Batu Tjilik Riwut, Kasongan




Konon..ini adalah tempat seorang pahlawan Nasional bertapa sehari-harinya..
Pahlawan nasional itu bernama Tjilik Riwut, beliau ini putra Dayak..

Namanya diabadikan menjadi nama Bandara dan nama jalan terpanjang di Kalteng ini..

Adakah yang tidak mengenal beliau? *toooss dulu sama saya..
Tapi sekarang saya sudah tau.. :p

Awalnya saya bingung, waktu tau nama bandaranya itu Tjilik Riwut. Mungkin kalau di sini memang terdengar langka, bahkan saya jadi keingetan rawit yang cilik..hehe.. 8)
Kemudian, ada jalan yang namanya juga Jl. Tjilik Riwut, jalan By Pass nya gitu deh.. yang menghubungkan ke daerah-daerah lainnya.. seperti Sampit dan Banjarmasin..

Lalu, saya tanyakan rasa penasaran saya ini ke uda..
ternyata oh ternyata.. beliau itu Pahlawan..
Haduuu..kacau sekali sejarah saya dulu..
Kemudian saya coba searching lagi, eee..iya..pahlawan ya..hoho..

*harap dimaklumkan..karena saya ini bukan pengingat yang baik..
apalagi sesuatu yang dimensinya berbeda..

Friday, December 3, 2010

Jalinan Pertemanan Baru, antara Saya dan Dia


Tiba-tiba tadi dapet sms..

“ apa  kabarmu.. aku kangen kelompok komuda kita.. :( ”

Kebetulan saya sekarang menggunakan hp yang dulu hampir amat jarang saya pake, jadi nomer hp temen-temen juga masih sedikit sekali yang kusimpen. Jadinya, hampir setiap sms yang masuk, tanpa nama, tapi saya familiar dengan sms ini. Ini pasti dari dia! Temen yang hampir setiap stase komudanya sekelompok terus denganku, tapi sekarang kelompok koas kita berpisah.

Hwaaa..jadi terharu dia mengirim sms tersebut. Sudah lama sekali kita tidak berhubungan. Kemudian beberapa hari yang lalu, kami bertemu di RS dan berasa jadi reuni komuda. Dulu awal-awalnya aku sangat canggung dengan dia karena hampir tidak pernah berinteraksi, bahkan tidak pernah sekelas sama sekali. Tapi, komuda telah menyatukan kita. Hampir setiap stase komuda saya bersamanya, mulai dari interna, jiwa, bedah, dan obsgyn saya selalu sekelompok dengannya, hanya stase anak dan neuro kami tidak sekelompok, itu pun neuro kami sering bersama karena selalu seruangan dalam menunggu apapun, jadi tetep berasa sekelompok.

Awalnya, saya syok saat pertama kali sekelompok dengannya di stase interna, sementara temen sekelompok yang lainnya pun laki-laki semua, hanya saya dan dia yang perempuan, jadi otomatis saya pun lebih banyak interaksi dengannya. Tapi, waktu itu saya masih kurang nyaman, dia sering menghilang kemana-mana, akhirnya saya sering sendirian, keliling bangsal nyari-nyari kerjaan dan menyelesaikan tugasku sendirian. Sedih waktu itu, baru pertama kali berinteraksi dengan pasien, tapi malah sendirian, rasanya ingin sekali ditemenin. Akhirnya sekali-sekali ketika memeriksa pasien, saya minta temenin temen lain yang tidak sekelompok. Lama-lama saya berpikir, saya tetap harus bisa jalan walaupun sendiri dan hal itu semakin membuatku kuat dan tenang, sehingga tak peduli lagi.

Eh, lama-lama kami sering ngobrol dan ngerjain tugas bareng, saling membantu, membenarkan dan diskusi, akhirnya kami klop juga. Menurut saya, suatu pertemanan atau kedekatan itu bisa terbentuk karena adanya interaksi yang intens, saling membutuhkan, dan saling mengerti. Itulah yang terjadi pada kami. Walaupun kami berbeda latar budaya dan pemikiran, tetapi tetap terbentuk kedekatan yang sehat.

Saat di Jiwa, saya sudah tidak lagi canggung dan semakin seru saja obrolan kami. Semakin asik berdiskusi dan belajar, keliling bangsal bareng-bareng dan memeriksa pasiennya bersama. Walaupun penampilannya sangat glamour, tapi sikapnya rendah hati juga, tidak membicarakan yang menunjukkan kehebatan atau keglamourannya. Dia pun bisa menyesuaikan sepertinya, saat ngobrol dan berteman dengan saya, maka topik pembicaraannya pun lebih kearah keseharian dan tugas-tugas kita. Sekali-kali saya pun sering mendengar cerita tentang keluarganya, tentang ibunya, adiknya, neneknya, pacarnya, dsb, lucu juga denger ceritanya.

Saat di bedah, ini adalah puncak kedekatan kita, karena kembali seperti di interna, dalam satu kelompok hanya kita berdua perempuannya. Kemudian ditambah lagi, bedah adalah stase menunggu sedunia, jadilah waktu menunggu itu sebagai ajang cerita-cerita dan diskusi pengalaman-pengalaman kita. Ditambah lagi, di bedah, kita banyak mengalami kejadian heboh dan tak terlupakan bersama. Mulai dari cerita “hukuman jada UGD” sampai cerita “Indomie terenak sedunia”. Ceritanya ntar-ntar aja deh..panjaaaaang.. udah gitu, dulu sangat tidak napsu untuk nyeritainnya, gara-gara amat sangat berat stressor di bedah ini, jadi rasanya berat juga untuk menuliskannya. Tapi, sekarang jadi seperti kisah yang sangat memoriam dan lucu. Hihi..

Kemudian berlanjut ke stase obsgyn, kami jaga bersama, ngerjain kasus bersama, tentiran bersama, nunggu bersama, dan dapet stressor yang sama juga. Terkadang stressor yang besar yang diberikan kepada satu kelompok itu, bisa menguatkan kekompakkan ketika ada kemauan untuk menyelesaikan stressor tersebut bersama-sama dan tidak saling menyalahkan atau berlepas tangan.

Kami tidak saling egois, kami tidak saling mendahului, dan kami selalu berbagi. Itulah kunci pertemanan kami. Pertemanan singkat ini.

Semoga saya bisa beradaptasi dengan teman-teman baru lainnya di koas ini dan bisa bekerja sama dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap stressor yang ada. Amin..

[KalTeng] "Kota Sungai Kahayan"




Palangkaraya ini ibu kota Kalimantan Tengah..
Gosipnya, kalau Jakarta semakin penuh sesak, ibu kota mau dipindahin ke sini, apakah benar akan terjadi? kenapa kota ini yang dipilih? hm..ntahlah..
*lagi g pengen mikir..

Oia, kesan pertama saat tiba di Kalimantan, berbeda dengan Jawa dan berbeda pula dengan Sumatra. Kalau Jawa penuh sesak, lahan sempit dan padat akan bangunan. Kalau Sumatra lahan kosong masih luas, tidak terlalu banyak bangunan, banyak hutan, tapi berbukit-bukit. Mirip dengan Sumatra, tapi Kalimantan ini datarannya datar, tidak berbukit-bukit seperti Sumatra. Kalau Kalimantan tengah g nemu laut sama sekali, tidak seperti di Sumatra barat, hehe..
Tapi, ada sungai yang besarnya lumayan aja, yaitu Sungai Kahayan..

ini sedikit jepretan yang kuambil selama berada di kota ini..

"tulis apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang kamu tulis" #nasehatdariseorangsupervisor

sedih bener..setiap nanya suka g ditanggapin..malah balik ditanya..huhuhu...jadi malas nanya :( *tapi jadi inget supervisor yang pernah bilang: "tugas kalian hanya bertanya, jawabannya bisa diem, dijawab dengan jelas, dijawab seadanya, dimarahin, itu risiko, terima saja."

Tuesday, November 30, 2010

Sakit Gila No.11: Gila Bayi!!

Haha..Asli itu nomer ngarang abis..hehe.. :)

Ini adalah efek dari abis ketemu ponakan nan lucu dan imut-imut itu. Bikin kangen luar biasa. Kangen senyumannya yang selalu diberikan saat bangun tidur, kangen nemenin main, kangen ngayunin dia saat tidur di ayunan kain buatan ayah, kangen denger teriakannya,  kangen denger tangisannya, kangen denger ocehan tak keruannya, kangen pelukannya, kangen buntelan yang tidur dipangkuanku, kangen megangin saat dia leloncatan, kangen makein baby oil, minyak telon, bedak, pampers, baju ma celananya, kangen ikutan mainan air pas mandi, kangeeeeenn kamu adekku sayang..

