Thursday, March 18, 2010

[LIka-liku Penelitian] Penelitian Zuper Kumplit!!

Bismillah..

Baca dulu lika-liku penelitian 1..

Pelitian ini benar-benar komplit, lengkap! Kenapa saya bilang lengkap? Karena belajar banyak hal dalam penelitian ini. Selain belajar menjadi seorang researcher, penelitian ini mengajarkan kami bersosial dengan lingkungan. Fakultas kami memang mewajibkan mahasiswa S1 untuk melakukan penelitian, itu standar kelulusan. Pada saat semester 7, kami sudah mulai membuat proposal penelitian yang kemudian diakhir semester proposal tersebut harus dipresentasikan dan dinilai agar bisa dilaksanakan di semester 8. Tidak semua proposal bisa diterima, setelah  itu perlu berbagai  macam revisi, ada yang revisi total mpe yang cuma revisi sedikit bisa terjadi. Setelah belajar metpen, akhirnya saat ini baru diterapkan. Ternyata, kalo hanya sekedar belajar teori tanpa diterapkan itu berbeda. Buktinya, saya baru ngerasa bener paham tentang metpen penelitian saat saya membuat proposal, sebelumnya hanya telan..telan..saja. Ternyata ilmu metpen ini sangat luas dan akan berbeda penerapannya pada penelitian yang berbeda. Bahkan satu macam penelitian bisa kita gunakan berbagai macam metode yang diinginkan si peneliti.

Dari penelitian ini, kami juga belajar berbirokrasi. Penelitan kami ini dilaksanakan pada 16 RT yang menyebar di seluruh wilayah Semarang. Semarang memiliki 16 kecamatan, dari masing-masing kecamatan kita pilih salah satu kelurahan dengan menggunakan system random, lalu setelah didapatkan keluruhan hasil random, di random lagi untuk mendapatkan RW dan RT nya. Sebelum ke kelurahan, kami butuh izin terlebih dahulu ke wali kota Semarang dan setelah itu sekalian meminta data kecamatan dan kelurahan di Semarang. Ketika meminta izin ini, kami membutuhkan surat-menyurat dan keahlian berbicara agar proses perizinan bisa dipermudah sehingga mendapatkan izin. Setelah itu, kami pun harus mendatangi masing-maisng kelurahan, untuk melakukan perizinan penelitian di salah satu RT di kelurahan mereka. Bisa saja izin sudah turun dari wali kota, tapi jika kelurahan tidak mengizinkan, maka pelaksanaan penelitian tidak bisa berjalan. Jika tidak melalui tahap-tahap tersebut, maka penelitian kami belum bisa dibilang legal.

Dan yang paling seru adalah nyasar-nyasar ria..
Untuk izin ke kelurahan, berarti kita harus mendatangi kelurahan-kelurahan utnuk menyerahkan surat pengantar. Sedangkan, kita semua bukan masyarakat yang berdomisili di Semarang, selain itu juga pasti kita bukan orang yang sebelumnya pernah mendatangi 16 kelurahan di Semarang tersebut. Akhirnya, kita bagi tugas untuk mendatangi ke-16 kelurahan tersebut. Dari nol, kami mencari, mulai dari search di google map, nama kelurahan yang kami cari, sampai langsung menanyakan dengan setiap oran gyang kami temui, ‘man map’ kami mebahasakannya. Dalam pencarian, sudah hal biasa kami tersesat. Ada cerita menarik dalam pencarian kami, saat mencari sebuah kelurahan yang benar-benar jauh diujung Semarang dan ternyata merupakan kampong yang berbatasan langsung dengan Demak, beberapa meter lagi sudah wilayah Demak. Nama kelurahannya Penggaron Lor kecamatan Genuk. Dari hasil nekat, kami berpikir ada angkot jurusan karang ayu-penggaron, kita ikuti aja angkot itu, ntar di daerah situ baru kita tanya-tanya tepatnya Penggaron Lor. Saat pencarian ini, kita sering sekali turun untuk bertanya dan muter arah karena ternyata salah arahnya, dsb. Pokonya seru banget! Malah kita dipilihkan jalan dalam yang sangat pelosok, sepi dan suram. Alhamdulillah masih sore, masih ada matahari yang menemani kami. Kami sudah khawatir saja, kemungkinan ini bagaimana kalau ke tempat ini malam hari? Hm.. so scared. Dari jalan yang berkelumit tersebut akhirnya sampailah juga kami di jalan raya lagi. Ternyata keluarahannya dipinggir jalan raya. Wow, kami dipilihkan jalan yang berliku-liku, padahal kalau terus aja mengikuti jalan raya yang tadi kami lewati juga nyampe. Yah..namanya juga tidak tahu.

