Sunday, August 22, 2010

Dialah, Shalasa..

Bismillah..

Dulu saya pernah berjanji ingin menceritakan seorang anak yang sangat manis dan cerdas bernama shalsa, seorang anak yang masih duduk di TK 0 besar dulu, tapi sekarang dia sudah SD kelas 1.

Shalsa seorang gadis cilik, kelas 1 SD, di salah satu SD islam di Kota Semarang. Dia dididik tentang islam sedari kecil, sehingga ia pun tumbuh menjadi sosok anak yang sudah mengenal islam sejak dini. Dia sudah lancar membaca AlQur’an sejak TK, dia sudah hapal juz 30 sedari TK, dia udah mengenal solat sedari TK, bahkan dia telah mengenakan jilbab sedari TK, walaupun saat bermain. Yang kutangkap dari caranya bercerita bahwa itu kemauannya, bukan sebuah paksaan dari orang tuanya. Aku ingat sekali saat dia menceritakan pertama kali dia mengenakan jilbab, begitu sumringah wajahnya. Aku, saat itu hanya berpikir, mungkin maksdunya dia pakai jilbab kalau ngaji dan ke sekolah, tapi ternyata aku salah, aku melihatnya menggunakan jilbab saat dia sedang bermain dengan teman-temannya. Subhanallah, decakku!

Anak-anak tetaplah anak-anak, jiwa bebasnya masih melekat dalam dirinya. Awalnya dia begitu pendiam, tapi sekarang dia mulai membaur dengan teman-teman yang lain dan malah tingkahnya jauh lebih merepotkan. Jika menginginkan sesuatu, dia memaksa agar tepenuhi (biasanya pinjem hp buat main game). Jika menunggu giliran, dia akan lari-lari ke sana kemari, berkejar-kejaran dengan teman-teman yang lain, sampai membuat keributan dan sangat mengganggu konsentrasi anak-anak lain yang mengaji. Tapi terkadang dia pun senangnya hanya duduk manis dan diam. Jika, hari itu sepi, hanya sedikit anak-anak yang datang, dia mengajakku bercerita, bercerita tentang adil adiknya, bercerita tentang kepergiannya ke suatu tempat, dll. Dia adalah anak yang sangat rajin, rumahnya dekat dengan mushola tempat kami mengaji, dan orang tuanya tidak pernah membolehkannya bolos jika tidak ada hal mendesak. Walaupu hujan, anak ini akan tetap datang untuk mengaji, walaupun sepi selama maish ada yang mengajar, dia akan tetap datang.

Shalsa ini, mengajinya bagus sekali, tajwidnya sudah sesuai. Tapi, anak-anak tetaplah anak-anak, kalau dia sudah mulai berulah, maka sulit sekali menanggulanginya. Saat dia sedang malas mengaji, dia paling susah kalo disalah-salahin, apapun itu dia bablas dan g mau dengerin. Bahkan kalo kita terus menggodanya untuk menyuruhnya mengulang, maka dia akan mendekati Al Qur’annya sedekat-dekatnya dengan wajahnya dan tidak emmberkan peluang sedikitpun kepada kami untuk melihat A Qu’annya, jadi tidak ada yang bisa disalahin. Hihi..shalsa..

Dia senang sekali mengambil dengan paksa kacamataku, lalu dia pegang dan dia pake. Aku langsung heboh, dan mencegahnya memakai kacamata, aku takut dia jadi min, rentetan nasehat kusampaikan padanya. (ntah kenapa, aku tak mampu untuk hanya diam dan membiarkannya bermain dengan kacamataku, karena aku khawatir matanya menjadi rusak). Lalu, shalsa ini sering menggodaku dengan memanggilku mba mama. *hadooooh.. aku hanya bisa geleng-geleng jika dia mulai menggodaku. Kejadiannya, gara-gara temanku sering memanggilku dengan ‘ma’, lalu dia seenaknya menafsirkan, mba mama.

Terimakasih shalsa, untuk semuanya..
Semoga engkau tetap istiqomah hingga besar nanti dan tumbuh menjadi sosok wanita yang solehah..amin..

 
hik, 220810 

8 comments:

  1. iya mba..Subhanalloh.. :)
    dia memang anak yang hebat, semoga semakin banyak lagi anak-anak yang seperti dia..amin.. hehe..

    ReplyDelete
  2. iya luk..soleh sejak dini, amin..dan semoga soleh hingga akhir hayatnya..amin..
    dia kemarin juara 2 lomba tilawah loh luk, hehe.. :)

    ReplyDelete
  3. Shalsa,, kamu diomongin orang di blog niieehhh,, *untung dia ga denger* hee

    ReplyDelete
  4. haha..aku hanya berbagi cerita untuk diambil hikmahnya.. hehe..

    ReplyDelete