Sunday, June 26, 2011

IKM Magelang: Part 2

Melanjut dari IKM Magelang: Part 1

Tugas Kedua
Kemudian, tugas kedua kami adalah survei kesehatan dan intervensi di desa selama satu minggu. Untuk survei kesehatan dan intervensi ini sifatnya tugas kelompok besar, ber20. Selain melakukan survei kami pun melakukan penelitian analitik terhadap masalah kesehatan di desa tersebut. Desa yang dipilihkan untuk kami adalah Desa Gandusari Kecamatan Bandongan. Desa ini pun, sebelumnya memang jarang didatangi mahasiswa, kami adalah mahasiswa kedua yang mendatangi desa ini. Hm.. saya masih senang menyebut sebagai mahasiswa. Walaupun sebenarnya stase IKM kami di desa ini bukanlah KKN yang dilakukan oleh para mahasiswa. Hehe..

Kami, di tempatkan di dua posko (rumah warga), 10 orang di dusun Campursari dan 10 orang di dusun Krajan, nantinya kami akan mensurvei masyarakat dusun Mirimunggul dan Gentan, ada 102 KK yang akan kami survei. Pembagian lokasi berdasarkan kelompok puskesmas sebelumnya, kelompok puskesmas Bandongan ditempatkan di dusun krajan di Rumah pak lurah, sedangkan yang kelompok puskesmas Tempuran di rumah kepala dusun campursari.

Kebetulan, rumah pak lurah ini kosong, beliau hanya sekali-kali saja berada di sini. Beliau ini sebenarnya tinggal di Magelang. Hanya weekend saja beliau baru menempati rumah ini. Jadilah, kami ber10 saja di rumah ini. Berasa rumah sendiri. Ada 2 orang yang ngerewangi kami selama di rumah pak lurah. Sejujurnya, saya tidak begitu nyaman ada di rumah ini, karena saya tetap harus menjaga aurat seharian. Tak ada ruang bebas jilbab selain kamar. Hehe..

MMD
Selama satu minggu di desa, kami melakukan survei kesehatan masyarakat desa, yang meliputi status kesehatan, kondisi gizi, perilaku hidup bersih sehat, lingkungan, pelayanan kesehatan di desa, dsb. Setelah itu, kami tabulasi dan kami sampaikan hasilnya di dalam forum MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) untuk mengambil keputusan tindak lanjut dari masalah kesehatan yang ditemukan. Yang diharapkan bisa kami intervensi di hari berikutnya. Dari hasil MMD, kami mendapatkan saran untuk pembentukan FKD di desa ini dari bidan desa yang datang di MMD tersebut. Selebihnya, berupa kesepakatan untuk dilakukannya penyuluhan.

Penyuluhan Kesehatan dari Rumah ke Rumah
Hari Senin, 2 hari setelalh MMD, kami mulai melakukan intervensi di Desa. Intervensi penyuluhan kesehatan door to door, terhadap KK yang telah kami survei sebelumnya. Penyuluhan yang kami lakukan berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan di masing-masing rumah yang telah kami survei. Penyuluhan ini meliputi:

Informasi terkait penyakit
Jika, di rumah tersebut ada anggota keluarganya yang sedang sakit. Maka, kami sampaikan sedikit informasi tentang penyakit tersebut, mulai dari gejalanya, cara penularannya, bagaimana mencegahnya maupun mengobatinya, dan tentunya tetap memotivasi agar membawa ke pusat pelanan kesehatan terdekat.

Hiruhat
Jargon salah satu bentuk penyuluhan kami, yang merupakan kepanjangan dari Hidup Rumah Sehat. Kami menyampaikan kegunaan dari rumah sehat dan memotivasi keluarga yang masih belum mendapatkan poin rumah sehat untuk dapat memperbaiki kondisinya. Kami juga memberikan leaflet untuk setiap rumah yang kami datangi.

Satiru
Kalau satiru ini maksudnya, sabun tiap rumah. Jadi, kami memberikan sabun untuk setiap rumah yang kami datangi. Ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap kebiasaan mencuci tangan tangan setelah BAB dan sebelum makan. Dimana bahwa feko-oral (penularan penyakit melalui makanan) merupakan media penularan yang sering dijumpai yang mana sebenarnya bisa kita cegah dengan perilaku yang baik, seperti mencuci tangan.

Lapare
Ini adalah bentuk kegiatan yang langsung diterapkan. Kami langsung bertindak jika di rumah tersebut ditemukan bahwa belum membiasakan membuka jendela dengan meminta keluarga untuk membiasakan membuka jendela rumahnya, saat di rumah, mulai dari pagi sampai sore. Dengan sebelumnya melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi terhadap pemiliki rumah tentang pentingnya membuka jendela.

Melumah
Ini singkatan dari merokok diluar rumah. Bagi yang memiliki kebiasaan merokok, kami pun mengedukasikan bahaya merokok bagi dirinya dan lingkungannya, juga meminta agar keluarganya maupun perokok tersebut jika tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok agar mau merokok di luar rumah. Suapaya keluarganya yang lain yang tidak merokok tidak ikut terkena dampak dari kebiasaan merokok tersebut.