Haha..Parah..




Gila Bayi!!

Awas!! Waspadalah!! Hati-hati akan penyakit menular dan mewabah saat ini!! Penyakit yang tidak disadari, tiba-tiba saja muncul setelah bertemu, mencium, dan memeluk bayi. Tidak lain tidak bukan..  sakit Gila Bayi..

Penyakit apaan ini..

Penyakit ini menyerang banyak orang, terutama wanita yang sudah melihat dan bercengkrama dengan bayi, baik itu bayi sendiri ataupun bayi milik orang lain. Bahkan wanita yang dulunya tidak pernah berpikiran tentang anak sekalipun, jika telah menyentuh bayi, maka akan terserang penyakit ini. Mereka menjadi haus akan keberadaan anak-anak.
Cobalah sentuh, rasakan kehangatan dan kelembutan bayi yang baru dilahirkan, maka penyakit ini akan kambuh dan merasuk dalam jiwa. *lebay...

Kalau berdasarkan teori yang saya baca dari buku  “the Female Brain” karya Louann Brizendine, hal ini dikarenakan adanya suatu perubahan yang terjadi pada otak dan terbentuknya realitas baru. Kenapa bisa terjadi seperti itu?
Bau harum kepala bayi sendiri menghadirkan feromon yang dapat merangsang otak  perempuan untuk menghasilkan ramuan cinta yang ampuh, yaitu oksitosin, sehingga menimbulkan reaksi kimia yang membangkitkan rasa gila bayi.

Jadi, hubungan sebab akibatnya seperti ini..

Dengan memeluk dan mencium kehangatan sosok bayi, ini menciptakan feromon dalam tubuh, yang mana keberadaan feromon ini dapat merangsang otak agar tubuh menghasilkan oksitosin, hormon yang dapat merangsang suatu mekanisme menyenangkan, sehingga timbulah rasa cinta yang luar biasa pada bayi ini, mungkin hingga tergila-gila pada bayi.

*
Haha..
Maafkan kalau saya rada aneh..
Efek belajar jiwa, g ngerti-ngerti.. hihi.. :)

Benarkah Wanita Tidak Bisa Memasak?

“saya tidak bisa masak”

Cukup banyak wanita yang berujar seperti itu. Salah satunya adalah ibu saya. Ibu adalah seorang anak yang dulunya tidak bisa memasak sama sekali, berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, dimana sangat jago dalam memasak. Dan memanglah begitu ibu saya, sangat malas jika disuruh memasak. Dia lebih senang untuk mengurusi rumah dibandingkan mengerjakan pekerjaan seperti memasak ini. Dia  tidak pernah ingin belajar memasak saat kecilnya. Tetapi ternyata, setelah beliau menikah, tidak ada kata selain, “masakannya sangat enak!” ibu sangat jago memasak, walaupun kata ibu, ibu bisa masak asalkan untuk kalian saja, kalau untuk orang lain, ibu tidak bisa.

Itu pula yang teman saya katakan, “aku bisa masak karena ada suamiku yang mau memakannya, kalau bukan dia, aku pun tidak mungkin bisa memasak.” Padahal dulunya teman saya ini, keukeuh sekali bilang bahwa dia tidak bisa masak. Saat dilamar pun dia mengatakan bahwa dia tidak bisa memasak. Tapi buktinya setelah menikah, 2 kali saya merasakan masakannya, rasanya sangat mantab!! Saya jadi teringat ceritanya saat dulu kala, ketika dia bercerita untuk menggoreng saja dia merasa kesulitan, tapi sekarang dia menjadi seorang wanita yang pandai sekali memasak. Hebat!

Soal rasa, itu penyesuaian lidah menurutku. Ibu pun masakannya kadang tidak enak, kadang hambar, kadang biasa-biasa aja, tapi tidak jarang masakannya luar biasa enak. Kalau masakan ibu sedang spesial, maka saya akan berkata, “ibu, masakannya enak sekali” dan ibu akan menjawab, “ini karena ibu masaknya dengan kasih sayang”

 Yup, betul. Jika kita membuatnya dengan penuh cinta dan keikhlasan maka akan terpancar pada rasa masakannya. Sepertihalnya juga orang yang hatinya tulus dan penuh cinta, maka akan terpancar pada sikapnya.

Ibu pernah berkata padaku, bahwa jika anaknya meminta, maka ibu akan berusaha dengan keras untuk memenuhi pintanya. Saat aku ingin sate padang, ibu tidak sampai hati, ketika aku pulang beliau membuatkannya untukku. Padahal sebelumnya, ibu keukeuh sekali tidak ingin membuatnya, beliau sangsi karena sebelumnya, beliau belum pernah membuatnya dan dirasa terlalu ribet, udah gitu cape-cape buat,  gda yang makan. Tapi, ternyata dengan kemauan dan keinginan yang kuat demi rasa sayangnya pada anaknya, beliau berhasil membuatkannya untukku, dan menurutku, itu adalah sate padang terenak yang pernah kucicipi. Sate mak syukur..lewaaaat..hehe..

Masih belum percaya kalau wanita pasti bisa masak?

Ini dibuktikan lagi dengan pernyataan temanku, yang menurutku dia adalah orang yang hidupnya sangat glamour. Orang-orang yang sangat akrab dengan salon kecantikan beserta segala perawatan tubuh lainnya, dan juga segala ekmewahan lainnya. Tapi, dia bercerita banyak hal pada kami tentang kemampuannya memasak. Dia memberikan banyak resep masakan yang sering dia masak. Dia pun bercerita tentang ibunya. Dulu sama sekali tidak bisa masak, bahkan setelah menikah dengan ayahnya. Tapi, lama kelamaan, mau tidak mau, seorang istri harus bisa memasak, tidak mungkin kalau harus beli makanan setiap hari, apalagi saat-saat dimasa krisi perekonomian keluarga, sehingga dibutuhkan keterampilan ini. Dan akhirnya, ibunya pun belajar untuk memasak agar lebih menghemat pengeluaran.

Belum menikah pun tetap bisa memasak..

Akhir-akhir ini, amat sangat banyak temanku yang ternyata dalam memenuhi makanan kesehariannya adalah dengan membuat lauk sendiri. Saya masih ingat, dulu saat kami masih di semester awal-awal, bahwa memasak adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki seseorang. Hanya segelintir orang yang sanggup melakukannya. Salah sautnya adalah seorang wanita anggun yang kami kagumi dan terlihat amat sangat dewasa, bahkan kami memanggilnya ‘mami’. Tapi, ternyata sekarang semakin terbongkar semua keahlian teman-temanku yang lainnya, mereka semua ternyata rata-ratahampir  bisa memasak bahkan masaknya jago-jago, tidak tanggung-tanggung masakan western pun mereka bisa. Dan ntah kenapa saya senang menanyakan resep-resepnya sambil berujar dalam hati, pengen juga bikin. Tapi, tidak sekarang. Belum ada kemauan. Hehe..

Intinya, jika ada kemauan dan keinginan untuk mencoba dan berusaha. Maka, insyaAllah segala sesuatunya itu bisa dilakukan. Maka, para wanita yang saat ini masih ‘belum ada kemauan untuk memasak’ (saya tidak berkata tidak bisa, karena saya percaya semua wanita pasti bisa memasak), jangan khawatir, jika keadaan mendesak, kita pasti bisa memasak!! Hoho..


*sebuah mekanisme pertahanan jiwa yang terbentuk pada diri penulis..haha..

Saturday, November 27, 2010

Pentingnya Bermain Untuk Anak-Anak..

Bermain..adalah kegiatan anak-anak untuk merangsang dan menstimulasi otaknya. Jadi, biarkan anak anda bermain sesuai dnegna keinginannya dan sesuai dengna keingintahuan mereka. Jadi, jangan paksakan anak anda bermain sesuatu, cukup rangsang mereka utnuk bermain dan biarkan secara alamiah mereka yang menentukan permainannya.

Begitulah saya mengamati ponakan saya yang umurnya sudah jalan 6 bulan. Dia sudah bisa memperhatikan suara, mengenal benda, dan penasaran dengan apa yang dilihat dan ditemuinya. Masalah permainan sangat tidak sulit, tidak perlu membelikan mainan bagus untuknya, cukup mainan-mainan yang membantu menstimulus perhatiannya atas suara, permainan yang bisa dipegang olehnya karena genggaman tangannya sudah mulai kuat saat itu dan reflek menggenggamnya masih sangat kuat.

