Saturday, November 27, 2010

[Simbiosis Mutualisme] Orang Utan vs (H)Utan

“Jaga, lindungi dan lestarikan hutan kita!”

*Kaya pernah denger..hehe..slogannya pelestarian hutan bukan si..
Kalau sepemahaman saya, kita memang harus melindungi hutan, sebab hutan merupakan sumber kehidupan bagi makhluk yang ada di dalamnya maupun manusia yang menikmati hasilnya. Jika hutan rusak, maka ini akan berefek pada makhluk yang ada di dalamnya, salah satunya orang utan yang semakin langka saja bahkan nyaris punah. Kalau hutan rusak, dimana lagi mereka hidup? Kalau hutan rusak, apa lagi yang akan mengontrol air di muka bumi ini? kalau hutan rusak, apa lagi yang menyeimbangkan mekanisme alam ini? kalau hutan rusak, lalu kehidupan berikutnya apa kabar? Kalau hutan rusak, adalagikah kekayaan alam yang bisa menggantikannya?

Tapi, setelah saya mengunjungi penangkaran orang utan di Borneo dan membaca brosur penyelamatan orang utan Borneo, jadi tau kalau keberadaan orang utan pun sangat menentukan keberadaan hutan di bumi ini. Hutan pun butuh orang utan. Nah lo..kok bisa? Baru tau kalo hutan dan orang utan ini saling melengkapi. Kalau saya belajar biologi waktu SMA dulu sih jadinya bisa tergolong ke dalam simbiosis mutualisme gitu deh. Hehe..

Selama ini, saya hanya tau hubungan sebab akibat yang seperti ini: “jika hutan terlindungi, maka orang utan akan lestari”.  Tapi ternyata ada juga pemikiran lain, jika 2 premi “jika hutan terlindungi” dan “maka orang utan akan lestari” posisinya kita balik, akan menjadi sebuah hubungan sebab akibat baru, berupa: “jika orang utan terlindungi, maka hutan akan lestari”. Hebat ternyata hubungan diantaranya. Akhirnya, ujung-ujungnya terjadi lingkaran kehidupan yang tak terputuskan dan semuanya saling menyambung. *jangan-jangan hanya saya saja lagi yang baru tau kenyataan ini.  Saya memang kurang update, hehe..

Begini teorinya:
Menurut brosur yang saya baca, jadi orang utan ini dianggap sebagai hewan penyemai biji di hutan. Karena orang utan ini suka memakan buah dan biji-bijian, sehingga biji-biji tersebut akan berjatuhan ditempat-tempat yang dia lewati dan memang mereka ini paling suka pindah-pindah antar pohon bukan? Dari biji-biji yang berjatuhan  inilah nantinya akan menjadi benih-benih baru untuk pohon-pohon baru yang tetap menjaga kelestarian hutan. Sehingga kita pun harus menjaga keberadaan orang utan di hutan tempat tinggalnya agar mamapu menjaga kelestarian hutan juga. Jadi, kalau orang utang punah, hutan pun terancam punah, semakin sering ditebang, tapi tidak ada lagi hewan yang membantu menyebar biji, menyemai benih secara alami lagi, maka hutan akan semakin terancam, hutan pun semakin lama semakin punah, tanpa ada penanaman hutan kembali secara alami yang dilakukan oleh orangutan ini. Kalau hutan punah, kehidupan makhluk di dalamnya terancam juga, mereka kehilangan tempat tinggal dan sumber kehidupannya, begitu juga manusia akan berangsur-angsur mendapatkan efek hilangnya hutan, cuaca yang semakin kacau, banjir yang tak lagi terserap, sumber tumbuhan untuk kehidupan semakin langka, dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, ayooo.. Save our world.. Save the orangutans..

Jadi, kalau gini, lindungi hutan atau lindungi orang utan yang bener?
Hm.. lindungi dua-duanya dong ya.. hihi..

No comments:

Post a Comment