Sesampainya di rumah pak lurah, kami disambut ramah oleh pak lurah, lalu kami utarakan maksud dan tujuan kami. Bla..bla..bla.. di sini ini, kami belajar berkomunikasi mengutarakan maksud dan tujuan kami agar dapat diterima.

Penelitian ini juga mengajarkan kami bagaimana jadi ibu-ibu!! Oalah.. atau jadi juragan??
Jadi setiap kita minta sample dari masyarakat kami memberikan souvenir, hm..tali kasih dari kami maksudnya.. berupa paket makanan dan paket mandi. Sample kami terdiri dari orang tua dan anak-anak sehingga paket yang kami buat pun berbeda, ditambah lagi kami  mendatangi posyandu sehingga kami juga membuat paket untuk posyandu. Yap.. itu semua kami (mahasiswa) sendiri yang membeli hingga yang membuatnya. Berhubung sample penelitian kita ada 400 sample lebih, sebanyak itu pula paket yang kami buat. Itu artinya kami selalu belanja dengan jumlah tidak kecil, sekali belanja bisa sampe 2,5 juta, itu baru dapet 50 paket dewasa dan 50 paket anak-anak. Ini benar-benar pengalaman pertama belanja berdus-dus kaya gitu, banyak lagi. Pernah juga cuma  perempuan2nya aja yang belanja sendiri, menguras tenaga kami karena kakmi ngankut-ngankut barang yang berdus-dus sendirian.
Awalnya kami hunting harga ke 3 tempat supermarket, lalu kami pilih tempat yang paling banyak item yang murahnya, maka terpilihlah Carrefour n Makro. Kami juga belanja ke pasar tradisional, di pasar Bulu (pernah jadi tempat syutingnya fil Gie, hehe..) untuk membeli paket Posyandu yang berisi 3 kg kacang ijo, 3 kg gula merah, ½ kg gula pasir, 400 cc santan sun kara. Setelah dibandignin dengan di supermarket harganya jauh banget!! Tapi kualitas sama saja, tidak jauh. Oia, kami selalu diajari untuk membeli barang yang bagus juga untuk mereka. Walaupun cuma souvenir, tapi bermutu.

Kami belajar buat menganamnesa..
Kan mengisi kuesioner, setidaknya tahap-tahapnya beberapa mirip dengan menganamnesa, walaupun kuesioner kami bukan berisi sacred seven and fundamental four, tapi cara mengajukan pertanyaannya kan mirip kalo mau nanya-nanya pasien. Di sini kami langsung ketemu masyarakat dengen berbagai sikap yang ditemukan. Kami selalu diajarkan untuk bersikap ramah pada semuanya. Kalau lagi berjalan di suatu kampung dan melewati sekelompok orang, wajib untuk menyapa dan bilang permisi. Kalau tidak, namanya g sopan. Pernah sekali, kami lagi bingung mencari tempat, jadi lupa bilang permisi, kami dibilangin mahasiswa edan. Waduuu..dalem tenan ik.. Pelajaran banget nih buat kita semua!!
Belum lagi kami terkadang dianggap dokter dan ditanyain beberapa pertanyaan terkait dengan penyakit mereka. Ya lumayan buat belajar juga.