Permainan dilakukan untuk membantu gerak kasarnya. Dalam hal tengkurep, duduk tanpa dipegangin, berdiri dengan berpegangan, berdiri tanpa dipegang, berdiri sendiri, berjalan, dan berlari. Permainan pun dilakukan dengan duduk, karena dia sedang dalam pembelajaran untuk duduk sempurna tanpa jatuh, agar dia betah duduk sehingga dapat menstimulus proses pertumbuhan motorik kasarnya. Permainan yang dilakukan dengan duduk, bisa dalam bentuk apapun, contohnya kalau ponakan saya diaksih plastik-plastik atau kertas dan membiarkan dia bereksperimen sendiri mencari tau apa yang diinginkannya dari plastik-plastik dan kertas tersebut. Permainan pun dilakkukan untuk membantunya dalam pembelajaran merangkak, misalnya memberikan boneka atau apapun yang mengalihkan perhatian mereka dan agak jauh dari jangkauan sehingga dia ingin meraihnya dan merangsang keinginannya untuk maju. Ponakan saya ini sangat lucu sekali ketika dia ingin maju merangkak, dan selalu gagal, karena memang belum masanya, tapi dia sepertinya sudah bersemangat sekali untuk merangkak terus dan terus, tapi akhirnya dia cuma terjatuh dan kembali terlentang, lalu dia berusaha untuk kembali tengkurap dan mencoba lagi tapi gagal lagi dan mencoba lagi, tapi gagal lagi, dan seterusnya. Yang sudah bisa dilakukan baru guling-guling, dan dia senang sekali guling-gulingan, kalau tidur harus diperhatikan dan harus diberikan pengaman, karena anak umur 5-6 bulanan ini lagi aktifnya bergerak dan berputar-putar, sehingga sangat mungkin untuk perpindahan posisinya sangat cepat, seperti ponakan saya, awalnya dimana, bangun-bangun posisinya udah berubah dan sangat jauh tempatnya, haha..bahaya bener emang. *hebat perjuanganmu nak! Dia cepat sekali belajarnya, belum 6 bulan duduknya pun sudah sangat baik, hm..80% lah, karena masih suka tidak seimbang dan terjatuh. Keterampilan motoriknya sesuai dengan anak seusianya, bahkan tergolong cepat. Walau masih jalan 6 bulan, dia sudah ingin diberdirikan, memang belum menapak, baru jinjit dan masih sangat lemah kakinya, jadi saat bermain dia selalu ingin diposisikan lurus terus kakinya, yaitu jadinya seperti loncat-loncat. Ini yang selalu dia inginkan, diberdirikan sambil diloncat-loncatkan. Haha..kamu belum waktunya berdiri, nak.. sabar ya! insyaAllah kurang lebih umur 8 bulanan baru bisa diberdiriin dengan baik, sambil dititah-titah. *saya agak sangsi, sepertinya ponakan saya akan sudah bisa dititah-titah sebelum usia itu. haduuu.. dia terlalu aktif.

Permainan juga dapat merangsang dan menstimulus tumbuh kembang lainnya. Bermain ini sangat penting bagi anak. Berdasarkan website IDAI yang say abaca, ada beberpa peran bermain bagi anak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Aspek fisik, dengan mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, akan membuat tubuh anak menjadi sehat.
2. Aspek perkembangan motor kasar dan halus, hal ini untuk meningkatkan ketrampilan anak
3. Aspek sosial, anak belajar berpisah dengan ibu dan pengasuh, anak belajar menjalin hubungan dengan teman sebaya, belajar berbagi hak, mempertahankan hubungan, pemecahan masalah, perkembangan bahasa dan bermain peran sosial.
4. Aspek bahasa, anak akan memperoleh kesempatan yang luas untuk berani berbicara. Hal ini penting bagi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan memperluas pergaulannya.
5. Aspek emosi dan kepribadian. Melalui bermain, anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya. Dengan bermain berkelompok anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan yang dimiliki sehingga dapat membantu pembentukkan konsep diri yang positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga diri.
6. Aspek kognisi. Pengetahuan yang didapat akan bertambah luas dan daya nalar anak juga bertambah luas, kreativitas, kemampuan berbahasa dan peningkatan daya ingat anak.
7. Aspek ketajaman panca indera. Dengan bermain anak dapat lebih peka pada hal-hal yang berlangsung di lingkungan sekitarnya.
8. Aspek perkembangan kreativitas. Kegiatan ini menyangkut kemampuan melihat sebanyak mungkin alternatif jawaban. Kemampuan divergen ini yang mendasari kemampuan kreativitas seseorang.
9. Terapi. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengubah emosi negatif menjadi positif dan lebih menyenangkan.

Jadi, ayoo ajak adik, ponakan, anak, anak tetangga, cucu, cicit, dsb anda untuk bermain.. :)

[Simbiosis Mutualisme] Orang Utan vs (H)Utan

“Jaga, lindungi dan lestarikan hutan kita!”

*Kaya pernah denger..hehe..slogannya pelestarian hutan bukan si..
Kalau sepemahaman saya, kita memang harus melindungi hutan, sebab hutan merupakan sumber kehidupan bagi makhluk yang ada di dalamnya maupun manusia yang menikmati hasilnya. Jika hutan rusak, maka ini akan berefek pada makhluk yang ada di dalamnya, salah satunya orang utan yang semakin langka saja bahkan nyaris punah. Kalau hutan rusak, dimana lagi mereka hidup? Kalau hutan rusak, apa lagi yang akan mengontrol air di muka bumi ini? kalau hutan rusak, apa lagi yang menyeimbangkan mekanisme alam ini? kalau hutan rusak, lalu kehidupan berikutnya apa kabar? Kalau hutan rusak, adalagikah kekayaan alam yang bisa menggantikannya?

Tapi, setelah saya mengunjungi penangkaran orang utan di Borneo dan membaca brosur penyelamatan orang utan Borneo, jadi tau kalau keberadaan orang utan pun sangat menentukan keberadaan hutan di bumi ini. Hutan pun butuh orang utan. Nah lo..kok bisa? Baru tau kalo hutan dan orang utan ini saling melengkapi. Kalau saya belajar biologi waktu SMA dulu sih jadinya bisa tergolong ke dalam simbiosis mutualisme gitu deh. Hehe..

Selama ini, saya hanya tau hubungan sebab akibat yang seperti ini: “jika hutan terlindungi, maka orang utan akan lestari”.  Tapi ternyata ada juga pemikiran lain, jika 2 premi “jika hutan terlindungi” dan “maka orang utan akan lestari” posisinya kita balik, akan menjadi sebuah hubungan sebab akibat baru, berupa: “jika orang utan terlindungi, maka hutan akan lestari”. Hebat ternyata hubungan diantaranya. Akhirnya, ujung-ujungnya terjadi lingkaran kehidupan yang tak terputuskan dan semuanya saling menyambung. *jangan-jangan hanya saya saja lagi yang baru tau kenyataan ini.  Saya memang kurang update, hehe..

Begini teorinya:
Menurut brosur yang saya baca, jadi orang utan ini dianggap sebagai hewan penyemai biji di hutan. Karena orang utan ini suka memakan buah dan biji-bijian, sehingga biji-biji tersebut akan berjatuhan ditempat-tempat yang dia lewati dan memang mereka ini paling suka pindah-pindah antar pohon bukan? Dari biji-biji yang berjatuhan  inilah nantinya akan menjadi benih-benih baru untuk pohon-pohon baru yang tetap menjaga kelestarian hutan. Sehingga kita pun harus menjaga keberadaan orang utan di hutan tempat tinggalnya agar mamapu menjaga kelestarian hutan juga. Jadi, kalau orang utang punah, hutan pun terancam punah, semakin sering ditebang, tapi tidak ada lagi hewan yang membantu menyebar biji, menyemai benih secara alami lagi, maka hutan akan semakin terancam, hutan pun semakin lama semakin punah, tanpa ada penanaman hutan kembali secara alami yang dilakukan oleh orangutan ini. Kalau hutan punah, kehidupan makhluk di dalamnya terancam juga, mereka kehilangan tempat tinggal dan sumber kehidupannya, begitu juga manusia akan berangsur-angsur mendapatkan efek hilangnya hutan, cuaca yang semakin kacau, banjir yang tak lagi terserap, sumber tumbuhan untuk kehidupan semakin langka, dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, ayooo.. Save our world.. Save the orangutans..

Jadi, kalau gini, lindungi hutan atau lindungi orang utan yang bener?
Hm.. lindungi dua-duanya dong ya.. hihi..

Friday, November 26, 2010

Dari tukang parkir hingga supir bis..

Beberapa hari yang lalu, saya menonton sidak yang temanya retribusi parkir. Saya pun jadi ingin membahas tentang parkir. *mumpung berita juga lagi hot hot nya masalah parkir di ibu kota. Tapi, saya ingin membahas khusus ke arah tukang parkirnya dan segala kesemena-menaan yang lainnya, tentang pengalaman-pengalaman indah antara diriku dan dirinya. Tapi, saya tidak membahas dari segi hukum, cukup dari sudut pandang sosial aja.

Saya ini memang orangnya agak mudah terpancing untuk menonjolkan ketidaksukaan saya akan sesuatu, sebenernya ingin menegur langsung, tapi saya tidak cukup berani untuk melakukannya, tapi kadang saya memiliki keberanian itu lo. Akhirnya saya hanya bisa lebih sering menyindir secara tidak langsung, semoga mereka sadar dengan sindiran yang kuberikan dan mau berubah.

Semuanya pasti sering parkir dan diminta bayaran oleh tukang parkir dadakan yang ada di sana. Misalnya saat ke warung, beli pulsa, beli makan di tempat makan, dsb. Kadang memang diberikan tempat untuk parkir dan kita pun membayarnya, tapi kadang mereka itu sengaja saja membawa pluit dan berlagak mendatangi kami untuk menagih uang parkir, padahal saat kami markir, mereka entah kemana, eee..tau-taunya saat kita pergi, mereka sudah stand by dengan pluitnya itu sambil menggerakkan tangannya, tapi setelah kami kasih uangnya, mereka kembali menghilang ke mangsa-mangsa berikutnya. Ya ampuuuuun.. saya paling kesal dengan hal itu. Benar-benar tidak suka dengan kelakuannya. Okehlah, saya akan membayar atas jasa tempat (emang itu tempat punya mereka ya?) dan jasa atas bantuannya memarkirkan dan membantu dalam memeberikan jalan, misalanya saat nyebrang. Dengan sangat senang hati sekali saya sukarela memberinya, bahkan kalaupun seharusnya tidak ada retribusi parkirnya, ikhlas sekali saya ngasihnya. Tapi, yo kalo cuma numpang mejeng n nampang n menengadahin tangan sambil tiup-tiup pluit kok piye gitu.. Saya katakan dengan tegas, saya sangat tidak suka!! Saya anggap mereka itu sangat tidak bertanggung jawab, hanya mau menagih hak saja (hm..itu pun kalau bisa dibilang hak). Spontan saya akan kesal kalau diperlakukan seperti itu. tergantung emosi saat itu, kalau lagi stabil, maka saya akan diam sambil mengelus dada saja, kalau agak labil tampangku pasti langsung cemberut, dan kalau sedang kesal berlipat-lipat saya bisa negor tu bapak, “pak, bisa disebrangin?”, kalau bapak parkirnya udah ngilang aja, bisa marah-marah sendiri saya. Haha…

Ini juga terjadi pada tindakan kesewenangan yang dilakukan orang-orang lainnya (kaya g pernah aja berbuat kesewenangan, hehe..). Contoh lainnya lagi, orang ngerokok. Beuh..ini ni sangat menyebalkan. Ngerokok seenaknya di tempat umum. Sangat merugikan banyak orang. Kali ini bukan hanya saya yang dirugikan, tapi semua orang disekililingnya. Siapa juga coba yang suka asap rokok?? Hm..Jawabannya: orang yang juga suka ngerokok!! Kalau ada ayng ngerokok disekeliling saya, pasti saya kebuk-kebukan tangan saya didepan muka saya, kalau bisa sangat mencolok agar tu orang yang ngerokok sadar, dan juga sambil ngasih tampang jutek sedunia sambil ngelirik-ngelirik pelakunya. Haha.. udah gitu, aku tutup hidung saya dengan jilbab saya, itu juga dengan tingkah semencolok mungkin! Hehe.. Tapi, dudulnya ada aja yang g sadar, walau banyak juga yang jadi g enak ngeliat tingkah saya dan mematikan rokoknya. Parahnya lagi, ada kisah, waktu itu masih SMA atau tidak awal kuliah, masih tinggal di daerah, waktu itu saya naik elf, kendaraan umum daerah setempat, ada yang ngerokok! Hwaaa.. buete deh.. lalu, saya bilang lumayan keras, ”kata MUI rokok tuh haram lo pak.” Aku berharap, dia bakal mematikan rokoknya, ternyata tidak, malah semakin asik.. hoho..jangan-jangan bapak ini bukan orang islam lagi, jadi g berespon..

Ada lagi, pengalaman saya dengan supir kendaraan umum, hehe..
Ini paling membuat teman-temanku heboh. Lagi-lagi, ini sangat merugikan orang-orang. Contoh sikap tidak disiplin bangsa Indonesia (kaya kamu disiplin aje ma..keknya sama aja..hehe..). bagi yang sering naik angkot, naik bis, dan kendaraan umum lainnya, pasti tidak pernah jauh-jauh dari kata menunggu. Saya paling sebel, sama angkot yang berhenti seenaknya dipinggir jalan, mending nepi, ini mah sukanya rada ke tengah, di tepi belokan, dan ditempat-tempat yang tidak semestinya. Saya sebagai pengendara motor, dirugikan atas penghalangan jalan yang dibuat oleh angkot-angkot ini. Dan saya sebagai penumpang sangat dirugikan dengan lamanya angkot-angkot atau bis, dan kendaraan umum lainnya saat mengetem. Hati kecil saya yang g tegaan mengatakan, “mereka juga ingin cari rejeki ima, jadi sabar ya..” okehlah, aku sabar, tungguin. Lah masa iya mpe jam-jaman, siapa yang betah? (ekstrim bener contohnya.. pokonya lama lah..) itu kelewatan! Saya tidak sesabar itu. Lalu, hati saya yang lain berujar”g gitu caranya kalau mau nyari penumpang, bukan dengan merugikan penumpang lain. Toh kalau udah rejeki sambil jalan pun, insyaAllah g kemana, ada aja yang mau naik dan g perlu merugikan penumpang lain.”
Udah nunggunya dengan berhenti seenaknya ditempat yang g bener dan keberadaannya merugikan pengguna jalan lainnya, terus ngetemnya kadang g kira-kira lagi, merugikan penumpang yang memang mengejar waktu. Sangat tidak bertanggung jawab lagi, kalau sampe mesinnya dimatiin dan mereka malah turun meninggalkan para penumpangnya. Siapa yang tidak kesal diperlakukan seperti itu? *hebat sekali mereka yang sabar itu, saya harus banyak belajar sepertinya untuk sabar dengan segala tindakan tidak mengenakkan. Huft..
Oiya, puncaknya, saya pernah bertingkah sangat diluar jangkauan orang-orang (lebnih tepatnya teman-teman saya). Saat naik bis, tiba-tiba bis berhenti, lalu supirnya turun, dan tidak kembali-kembali dalam waktu yang lama tanpa menginformasikan pada kami, penumpang, gimana g geram, disuruh nunggu untuk hal yang tidak jelas seperti itu. semena-mena saja bapak supirnya. Ga bisa dibiarkan, lalu saya berpikir, harus diapakan ni supir biar paham bahwa dia itu g boleh begitu, coba diinformasikan, mungkin kami bisa menerima. Lalu, saya malah dengan dudulnya, pindah ke deket bangku supir dan memencet klaksonnya. Haha.. *parah banget emang aku ini..

Untuk itu, mengapa teman saya menjuluki saya preman, karena terkadang saya amat berani. Tapi, saya serem aja kalau mpe g terkontrol. Ingin jadi yang kalem aja, diem melihat kesewenangan, hm.. g juga..tapi mungkin caranya harus lebih halus.

Overall, saya sangat tidak suka tindakan yang merugikan orang lain, jadi harus berusaha untuk mengaca diri agar tidak merugikan orang lain dan berbuat dijalurnya. Dan semoga kita semua tidak tergolong pada manusia yang senang merugikan orang lain. Dan semoga tetap diberi kesabaran dalam menghadapi segala hal yang tidak mengenakkan dan merugikan. Amin.. *hehe..

..banda naira.. *oke punya..

haduuu cireboooon..gregetan ah jadinya..

wow..sate padang.. :)

Wednesday, November 17, 2010

It's The Way To Be.....


