Wednesday, November 17, 2010

Benarkah Saya Cemburu?

"Benarkah saya cemburu?
dan
Pernahkah anda cemburu?"

Jadi terpikir untuk menulis tentang pengalaman saya dengan cemburu, setelah membaca salah satu bukunya Asma Nadia. Haha.. aku juga geli kenapa bisa beli buku ini, tapi setelah membaca isinya, ternyata ada yang lucu juga. Bisa banyak ngambil pelajaran juga, lumayanlah. Ceritanya saya ke toko buku diskon mencari buku Asma Nadia yang lagi pengen dibaca, diantaranya kumpulan cerpen emak ingin naik haji, catatan hati bunda, dan catatan di setiap sujudku, tapi nihil! Gda semua di toko buku diskonnya. Jadi, saya beli yang ada aja deh..

Ini dia..kisah saya dengan cemburu.. Saya ingat, sepertinya rasa cemburu yang membekas sampai sekarang dalam hidupku itu ada 2, hm..2 apa 3 ya.. yang pasti si 2..

Pertama, waktu saya masih kecil pas masih SD kelas 1 kalau tidak kelas 2, lupa tepatnya. Waktu itu, kami memang lagi berkunjung ke rumah saudara dari pihak ibu yang jaraknya lumayan jauh. Itu kali pertamaku bertemu dengan sepupu-sepupuku itu, begitu juga dengan ayah yang baru pertama bertemu dengan ponakannya. Ayah itu orangnya supel sama anak-anak, sangat ramah dan sangat sayang anak-anak. Itulah yang membuat saya cemburu, mungkin karena dulu saya statusnya masih anak-anak, jadi merasa diduakan, haha.. ngomong-ngomong soal sepupu saya ini, dia sepertinya suka juga sama ayah, jadi senengnya nempel banget sama ayah, ga mau lepas, selalu ngebuntutin ayah, mengambil seluruh ruangku saat itu. Saya benar-benar kesal dan tidak begitu suka dengan sepupu saya yang satu itu. Haha.. *dasar anak kecil.. tapi setelah itu dan setelah lama sekali tidak bertemu dengannya, saya merasa baik-baik aja pas ketemu dengannya lagi di lain wakti pun sudah tidak ada apa-apa lagi, tapi saya suka geli aja. Padahal sebenernya, saya dan ayah memang mirip, sama-sama suka anak-anak, dan setelah saya semakin besar, justru itu menjadi kekompakan kita, bukan lagi hal yang dicemburui. Hehe..

Yang kedua, ini cemburu baru aja beberapa tahun yang lalu. Lagi-lagi, gara-gara ayah yang berulah. Haha..
Waktu itu, kakak-kakakku baru saja menikah, dan memang jarak pernikahan mereka hanya dalam itungan bulan. Saya mudah akrab dengan ipar-iparku itu, mereka itu lucu-lucu dan baik hati. Ayah ibu pun mudah sekali membaur dan tidak ada kecanggungan pada masing-masingnya, sudah seperti anak sendiri bagi mereka. Pada suatu ketika, saat semua ngumpul, aku, kakak2ku dan istri2nya di rumah, saat itu lebaran haji kalau tidak salah, cuma ayah aja yang tidak ada di tempat, beliau harus kerja di luar kota. Akhirnya, kita yang nyamperin ayah waktu itu, dan kebetulan menantu-menantunya ini pun hanya sebentar dan harus segera kembali ke tempat asalnya masing-masing. Mereka semua memang tinggal di luar pulau semua. Yang satu di pulau Sumatra dan yang satu lagi di pulau Kalimantan. Jadi, memang moment untuk kumpul bersama saat ini jarang ditemui. Setelah kumpul, kami bersuka cita. Ayah juga kebetulan udah boleh pulang, ganti dinesnya dengan yang lain. Saat di jalan, ayah meluapkan rasa bahagianya. “Alhamdulillah, ketemu sama menantu-menantu ayah.” Terus ada yang nyeletuk, “adek ima nya yah?” dan si ayah malah menjawab, “yang penting menantu-menantu ayah dulu, adek mah bisa kapan-kapan.” Jlep..jlep..jlep..hwaaa…aku langsung diem, sakit hatiiiiii… padahal kan jarang juga ketemu aku.. huks.. air mata tak sanggup tertahankan dan menetes juga..

Haha..dasar ababil!! Kalo diinget lucu juga, tapi memang bener, saat itu aku bener-bener merasa terkoyak dan merasa seperti terlupakan. Padahal selama ini aku fine fine aja bahkan seneng malah dengan keakraban keluargaku dengan adanya pendatang baru, jadi semakin rame. Dan mereka berdua itu orangnya sangat rame, jadi makin bikin rame. Pokonya seneng deh kalo bisa ngumpul bertujuh gini. Aku g marah sama ipar-iparku itu, tapi justru aku ngambek sama ayah. Sepanjang perjalanan aku bener-bener nyuekin ayah dan ga mau nyapa sedekitpun. Semuanya pada ngegodain dan mendamaikan kita. Akhirnya aku luruh juga dan tersenyum, setelah sekian lama cecemberutan, apalagi di depan ayah. Padahal ayah juga udah minta maaf, tapi masih kesel, Haha.. *emang dasar anak ayah!!hihi.. jadi inget temen-temen yang selalu ngejulukin aku dengan sebutan “anak ayah” haha..

Yang ketiga..hm..ada g yah.. udah ah cukup dua aja..

---------------------------------------------------------------------------------
*diposting setelah internetku kembali jalan dan ditulis tanggal 15-11-10, hehe..

4 comments: