Thursday, July 23, 2009

Icon “teroris” untuk umat islam..

Bismillah..

 

Teringat saat Kuliah jaman dulu..(kaya udah g kuliah lagi aja..hehe..)

Saya suka cara mengajar dosen yang satu ini dan masalah kedisiplinannya. Caranya mengajar yang komprehensif! Tidak memecah-mecahkan disiplin ilmu yang ada. Memang penting untuk tidak melupakan ilmu-ilmu yang telah kita pelajari sebelumnya karena semuanya itu saling keterkaitan, tidak bisa kita belajar bedah tok, atau interna tok, atau anak tok, tapi lupa bagaimana anatominya, fisiologinya, mekanisme penyakitnya, patologi anatominya, histologinya, biokimianya, dan beberapa disiplin ilmu lainnya. Kedisiplinannya juga bagus, dia tidak akan membiarkan mahasiswa yang telat untuk masuk kuliahnya, dia paling tidak suka ada yang masuk setelah dia mengajar. Okeh saya suka cara anda mengajar!

 

Tapi bukan itu yang ingin saya bahas di sini. Ada sisi yang lebih menarik yang membuat hati saya lebih gelisah! Masalah yang lebih penting menurut saya dibandingkan itu semua. Kata-kata yang terlontar dari mulut seorang dosen ini terkesan seperti melecehkan umat islam yang memegang syariat dengan sebaik-baiknya. Kenapa semua orang bercelana cingkrang dan berjenggot dibilang sebagai teroris! Saya benar2 tidak setuju dengan pandangannya ini. tidak semua umat islam bercelana cingkrang dan berjenggot adalah teroris. Tidak bisa dikarenakan perbuatan beberapa orang bercelana cingkrang dan berjenggot yang menyeleweng dan tak beradab, lantas seluruhnya menjadi korban icon ”teroris” tersebut.

 

Hm..miris saya mendengarnya. Bahkan ini dianggap sebuah lelucon pendamping kuliah. Kenapa bisa seorang umat melecehkan saudaranya sendiri? Padahal telah kita ketahui bahwa kita tidak boleh meremehkan dan mengejek seorang muslim. Itu berarti telah merobek kehormatan seorang muslim. Seperti dalam sabda Rasulullah:

"Janganlah saling hasad, saling membuka aib, saling benci, saling berpaling, dan janganlah kalian menjual dagangan saudaramu, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim dengan sesamanya adalah saudara, tidak saling menzhalimi, saling menghina, meremehkan. Takwa letaknya ada disini (Rasulullah SAW menunjuk pada dadanya 3x ). Seorang sudah cukup dianggap jahat jika menghina saudaranya. Setiap muslim dengan sesamanya adalah haram; darah, harta dan kehormatannya"(HR. Muslim).

 

Tidak kuat iman seorang dan tidak baik kadar takwa seseorang jika belum melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah. Syarat diterimanya suatu amal adalah ikhlas karena Allah dan i’tiba kepada Rasulullah salallahu ’alaihi waSalam. Dan kita ketahui salah satu perintah Allah dan yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah cara berpakaian yang baik. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, yang artinya : “Apa-apa yang ada di bawah mata kaki berupa sarung maka tempatnya adalah neraka.” (HR.  Bukhari dan Ahmad). Maksudnya janganlah laki-laki berpakaian hingga menutupi mata kakinya (isbal), sebagaimana Rasulullah bersabda : ” Isbal berlaku pada sarung, gamis, sorban. Siapa yang menurunkan sedikit saja karena sombong tidak akan dilihat Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud dengan sanad Shohih). Jadi, kedua hadits ini membuahkan faidah yakni  apa-apa yang ada di bawah mata kaki maka tempatnya adalah di neraka baik ia  berupa sarung, celana, gamis, maupun lain sebagainya, yang mana ia merupakan  pakaian yang berfungsi menutup aurat dari atas ke bawah.