Alhamdulillah..Yudisium komuda selesai..
Degdegan menunggu hari ini, apalagi saat tadi dipanggilin namanya.. pikiran udah takut aja g lulus. Karena kita sering memperoleh lulus nyaris, haha.. terutama untuk bedah dan obsgyn. Nyaris bener dah pokoknya. Bedah, untung aja dokternya g mau mempersulit, walaupun kita kena semprot sana sini, mpe dibego2in, tapi beliau malah nanya ke kita mau nilai berapa, padahal yo kita g pantes banget dah dengan nilai segitu. Kemudian obsgyn, kita kena semprot penguji kita, dan saking beliau keselnya, kita dikaish nilai 65 pukul rata. Hweee.. udah takut aja g lulus, tapi ternyata 65 itu masih B. B nyariiiiisssss…ris.. pokonya masih bersyukur deh, Allah masih baik ke kita. Alhamdulillah ya Allah..

Udah sah menjadi koas nih sekarang, hehe..
Alhamdulillahirobbil’alamin..

Sekarang, ingin cerita tentang koasku ke depan. Aku masuk rombongan 15, sesuai dengan nomor urut. Dulu, koas itu ditentukan sendiri kelompoknya. Tapi, sekarang sejak angkatan 2004 diatur sepenuhnya oleh bagian akademik. Dan itu artinya sesuai dengan nomor urut dan rolling ditentukan, jadi intinya ya kita pasrah aja dapet rolling nya bagaimana pun juga.

Aku akan sekelompok koas dengan gugum, hanif, hanin, dan iffa, 4 orang teman yang memang nomor urutnya serentetan. Satu dosen wali, sering satu kelompok apapun kelompoknya, walau kadang terpecah tapi setidaknya masih ada salah satu diantaranya yang sekelompok. Dulu, sewaktu masih pendidikan S1 tidak begitu sering dengan kelompok ini, paling-paling sedosen wali dan sekelompok BBDM, selebihnya lebih sering kelompok yang bebas. Tapi, semenjak semester 8, dimana intensitas kerja kelompok semakin banyak, semakin sering pula kami sekelompok. Mulai dari panum, PBL, dan komuda. Dan pembagian kelompok komuda pun sering sesuai nomor urut dibandingkan dengan acaknya, walau ada juga yang acak. Ada bagusnya juga, sebelum koas sudah dibiasakan sekelompok dengan mereka sebagai penyesuaian sebelum di koas. Mereka ini hanya teman sekelompok untuk memasuki setiap stasenya, tapi untuk di masing-masing stasenya kami belum tentu sekelompok, karena kadang akan diacak dengan kelompok lain yang masuk di stase yang sama dengan kami.

Alhamdulillah ada iffa, cukup membuatku senang dan tenang dengan siapapun teman lainnya,  setidaknya ada iffa yang sudah cukup kenal dan dekat, jadi lebih tau karakter dan tidak sungkan, dan lebih mudah mengompakkan. Hanya saja iffa sudah menikah, agak membatasiku ketika ada suaminya, haha.. jadi inget tadi, aku kurang menyadari kalau iffa itu saat ini udah punya suami, jadi mereka otomatis akan bersama dong. Nah, sedangkan aku merasa menjadi temannya, yang masih suka duduk deket-deketan, dan barengan. Masih suka kebawa perasaan kalau aku masih sesuka hati duduk disebelahnya. Tadi, iffa duduk duluan dan masih ada 2 bangku kosong disebelahnya, spontan saja saya mendekat dan ingin menduduki tempat itu, sampai akhirnya saya tidak sadar dibelakang saya suaminya, dan dia pun ingin duduk disampingnya, haha.. aku langsung tersadar dan segera pindah, terus suaminya pun jadi berkata, “kamu mau duduk bareng temen-temenmu atau bareng aku?” haha.. jadi g enak. Aku pindah ko..aku pindah.. aku dan temanku yang lain berinisiatif pindah, tapi kemudian suaminya udah duduk di barisan sebelah, karena sebelahnya masih kosong, gantian kita usir si iffa, biar pindah ke sana, dan kita yang duduk di tempat duduknya. Haha..
3 orang lainnya, laki-laki semua dan memang kurang begitu akrab awalnya, baru akrab baru-baru ini saat komuda. Saya jadi tau sedikit karakter masing-masing. Ada yang ramah dan royal pulsa, cocok buat jadi ketua, haha.. tapi dia suka malas kalau terlalu sering minta tentiran. Kemudian ada juga yang suka menghilang, dan kalo pato sendirian, pas kita lagi kumpul-kumpul dia sendiri yang menghilang ntah kemana, jadi yang paling sering dicari. Terus, ada juga yang paling fisiologis diantara kami, pendiem bener dan senang menolong. paling g keberadaannya akan mengingatkan saat ke-pato-an kami makin tak terkontrol, hehe..

Overall, kelompok koasku cukup menyenangkan, setidaknya jika dibandingkan dengan teman-teman kelompok lain, yang jelas-jelas sudah menunjukkan pertentangannya padahal belum apa-apa. Jadi ngeri sendiri ngeliatnya. Kalau tidak kompak, bagaimana nasib hidup mereka. Yah, setidaknya toleransi diantara kami masih baik. Semoga ke depannya juga. Walaupun aku yakin, sepertinya saat koas nanti jelek-jeleknya akan semakin terlihat. Komuda belum begitu tampak mungkin ya..
Yah, teman-temanku..semangat terus ya berjuang di dunia perkoasan, semoga kita bisa saling membantu, dan bisa lulus tepat waktu berbarengan, tidak ada yang tertinggal maupun yang mendahului.. kompak selalu.. :))

Oia, stase pertamaku psikiatri!! Hosh..hosh.. semangat!!


---------------------------------------------------------------------------------
*diposting setelah internet kembali jalan dan ditulis sesaat setelah Yudisium Komuda, 16-11-10..

Dialah, Kimi...

Pengen cerita tentang kimi..sepertinya belum pernah saya cerita tentang kimi. Hehe.. dia teman setia saya, yang selalu menemani, dikala sendiri dan saat tanpa arah. Saya suka nge geje jalan-jalan g jelas, yang penting keluar aja, kalau lagi suntuk dan itu pasti bersama kimi, hehe..

Kimi ini keren, gagah. Awalnya saya belum bisa menyeimbangkan diri dengannya, karena dia terlalu besar dan sangat berat, sehingga kadang kala saya suka tidak seimbang, tapi Alhamdulillah jatuhnya dalam keadaan lagi diam. Hehe.. itu artinya bikin dia lecet, tapi Alhamdulillah saya tidak kenapa-kenapa. Hihi.. Lama kelamaan saya terbiasa dengan beratnya dan semakin pandai menyeimbangkan, sudah kepeganglah intinya.

Awalnya kimi datang, gmn si?
Selama ini, saya sering sekali minjem motor orang kalau pergi jauh-jauh, dan intensitas itu semakin sering dilakukan sejak penelitian dimulai, hm.. semester 7 kalau tidak salah. Untuk itu, saya semakin tidak enak, dan semakin memaksa ayah untuk mengirimkan motor yang ada di rumah. Tentu saja dengan alasan untuk keperluan penelitian, hehe.. Ayah setuju dan ibu pun mau tiak mau setuju juga, hihi.. walaupun ibu agak berat memberikannya. Selama ini saya memang tidak boleh menggunakan motor di sini, katanya bahaya. Padahal sudah sangat sering saya minta dikirimin motor ke Semarang, tapi ternyata alasan penelitian inilah yang paling diterima mereka. Dan nyatanya selama ini tetap saja saya sering make motor orang, kata mereka g ngebayangin kamu naik motor di sana, serem aja ngeliat orang-orang naik motor. Hehe.. Kapan bisanya dong kalo g pernah dilepas.. Saya pun sempat untuk menggantikan alternative dari motor ke sepeda, setidaknya aku butuh kendaraan. Tapi, ini dilarang keras sama ayah, lebih bahaya naik sepeda kata ayah, karena gda sen nya, gda lampunya, gda sepionnya, dan bersanding dengan kendaraan-kendaraan yang super ngebut (red: mobil dan motor). Iya juga si. Harusnya dibikin jalan sepeda. Ide liar yang selalu merasuki otakku. Kenapa pemerintah g membuat jalan sepeda??? Saya tau jawabannya, dana! Haha..

Kenapa KIMI?
Hihi..kenapa ya dikasih nama kimi, aku pun lupa awalnya, yang pasti yang memikirkan nama motorku ini, bareng-bareng dengan luluk dulu.. dan akhirnya kupilih kimi. Karena mengandung sejuta arti, *ceileh..
Pertama, karena motorku itu Kharisma, jadi kukasih kimi sebagai nama kecilnya. Bisa juga jadi, kharisma ima, jadi kimi.

