Thursday, August 6, 2009

Inside of Mangkunegaran

Enam hari di solo, pengalaman yang tidak terlupakan, selain diisi dengan Lomba, Simposium, Workshop, dan yang paling membosankan..Rapat, sempet juga kami jalan-jalan di Solo. Salah satunya adalah sigth seeing di istana Mangkunegaran. Di sana, kami dipandu oleh guide (berasa turis, hehe..), sambil melihat-lihat kami diceritakan tentang sejarahnya istana ini berdiri. Istana ini didirikan waktu kepemimpinan Raden Masaid (hehe..bener g ya tulisannya) terus istana ini udah berdiri lama banget, berabad-abad yang lalu. Istana ini udah ada pas jaman penjajahan kumpeni. Di Solo sendiri ada dua istana kraton, yaitu kraton kasunanan dan kraton mangkunegaran. Tapi, yang bisa dikunjungi hanya istana mangkunegaran saja. Kraton kasunanannya tidak untuk dikunjungi.


Pertama masuk, terlihat Pendopo Agung yang besar berdiri tegak menyambut kami. Bangunannya yang khas Jawa, seperti rumah joglo, juga designnya yang sangat sempurna jika dibandingkan dengan waktu membangunnya. Menurut sang guide, ketika membangun pendopo ini, memang sudah dirancang sedemikian rupa, dengan hiasan yang sangat minimalis sudah cukup memperlihatkan keindahannya. Dan tidak perlu lagi menambah ornamen-ornamen lain untuk membuatnya terlihat indah. Selain itu, masalah tata ruangnya juga sudah didesign sebaik mungkin sehingga tidak perlu lagi membutuhkan sound system yang rumit dan sangat mahal. Tata ruang pendopo ini sudah cukup membuat suara menjadi menggelegar sempurna tanpa membutuhkan sound system. Dalam pendopo ini pun ada banyak perangkat gamelan, hm..empat klo tidak salah.. Dan tidak semuanya sembarangan bisa dipakai, hanya untuk acara-acara tertentu.

 

Selanjutnya kami diajak untuk ke Paringgitan, di sini kami harus menaggalkan alas kaki kami (seperti di foto, sepatu harus kami tenteng kemana-mana). Alas kaki tetap kami tanggalkan saat masuk museum. Dalam museum ini, tidak boleh mengambil gambar dengan kamera atau apapun itu. Kata sang guide, biar tetap terjaga orisinalitasnya. Aneka rupa benda-benda bersejarah ada dalam museum ini. Ada kumpulan uang-uang jaman dulu yang nilainya saat itu masih sesuai dengan bahan dibuatnya uang tersebut. Ada juga perhiasan-perhiasan para selir raja, juga perlengkapan tari yang terbuat dari emas dan perak. Selain itu, juga ada pedang-pedang perang raja dan juga samurai pemberian dari orang Jepang saat itu. Beraneka barang yang unik dan langka ada pada museum ini, bahkan yang peling aneh menurut saya adalah alat anti selingkuh raja, mirip kondom jaman sekarang, tapi ini terbuat dari kuningan atau emas, saya kurang tau juga. Dalam museum ini juga ada binatang hasil buruan raja yang diawetkan (sungguh tega). Ada lagi yang unik, batok kelapa mandul, sebenernya unik karena jarang sekali kejadian batok kelapa yang tidak punya mata tunas, batok ini berasal dari Bali katanya. Tapi, menjadi aneh dan di luar akal pikiran ketika cerita dibalik batok kelapa mandul ini disebutkan, menurut sang guide, batok kelapa ini ada ’isi’nya. Hehe.. horor, mistis, aneh, syirik.. (Mari kita dengarkan saja..)


Selanjutnya, kami keluar dari museum dan memasuki kawasan rumah istana. Di sini, banyak terpajang foto-foto keluarga kerajaan mangkunegaran hingga jaman sekarang. Juga ada teras yang luas dengan pemandangan halaman rumah yang sangat hijau dan asri. Kemudian, kami juga memasuki ruang keluarga istana, Subhanallah.. ruang kelaurganya mewah dan terkesan mirip singgasana. Jika agak masuk lagi ke dalam, akan dijumpai ruang makan keluarga kerajaa.



Di dalam sini juga ada toko yang menjual cindera mata khas Solo, namanya Art Shop Pareanom. Barang-barang yang dijual beraneka ragam, dan semuanya khas Jawa, seperti wayang, batik, topeng, dan aneka pernak pernik lain yang bernuansa Jawa. Tapi, sayang harganya mahal dan tidak pas dengan harga mahasiswa.

5 comments:

  1. Hehe..inh kraton mangkunagaran yg kontroversial itu.C#

    ReplyDelete
  2. Memberi Manohara gelar MAT..padahal eksistensi dan jasanya Manohara blm bgtu kuat.Dibanding pejuang perempuan lain.Hanya saja pamor manohara tinggi.C#

    ReplyDelete