 

Begitu juga dengan hukum memelihara jenggot bagi kaum laki-laki, seperti dalam hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab Shahih keduanya dari hadits Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Artinya : Selisihilah orang-orang musyrik, potonglah kumis (hingga habis) dan sempurnakan jenggot (biarkan tumbuh lebat,-peny)’ [Shahih Al-Bukhari, kitab Al-Libas (5892, 5893), Shahih Musim, kitab Ath-Thaharah (259)] Di dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Artinya : Potonglah kumis dan biarkanlah jenggot memanjang, selisihilah orang-orang Majusi” [Shahih Muslim, kitab Ath-Thaharah (260)]

 

Jika baik iman kita, kuat iman kita, maka selayaknya seorang mulim itu akan mengikutinya dengan landasan ini adalah perintah Allah dan inilah yang dicontoh oleh Rosulullah, selain itu, jelas perintahnya. Apa lagi yang dipikirkan oleh seorang muslim dalam bertindak. Jika masih berfikir dan mencari2 alasan dan enggan untuk melakukan berarti belum bagus iman dan takwa seseorang itu.

 

Lalu klo udah seperti itu, kenapa orang (muslim) yang dengan sepenuh hati telah berusaha untuk melakukan perintah Allah ini malah disepelekan dan dihina sebagai teroris..Astaghfirrullah..

 

Pengeboman kembali mengguncang Indonesia beberapa hari lalu, bahkan sampai sekarang berita ini masih saja menghiasi layar kaca kita. Berbagai spekulasi dilakukan oleh pihak terkait dan juga diteliti dengan seksama oleh pihak aparat maupun pihak-pihak lainnya. Pengeboman yang terjadi kali ini, di JW Marriott dan Ritz Carlton, tetep diidentikkan dengan pengeboman yang lalu-lalu. Kembali lagi isu teroris yang diduga didalangi oleh umat islam, Noordin M. Top masih menjadi dugaan pelaku utama, dari kelompok jama’ah islamiyah, yang sampai sekarang pun masih buron. Mereka ini mengatasnamakan tindakannya sebagai jihad fi sabilillah. Saya pun tidak habis pikir apa yang mereka pikirkan sampai melakukan pengeboman bunuh diri seperti ini dikatakan sebagai sebuah jihad. Yah, saya tidak akan membahas apa motif dan kenapa pengeboman ini kembali terjadi. Saya hanya ingin mengedepankan kenapa langsung tuduhan pengeboman ini diperutnukkan untuk umat islam? Kembali lagi, suatu efek buruk bagi islam, kembali lagi nama Islam tercoreng, kembali lagi umat islam menjadi icon ”teroris”, terlebih lagi para umat islam yang bercelana cingkrang dan berjenggot akan semakin identik dengan teroris, hanya karena mereka berpenampilan seperti itu. Padahal tidaklah seperti itu, tidak bisa kita menilai keseluruhan umat hanya dari beberapa contoh saja. Tidak juga bisa kita menilai seseorang umat hanya dari luarnya saja, kesempurnaan iman dan takwa akan tercermin dalam penampilannya juga, tapi bukan berearti semua orang yang berpenampilan baik, baik pula iman dan takwanya. Takwa letaknya di hati, dan ketakwaan pun akan tercermin pada ketakwaan badaniah. Tapi orang yang berpenampilan takwa belum tentu hatinya pun telah takwa. Olah karena itu, janganlah mudah menilai orang hanya dari penampilan luarnya saja, jangan pula mengambil sebuah kesimpulan untuk keseluruhan yang luas dari data yang hanya selingkup kecil. itu tidak valid!

 

Wallahu a’lam

 

1 comment:

  1. Sabar,, mungkin beliau belum tau atau belum tersampaikan pada beliau. untuk itu juga jadi salah satu tugas kita untuk menyampaikan, semampunya. & yang penting jangan kendur.. kalo setelah di lecehkan kita mengendur,, justru nanti saudara2 kita beranggapan kalau kita cuman ikut2an dan apa yang kita lakukan tidak berdsar oleh sesuatu yang kuat. penghinaan semacam ini sejatinya sudah ada dari dulu,, dan akan terus ada. karena pasti sesuatu yang Haq, akan selalu ada pertentangan, baik itu dari diri sendiri maupun dari orang lain. yang penting kita tetap Istiqomah.

    ReplyDelete