Kedua, kendaraan ima, disingkat jadi kimi. *maksa..haha..

Ketiga, ekstrimnya, kendaraan ima menuju illahi, jadi aku pengennya keberadaan aku dan kimi ini bisa bermanfaat untuk orang banyak untuk menggapai ridho illahi..hehe.. *g kuat ya..

Keempat, karena aku suka kimi raikonen, pembalap F1 yang aku suka selain Alonso. Hehe..hm.. berharap kimi bisa ngebut juga si..hwehehe..
Tapi memang bener..itu menimbulkan efek bahwa aku tidak suka pelan, justru keseimbanganku jadi rusak kalau bawanya pelan, haha..

Kata teman-temanku, aku bawa motornya menyeramkan, padahal aku tidak merasakannya, bahkan temanku mau mau aja dibonceng, bahkan kadang mereka yang minta untuk dibonceng. Tapi, masa iya, segelintir orang berujar, “kalau mau naik wahana, g usah jauh-jauh ke dufan, naik motor sama ima aja.”
Hwaaaa…jatuh harga diriku..wkwkwk..
Ya, aku tetap berusaha untuk selalu hati-hati dan tidak ngebut dikeramaian, dan selalu memohon perlindungan dari Allah. Semoga aku selalu dilindungi saat naik motor dan diberi kelancaran, amin..

Benarkah Saya Cemburu?

"Benarkah saya cemburu?
dan
Pernahkah anda cemburu?"

Jadi terpikir untuk menulis tentang pengalaman saya dengan cemburu, setelah membaca salah satu bukunya Asma Nadia. Haha.. aku juga geli kenapa bisa beli buku ini, tapi setelah membaca isinya, ternyata ada yang lucu juga. Bisa banyak ngambil pelajaran juga, lumayanlah. Ceritanya saya ke toko buku diskon mencari buku Asma Nadia yang lagi pengen dibaca, diantaranya kumpulan cerpen emak ingin naik haji, catatan hati bunda, dan catatan di setiap sujudku, tapi nihil! Gda semua di toko buku diskonnya. Jadi, saya beli yang ada aja deh..

Ini dia..kisah saya dengan cemburu.. Saya ingat, sepertinya rasa cemburu yang membekas sampai sekarang dalam hidupku itu ada 2, hm..2 apa 3 ya.. yang pasti si 2..

Pertama, waktu saya masih kecil pas masih SD kelas 1 kalau tidak kelas 2, lupa tepatnya. Waktu itu, kami memang lagi berkunjung ke rumah saudara dari pihak ibu yang jaraknya lumayan jauh. Itu kali pertamaku bertemu dengan sepupu-sepupuku itu, begitu juga dengan ayah yang baru pertama bertemu dengan ponakannya. Ayah itu orangnya supel sama anak-anak, sangat ramah dan sangat sayang anak-anak. Itulah yang membuat saya cemburu, mungkin karena dulu saya statusnya masih anak-anak, jadi merasa diduakan, haha.. ngomong-ngomong soal sepupu saya ini, dia sepertinya suka juga sama ayah, jadi senengnya nempel banget sama ayah, ga mau lepas, selalu ngebuntutin ayah, mengambil seluruh ruangku saat itu. Saya benar-benar kesal dan tidak begitu suka dengan sepupu saya yang satu itu. Haha.. *dasar anak kecil.. tapi setelah itu dan setelah lama sekali tidak bertemu dengannya, saya merasa baik-baik aja pas ketemu dengannya lagi di lain wakti pun sudah tidak ada apa-apa lagi, tapi saya suka geli aja. Padahal sebenernya, saya dan ayah memang mirip, sama-sama suka anak-anak, dan setelah saya semakin besar, justru itu menjadi kekompakan kita, bukan lagi hal yang dicemburui. Hehe..

Yang kedua, ini cemburu baru aja beberapa tahun yang lalu. Lagi-lagi, gara-gara ayah yang berulah. Haha..
Waktu itu, kakak-kakakku baru saja menikah, dan memang jarak pernikahan mereka hanya dalam itungan bulan. Saya mudah akrab dengan ipar-iparku itu, mereka itu lucu-lucu dan baik hati. Ayah ibu pun mudah sekali membaur dan tidak ada kecanggungan pada masing-masingnya, sudah seperti anak sendiri bagi mereka. Pada suatu ketika, saat semua ngumpul, aku, kakak2ku dan istri2nya di rumah, saat itu lebaran haji kalau tidak salah, cuma ayah aja yang tidak ada di tempat, beliau harus kerja di luar kota. Akhirnya, kita yang nyamperin ayah waktu itu, dan kebetulan menantu-menantunya ini pun hanya sebentar dan harus segera kembali ke tempat asalnya masing-masing. Mereka semua memang tinggal di luar pulau semua. Yang satu di pulau Sumatra dan yang satu lagi di pulau Kalimantan. Jadi, memang moment untuk kumpul bersama saat ini jarang ditemui. Setelah kumpul, kami bersuka cita. Ayah juga kebetulan udah boleh pulang, ganti dinesnya dengan yang lain. Saat di jalan, ayah meluapkan rasa bahagianya. “Alhamdulillah, ketemu sama menantu-menantu ayah.” Terus ada yang nyeletuk, “adek ima nya yah?” dan si ayah malah menjawab, “yang penting menantu-menantu ayah dulu, adek mah bisa kapan-kapan.” Jlep..jlep..jlep..hwaaa…aku langsung diem, sakit hatiiiiii… padahal kan jarang juga ketemu aku.. huks.. air mata tak sanggup tertahankan dan menetes juga..

Haha..dasar ababil!! Kalo diinget lucu juga, tapi memang bener, saat itu aku bener-bener merasa terkoyak dan merasa seperti terlupakan. Padahal selama ini aku fine fine aja bahkan seneng malah dengan keakraban keluargaku dengan adanya pendatang baru, jadi semakin rame. Dan mereka berdua itu orangnya sangat rame, jadi makin bikin rame. Pokonya seneng deh kalo bisa ngumpul bertujuh gini. Aku g marah sama ipar-iparku itu, tapi justru aku ngambek sama ayah. Sepanjang perjalanan aku bener-bener nyuekin ayah dan ga mau nyapa sedekitpun. Semuanya pada ngegodain dan mendamaikan kita. Akhirnya aku luruh juga dan tersenyum, setelah sekian lama cecemberutan, apalagi di depan ayah. Padahal ayah juga udah minta maaf, tapi masih kesel, Haha.. *emang dasar anak ayah!!hihi.. jadi inget temen-temen yang selalu ngejulukin aku dengan sebutan “anak ayah” haha..

Yang ketiga..hm..ada g yah.. udah ah cukup dua aja..

---------------------------------------------------------------------------------
*diposting setelah internetku kembali jalan dan ditulis tanggal 15-11-10, hehe..

Sunday, November 14, 2010

Serunya Bermain.. :)

Beberapa hari ini, kerjaanku adalah bermain..dan bermain..
Dan aku suka sekali bermain..
Aku main lipat-lipat kertas lagi, main balon-balonan yang bisa dibentuk-bentuk..
Nyanyi-nyanyi sesuka hati, bahkan dapet lagu baru, gini lagunya..

Di sini senang..di sana senang..
Di mana-mana hatiku senang..

Di sini senang..di sana senang..
Di mana-mana hatiku senang..

Letakkan tangan di pinggang..
Pinggul digoyang-goyang..
Hentakkan kaki ke depan..
Dan berputar..

Letakkan tangan di pinggang..
Pinggul digoyang-goyang..
Hentakkan kaki ke depan..
Dan berputar..

Itu lagu di sini senang di sana senang..lagu favoritku..
Tapi lalalalala nya diganti teksnya, hihi..
Terus sambil dipraktekkan..makin seruu..

Udah gitu..hari ini, aku main-main lagi. Tapi, bukan main dengan mainan mesin yang selama ini lebih sering kulakukan setelah gede. Tadi kita main dengan interaksi, kek jaman TK dan SD dulu. Hwaaa..kangen rasanya seperti ini.

Hari ini memang sudah direncanakan untuk silaturahmi ke rumahnya couple. Habis ashar, siap-siap, kami langsung melaju bertandang ke rumah couple. Mumpung libur dan gda kerjaan, selama ini selalu saja tidak sempat. Sampai di sana, kami bingung, gimana ya masuknya, ada pagernya. Terus temanku berinisiatif, kita panggil aja yuuu… “iffaaaa….main yuk..” *dengan nada anak-anak kalau mau ngajakin main, hihi.. :)) Tapi, malu juga sama tetangga, akhirnya kita miskol deh, menandakan kami sudah di depan.

Setelah menunggu tidak begitu lama, karena ternyata dia lagi asik main game di lepi (hobi banget dah ni anak main game, emang bocil pokonya), jadi g denger miskolan kita, akhirnya kita dipersilakan masuk, dan duduk-duduk di ruang TV nya. Lalu, si bocah satu ini, menjamu kita dengan makanan dan minuman, horeeee… dan… dia langsung memperkenalkan kepada kami, mainan yang baru dibelinya, Tumbling Monkey!! Sebelumnya kita cuma denger ceritanya aja, kek dia dan suaminya seruu bener mainnya..*dasar emang doyan main si ya..hehe..

Haha..dan kami pun main bertiga. Awalnya, merasa aneh..game apa si ini? seru dari mananya si? Gitu aja nih? Haha.. ternyata setelah bermain seru juga. Apalagi, aku kalah telak!! Hwaaaa… *g terima saya.. masa iya saya menjatuhkan 19 monyet, sementara yang lain cuma ngejatuhin 4-5 monyet!! *pasti ada kecurangan ini!! haha.. pikiran orang yang gmau kalah, hihi..

Akhirnya kita main lagi dan main lagi.. seru juga ternyata.. dan aku semakin menguasai permainan, dari yang kalah telak, juara2 dengan menjatuhkan 6 monyet, sampai akhirnya menaaaang…horeeee..hanya menjatuhkan 1 monyet!! *ketahuilah..itu semua adalah kebetulan semata..karena saya mainnya tanpa taktik sedikitpun..hehe..

Overall..
Saya kangen masa kecil saya..
Masa di mana saya hanya ingat bermain dan bermain..masa di mana saya selalu tertawa..walau kadang saling benci2an parah ala anak-anak, bener-bener tidak dewasa! Haha..
Masa di mana saya bebas mengekspresikan diri yang polos itu..

Dan yang paling kukangenin adalah…segala permainan yang sering kumainkan dulu dan juga teman-teman bermainku dulu..
Ingin bermain lagiiiii…dengan aneka mainan dan teman bermain yang banyak..
Kalau sekarang, tidak semua bisa diajak bermain interaksi seperti dulu..
Main gobak sodor..main petak umpet..main engklek..main karet..main bekel..main congklak..main domikado..main cublek-cublek suweng..main kasti..main monopoli..main ular tangga..main ular naga panjangnya..main coca-cola..*argh..banyak banget dan tak bisa disebutkan satu-satu di sini..

Ada yang mau menambahkan? Pasti permainan kita tidak jauh berbeda bukan..


*oya, setelah selesai bermain, kami ditraktir makan malam sama couple, hehe.. Makasih banyak ya buat the couple.. :)
semoga keberkahan selalu melimpah pada kalian.. :)

[Potret Malam] Warna-Warni Gulita




Gelap...





Gulita..





Gemerlap..





Warna-warni cahaya..

Senyum Meraka, Duka Mereka..


Keceriaan mereka sangat membahagiakan..
Walupun tak punya rumah, tapi tempat ini bagaikan rumah untuk mereka..
Bertemu teman sebaya..berkumpul, bermain, dan bercanda..
Mengaji bersama..dan belajar bersama..
Yang besar mengajari yang kecil..yang besar sambil belajar..
Memasak bersama..
Saling berbagi dan memberi..
Saling menguatkan satu sama lain..
Ukhuwah semakin terjalin..

Tengoklah mereka..
Yang mensyukuri setiap waktu yang tersedia..
Yang mensyukuri apa yang ada..
Tengoklah mereka..
Yang hidup penuh bahagia..
Walau hati mungkin terluka..
Tengoklah mereka..
Yang tak bisa berkata..
Yang tak sanggup bicara..
Tengoklah mereka..
Walau kesedihan senantiasa menerpa..
Mereka tetap harus melewatinya..
Tengoklah mereka..
Pikiran yang luar biasa..
Menambah loyo fisik mereka..

Ya Allah..tolonglah mereka..ampuni segala dosa mereka..
Tambahkan nikmat dan rizki untuk mereka yang senantiasa bersyukur..
Berilah kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi segala cobaan-Mu, ya Allah..
dan berikanlah kehidupan yang lebih baik lagi dari sekarang..
amin..amin ya robbal ‘alamin..

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”(QS. 2:86)

Diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari daripada Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang muslim pun yang ditimpa derita, atau penyakit, atau kesusahan, atau kesedihan, atau kesakitan, atau kedukaan, bahkan gangguan yang berupa tusukan duri saja pun, melainkan semuanya itu akan menjadi penebus dosa-dosa yang dibuatnya".

“Dan (ingatlah juga) ketika Robb kalian mengatakan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka ketahuilah sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih’.” (QS. 14: 7)

[Potret Merapi] "Potret Dunia Abu-Abu"




tergelitik suatu pikiran..
abu vulkanik yang sangat banyak jumlahnya ini yang menutupi wilayah sekitar merapi, salah satunya Muntilan, kalau dikumpulkan, bisa g ya diolah menjadi matrial bangunan..
Sangat lumayan sekali, untuk modal pembangunan kembali desa mereka..
ayooo..para peneliti teknik sipil..dicoba dilakukan penelitiannya.. :))






merapi..
dunia seperti diselimuti semen..
dunia menjadi abu-abu..

mereka tak hanya membutuhkan logistik makanan..
mereka tak hanya membutuhkan tempat untuk saat ini..
mereka tak hanya membutuhkan pakaian..
mereka tak hanya membutuhkan air maupun listrik..

mereka pun butuh kelanjutan hidupnya ke depannya..
mereka pun butuh desa mereka kembali berdiri..
mereka pun butuh rumah mereka kembali berdiri tanpa abu vulkanik menyelimuti rumah mereka..
mereka pun butuh pekerjaan mereka kembali..ternak mereka kembali..ladang mereka kembali..

tak hanya manusia..
taneman dan hewan pun ingin dibebaskan dari abu..
sudah berat tubuh mereka menyangga lumpur abu yang menyerang mereka..

daun berguguran..
ikan tewas mengambang-ngambang..
pohon-pohon loyo jatuh ke arah tanah..

mereka ingin segera dibersihkan dan dibebaskan dari abu ini..
terlalu lama mereka menyangga abu..
tolong..bersihkan abu di tubuh saya.. *mungkin ini teriak para taneman-taneman itu jika bisa berbicara..

mereka semua butuh bantuan..apapun bentuknya..
mereka butuh perhatian kita..
dan mereka butuh perhatian pemerintah dalam pembenahan segera wilayahnya..
dan mereka semua butuh do'a dari seluruh saudara-saudaranya di muka bumi ini..









ini pun diperuntukkan untuk daerah lainnya yang terkena musibah..
mentawai dan wasior..

mari do'akan mereka semua..

Saturday, November 13, 2010

Tuesday, November 9, 2010

Kami Ini Komuda..

Alhamdulillah..komuda selesai..
Dapet apa yah selama 2 bulan menjadi komuda? yah..semoga saja tidak hanya sekedar KOngko-kongko, MUndar-mandir, DAda-dada, aja deh.. hehe..

Kami ini komuda, tapi senior pun senang menyebut kami komodo..

Kami memang komodo,
yang belum pandai berjalan, kami baru bisa merangkak dengan keempat ekstremitas kami, perlahan-lahan, sangat pelan, melewati setapak demi setapak, mencari dan mengais ilmu yang berserakan yang disemai oleh senior..

Kami ini komuda..
yang masih tak paham aturan tak tertulis yang berceceran di kampung ini..kampung yang terdiri dari banyak stase yang kelak harus kulewati satu per satu, setahap demi setahap, dengan sabar..kenapa tidak ditulis saja aturan-aturan aneh dan menyebalkan itu? bikin takikardi, akral dingin, cemas, lemas, lupa makan, gara-gara harus menghadapi kerasnya hukuman akan aturan tak tertulis tersebut..

Kami ini komuda..
Tugas kami adalah orientasi. Orientasi pemetaan wilayah kampung ini, orientasi waktu, orientasi beraneka sifat senior-senior mpe supervisor, orientasi alat, orientasi oba-obatan, orientasi aturan, dan orientasi kantin pastinya..kami butuh makan..