Penuh dengan Jalan-jalan..
Ini ni asiknya..jadi kemana-mana dan jadi tau daerah sekitar. Penelitian kami dilaksanakan tersebar di 16 kecamatan yang ada di Semarang. Ni tempat-tempat yang sudah kami datengi. Mangkang wetan, cabean, kali pancur, genuk, gayam sari, plamongan sari, tinjomoyo, purwodinatan, kemijen, candisari, bendungan, sekaran, plombokan. Ada 2 tempat lagi yang belum didatengin, yaitu sambiroto dan pleburan. Serta ada satu tempat yang didatangin waktu liburan, jadi saya tidak ikut, tempatnya di Mijen. Kami menyesuaikan dengan jadwal pertemuan warganya. Karena yang kami cari adalah orang sehat, kami tidak memilih puskesmas sebagai tempat penelitian kami, tapi pertemuan rutin yang dilakukan warga, misalnya arisan RT dan Posyandu. Kalau Posyandu bisa kami datangi pagi atau sore, tapi kalau sudah arisan bapak-bapak jadwalnya selalu malam hari. Inilah yang membuat kami baru bisa selesai malam hari ditambah dengan isolasi. Sukanya dalam penelitian ini, kami jadi sering dapet makanan gratis, hehe.. mulai dari makanan ringan, makanan posyandu, sampai makanan berat berupa nasi, tahu gimbal, atau lontong mi. sebenernya kami pun nggak enak, sudah merepotkan, tambah ngerepotin lagi dengan suguhan yang ada. Tapi kalau menolak pun tambah nggak enak, jadi.. akmi lahap.. rejeki.. hehe..

Ini nih yang paling penting!! Belajar skill lab..
Yang melakukan isolasi primer adalah kami (mahasiswa), jadi kami semakin terampil melakukan isolasi. Dulu waktu praktikum kami hanya melakukan sekali, itu juga setengahan dengan teman sekelompok yang lain, tapi sekarang kami bisa bebas berkreasi. Streak lagi.. streak lagi..
Kami juga diajari menbaca koloni pada media. Seperti halnya, H. influenza di media agar coklat itu baunya khas banget, koloninya juga transparan, kalau koloni staphylococcus umumnya putih susu ata kekuningan, saya pun masih bingung. Streptococcus alfa hemolitikus di media agar darah sangat khas dengan hasil hemolisis tidak sempurnya yang berwarna hijau. Selain itu, streptococcus pneumonia dengan streptococcus lainnya bisa dibedakan langsung tanpa tes optochin dengan melihat koloninya yang ada dempulnya, jadi tidak membubul, tapi sekung permukaannya, kalau kata ibu Helmia mirik permukaannya eritrosit. Siiipppp bu..!! tapi tetap setiap menemukan streptococcus alfa selalu kami tes optochin untuk hasil yang lebih pasti. Kami juga belajar melakukan swab nasofaring, walau ini hanya sekali dua kali saja kami lakukan.

Ada lagi..belajar bahasa jawa..hehe..
Tapi, tetep aja saya merasa ko tidak maju-maju dalam hal ini. Masih kaku kalu berbicara menggunakan bahasa ini. Memahami mungkin lebih baik, dengan teknik kirologi, kiro-kiro ibu/bapak ini ngomong apa ya.. hehe..(sesat!!) nggak ding, kalau benar2 udah g bisa, biasanya aku minta tolong temenku yang bisa berbahasa jawa (orang jawa asli) untuk menggantikan, hehe.. (kapan bisanya kalau gampang nyerah gitu ya..). ni beberapa kosa kata yang ku dapet selama penelitian, uswonipun pinten? Asminipun sinten? Saniki, sowan, gantos, sewidak, haduuu..apalagi ya?? Tuh kan.. ingetan saya kacau euy..masa iya udah lumayan sering bgt denger orang berbahasa jawa, tapi g maju-maju kosa kata saya..

Belajar bekerja sama..
Kerja sama ini mestinya udah belajar dari jaman kapan taun..tapi akan terus kita gunakan dan harus tetap selalu kita pelajari. Karena berbeda karakteristik orang yang bekerja sama dengan kita, maka akan berbeda juga cara kita bersikap. Yang harus dipelajari adalah bagaimana agar bisa selalu menyesuaikan dengan orang yang berbeda-beda agar kerjaan tetap berjalan dengan lancar dan bisa terselesaikan dengan baik. Kalau kata teman-teman seperjuangan di penelitian ini, saya itu orangnya galak dan paling rusuh, hwehehe..maaf ya teman-teman.. hehe.. tapi kan demi kebaikan.. mungkin saya akan lebih sabar lagi deh besok-besok..

Hm..apalagi ya..
Udah dulu deh..nantikan kisah seru kami lainnya..

2 comments: