Thursday, March 15, 2012

Serangan Visum.. [Lagi?]

Melanjutkan cerita di quicknote ini dan cerita pertama pada postingan ini. Sekarang saya mau cerita lagi, kalau serangan visum ini tidak berhenti sampai di sana saja. Otopsi yang berurutan beberapa hari ini, visum kecelakan, dan sekarang, datang lagi visum korban hidup.

Sebenernya saya tidak jaga hari ini, tapi karena satu dan lain hal terjadi miskom. Jadilah, saya pun dipanggil juga untuk datang ke UGD. Sesampainya di sana, kami kaget, kenapa rame? banyak polisi, banyak satpam yang berkeliaran, sedang melakukan penjagaan yang ketak akan sesuatu sepertinya. Hm.. Ternyata ini terkait dengan korban yang akan kami visum. Bukan korban yang main-main sepertinya, korban yang sangat dilindungi. Bahkan saya melihat polisi-polisi berompi hitam dengan tulisan DVI. Hwaaaa.. Saya tertegun membacanya. Di stase ini, hal yang paling membuat saya terkagum-kagum adalah DVI (Disaster Victim Identification). Saat pertama mendapatkan kuliahnya, saya hanya membayangkan, bagaimana mereka-mereka ini bekerja saat bencana-bencana massal terjadi. Saya membayangkan saat bom Bali, saat Tsunami, saat merapi, dan bencana-bencana lainnya. Kebetulan yang mengajar DVI ini pun keren banget! Seorang dokpol (dokter polisi) wanita yang sangat berwibawa dan cerdas menyampaikan kuliahnya. Dan saat ini, saya bertemu dengan dokpol-dokpol berompi DVI. Hwaaa... berasa saya ada di mana gitu. *lebay!

Selain itu, di stase ini, saya pun terkagum-kagum dengan kuliah DNA identification, saya jadi inget cerita-cerita detektif, mengumpulkan spesimen-spesimen yang ada di sekitar maupun di tubuh korban dan suspek, diteliti DNA nya agar korban maupun pelaku dapat teridentifikasi. Saya tidak menyangka kalo itu dilakukan juga di sini.

Hm.. Yap, begitulah cerita serangan visum berikutnya. Saya pikir, visum kali ini korban kecelakaan lalu lintas atau tabrak lari, tapi ternyata yang ini adalah korban ledakan yang sedang heboh di Semarang hari ini. Saya tidak akan banyak cerita. Mari baca sendiri beritanya versi wartawan-wartawan. Ini saya kasih link nya aja ya.. ini dan ini



Saya hanya mau bilang, ho.. ternyata cukup khas gambaran luka akibat ledakan itu. Yup, saya tau, dengan banyaknya visum yang saya dapatkan, maka akan semakin membuat saya terlatih. Membuat visum ini kompetensinya dokter umum. Tapi tetap saja, saya merasa berat sekali untuk menyalin semua visum-visum itu, membuat tulisanku semakin hari semakin jelek saja. Hiks.. T.T

4 comments:

  1. Mbak Ima bekerja di RS?
    Saya jadi ingat bulan lalu ketika masuk UGD, ada pasien korban kecelakaan masuk sdh dlm keadaan meninggal. Ingat kondisi tubuhnya yg *ngeri utk saya ceritakan*, bikin saya jadi takut ke UGD lagi :(

    Btw, Terima kasih atas undangan pertemanannya ya
    Semoga membawa manfaat dan kebaikan. Amin :)

    ReplyDelete
  2. sekolah di rumah sakit mba lebih tepatnya..
    iya mba, mengerikan memang kondisi pasien meninggal karena kecelakaan itu..
    *buat pelajaran supaya lebih hati-hati.. :)

    ReplyDelete
  3. Oh iya ya... eh mbak baru sadar "imadr" itu berarti Dr. Ima :D
    Lha iya pantesan kerja di RS hihihi

    Pekerjaan mulia :)

    ReplyDelete
  4. waaa... mba.. saya jadi malu.. dr itu masih dibelakang nama mba.. maksudnya saya belum benar2 jadi dokter mba.. saya masih koas.. doakan saja ya mba, semoga bisa menggeser dr nya di depan.. hehe.. :)

    ReplyDelete