Kami ini komuda..
Anak bawang dalam setiap permainan. Maka, jangan hukum kami..jangan persulit kami, jangan marahi kami, jangan ungkit-ungkit kesalahan kami. Kami masih orientasi. Maka, maafkanlah kami. Kami di sini belajar untuk bekal tapakan berikutnya, koas..

Kami ini komuda..
Kami sangat haus akan ilmu klinis, dan masih segar-segarnya mencari.. Padahal kami tak tahu apa-apa..hanya tukang liat-liat, tukang menuh-menuhin, ndesek-ndeseki, tapi g bisa disuruh-suruh..

Kami ini komuda..
Bingung dengan tugas kami, bingung dengan fungsi kami, akhirnya kami menepi, menuju tongkrongan kami, kongko-kongko akhirnya kami, di stase KB (baca: kantin bersama) yang paling diminati, sambil konsultasi gizi hari ini, hihi..

Kami ini komuda..
Datang sesuka hati, semau hati, semau bangunnya kami, tapi mesti hati-hati, karena kami tetap diawasi dan absen menjadi bukti. Jam 07.00 masuk jam 14.00 pulang itu jam kerja kami yang bisa maju yang bisa mundur, tak ada yag pasti.

Kami ini komuda..
Mengertilah kami..jangan persulit kami.. biarkan kami melangkah ke tapkan berikutnya dengan mulus..
Amin..

Untuk teman-temanku,,
Sukses semuanya..semoga yudisium tanggal 161110 membawa kabar gembira untuk kita semuanya.. :))
Selamat menempuh hidup baru di dunia per-koas-an..
Semangaaaattt...terussss...
Jangan patah semangat dengan segala gertakan, ancaman, hujatan, dan sebagainya..tetaplah tegar melewati itu semuaaa...
dimarahi..dicaci..dibentak..diperlakukan yang tidak adil..di..di..di.. cool aja.. just give your smile, teman..

Sunday, November 7, 2010

[tanya] hp fren yang harganya < 250rb ada g?

Nano-Nano.. Ramai Rasanya.. :)

Huft.. *ingin menghela napas sebentar aja dengan menuliskannya di sini..

Lepas dari bedah, saya bisa menghela sedikit napas..kenapa? bukan karena saya super sibuk di bedah. Kegiatan saya di bedah tidak banyak, hanya menunggu dengan anteng, kemudian mengikuti apa kata supervisornya, yo diskusi ya manut, yo ditelantarin ya manut juga. Selama diskusi kami pun tidak bisa leluasa, ‘nasihat-nasihat’ berderet kami terima, tapi sedikit sekali menyinggung kasus kami, baru ngebahas judul, kami udah kena semprot, bahkan kami kena hukum, disuruh datang ke UGD malam-malam di atas jam 21.00 untuk meminta tentiran pada koas terkait dengan kasus kami. Alhamdulillah tidak sampai paginya kami di sana, setelah selesai dan membantu-bantu sedikit di UGD kami tidak kuat juga dan akhirnya pamit pulang jam 00.30. Besoknya dan besoknya terus seperti itu, menunggu di depan ruangan supervisornya, mau diperhatiin mau tidak, katanya itu yang harus kami lakukan, nungguin beliau di depan ruangannya. Haha.. itu berat menurut saya ditambah lagi dengan permainan mental yang diberikan oleh supervisornya, hehe..

Setelah itu, ketemu obsgyn, senang, stase terakhir dan juga detik detik wisuda berjalan. Akhirnya, perhatian lebih ke sana, gladi untuk wisuda, menunggu ayah ibu datang, kemudian udah wisuda saja, besoknya saya tepar, dan akhirnya fokus saya pada stase ini hilang sudah dengan mengembalikan kekuatan lagi. Apesnya, saya ditunjuk jadi ketua kelompok kami, huah!! Ini semua karena tinggal sisa saya dan seorang teman yang sepertinya masih sibuk dengan hidupnya yang baru, jadilah saya mengalah. Tidak susah menjadi ketua itu, hanya siap jadi relawan pulsa , tanggap hp, siap wara wiri ngubungin residen, siap akan segala respon yang diberikan residennya, disemprot atau mengabarkan kabar yang tak menyenangkan, siap menerima respon teman-teman kl ada kabar yang tidak menguntungkan, dsb. Jadi, enjoy aja, pikirku. Jadwal diberikan, subagian yang harus dilewati, tema kasus yang akan dipresentasikan, dan penguji kasus kami. Dengan senyum aku kabari pada teman-temanku, “kita tumor jinak ovarium.” Temanku merespon, “dr. M???” dengan senyuman, “iya” “ko kamu malah senyum to?” “lah, masa mau marah-marah, yasudahlah kita g bisa protes juga.” Bukan masalah kasusnya, tapi yang menjadi masalah adalah pengujinya yang..hm.. termasuk penguji killer. *senyum… :)
Saat saya menemui residennya, responnya adalah “kenapa aku lagi yang dengan dr. M?? siapa yang buat jadwal??” haduuu..saya tidak tau bu..Cuma bisa senyum senyum dan diem, hehe..

Tapi, mereka dengan senang hati mau membimbing kami, walau terkadang mendapatkan semprotan omelan dan senantiasa menunggu g jelas bahkan mpe sore, *mungkin itu karena mereka juga lagi pusing wara wiri. Harap maklum, siap mental aja. Sebenarnya mencari kasus tidak begitu sulit, di bangsal banyak pasien dengan utmor jinak ovarium, tapi masalahnya, kita harus mencari dari poli, dan kita harus ikut memeriksa (ikut VT), jadi kami harus stand by di poli menunggu pasien, sementara, kegiatan kami banyak, seperti menyaksikan presentasi kasus dari kelompok lain, kegiatan di setiap bangsal masing-masing yang sesuai jadwal, kuliah, dsb. Nah, kegiatan-kegiatan tersebut di jam dimana justru pasien berobat, antara jam 9 sampai jam 12.00, ya sudah, kami selalu saja miss di waktu-watu tersebut. Akhirnya, waktu semakin mepet dengan deadline pengumpulan, residen kami memberikan pasien yang di bangsal juga, salah satu diantara kami diminta untuk VT. Aku g VT pasien ini, temenku yang VT. Aku sempet VT pasien myoma, tapi gagal merasakan, harusnya aku bisa merasakan goyangan portio saat perut digoyangkan.

Kemudian, kita buat kasusnya, dan yang pasti berkali-kali revisi, dan di saat yang tepat kami harus mengumpulkannya, masih perlu revisi dari residen pembimbing yang lebih senior, karena beliau baru bisa merevisi beberapa jam saat harus dikumpulkan ke supervisornya. Haduuu.. bener-bener kalut. Udah gitu, hari itu kami sedang jaga VK, dan ada seorang ibu yang harus menlahirkan anaknya, dari jam 03.00 pembukaan 4, tapi sampai jam 09.00, masih belum melahirkan, cukup lama kemajuan persalinannya untuk seorang ibu yang sudah melahirkan lebih dari satu kali. Setelah, revisi dengan residen senior selesai, teman kami yang laki-laki kebagian untuk revisi dan kami mencatat pemeriksaan penunjang yang masih kurang dari status ibunya, setelah itu kami, kembali ke VK, untuk kembali melaksanakan tugas di VK, dan ingin ,melihat partus pertama kami setelah jaga 12 jam lebih. Sewaktu kami kembali, ibu telah dipimpin mengejan, lumayan lama, tapi sedikit lagi hampir memasuki kala 2, teman-teman yang bikin laporan sms udah di lantai 3. Segera aku lari ke sana, karena aku punya kewajiban untuk menyerahkannya ke supervisor. Kemudian segera kuserahkan pada sekretarisnya, Alhamdulillah dr. M masih ada di mejanya dan sedang sibuk jadi tidak meminta bertemu dengan kami secara langsung. Setelah itu, kami semua langsung turun, berharap partus belum selesai, sampai ruang VK, ngos ngosan, tapi seneng, satu tugas terselesaikan. Tapi, kala 2 telah berakhir, aku g liat, bayinya udah keluar, perempuan. Aku masih sempat melihat kala 3, setelah lama placenta tidak keluar, perdarahan semakin banyak, akhirnya dilakukan manual placenta agar mencegah komplikasi yang lebih berat. Hwaaa.. kami partus pandang saja rasanya lelah sekali, apalagi ibunya yang melahirkan pasti makin ngosh ngosh dan yang membantu partusnya pun pasti lebih cape. Hayoo semangat!! Belum ada apa-apanya ini ima..