Desa Gandusari ini kerasa banget suasana desanya. Rumahnya masih banyak yang dari bambu, masih banyak bentangan sawahnya, masih banyak hutan membentang, masih banyak hewan ternak berkeliaran, dan masih sulit sinyal. Sinyal hp saya (i*3) berkutat di 0-1 strip. Hehe..

Penyuluhan Mencuci Tangan di SD

Anak-anak merupakan cikal bakal dari keberadaan masyarakat. Pendidikan secara dini pada anak-anak diharapkan bisa lebih melekat dan lebih mudah dipahami. Menanamkan suatu perilaku sejak anak-anak itu diharapkan bisa membawa anak-anak berperilaku bersih dan sehat. Oleh karena itu, kami berpikir untuk mengintervensi anak-anaknya. Kami mendatangi SD N 1 Gandusari dengan mengajarkan kebiasaan mencuci tangan setelah BAB, sebelum makan, setelah pulang sekolah, setelah pulang bermain, dsb. Kami mengajarkan menggunakan metoda audiovisual, demo, dan praktek langsung. Kami ajarkan tahap-tahap 7 langkah mencuci tangan dengan menggunakan nyanyian, sambil kami praktekan. Setelah itu, kami meminta mereka untuk mempraktekkannya langsung.

FKD

Penyuluhan tetaplah penyuluhan. Yang bisa kita peroleh dari hasil menyuluh adalah adanya perubahan pengetahuan dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Lalu, untuk perubahan perilaku? tidak bisa kami jamin keberhasilannya dari hanya sekedar penyuluhan, walaupun mungkin saja ada yang akhirnya berubah. Sehingga, perlu adanya sebuah pemberdayaan dari masyarakat setempat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat. Sehingga, sarang dari bidan desa, kami pertimbangkan untuk kami lakukan, "Revitalisasi Forum Kesehatan Desa." FKD ini merupakan wadah bagi masyarakat yang peduli kesehatan di Desa setempat. Sebuah organisasi mandiri desa yang nantinya diharapakan merupakan kepanjangan tangan petugas kesehatan untuk membangun desa yang sehat secara mandiri. Diharapkan dengan adanya FKD di Desa Gandusari ini, Desa ini bisa memanfaatkan keberadaan PKD (Pos Kesehatan Desa) dan kemudian pada akhrinya Desa Gandusari ini bisa menjadi Desa Siaga, Desa yang bisa secara mandiri menganalisa masalah kesehatan masyarakat desa dan bisa mengatasi masalah sesuai dengan kebutuhan mereka. Dari mereka untuk mereka agar terbesit rasa memiliki dan bertanggung jawab sendiri untuk membangun kesehatan di Desanya.

Penutup
Itulah intervensi yang telah kami lakukan. Memang tidak seberapa dan tidak begitu banyak membantu desa. Hanya kami berharap, pada sebagian kecil semoga ada perubahan yang ke arah lebih baik bisa terjadi di Desa ini. Dan semoga, FKD bisa berfungsi dengan baik dan bisa menjalankan tugasnya untuk keberlangsungan kesehatan di Desa tersebut. Oiya, sayang sekali, kami tidak sempet ke site view yang bagus di Desa ini, katanya si lagi mau diajukan utnuk dijadikan pariwisata. Saking buru-burunya kami.

Sedikit foto-foto selama di desa




Desa Gandusari, Kecamatan Bandongan ini ternyata dekat dengan Magelang dibandingkan Bapelkes, Salaman. Jadi, selama di Desa kami sering main ke Magelang. Yah.. itungannya si nggak sering-sering juga. Sekali ke Magelang bersepuluh, makan malem bareng, nyicipin Mie Pak Prenjak yang katanya enak dan sudah terkenal sejak jaman Jepang. Haha.. Agak lebay emang. Dan, apa yang kita lakukan di sana. Membandingkan dan memberi nilai antara mie pak prenjak dengan pak broto ce es. Haha.. Rodo nggak penting emang.. Kalau saya pribadi yang memberi nilai, hm.. diantaranya itu memiliki cita rasa yang berbeda, jadi sulit untuk dibandingkan. Sama-sama enaknya. Tapi, lidahku si cocokan Pak broto ce es deh. Kemudian, ke Magelang berempat aja, jalan-jalan ke Taman Kyai Langgeng. Udah si cuma dua kali itu aja. Selebihnya dihabiskan di desa, survei, intervensi dan bikin laporan. Oia, nonton bareng juga lah ya.

Tak disangka, kerja tim ini membuat banyak konflik yang terjadi. Membuat hati menjadi kotor dan dongkol. Hehe.. Harus banyak-banyak sabar emang. Dari sini, saya belajar cukup banyak karakter orang. Mulai dari yang egois, tegas, cuek, sampai yang teraniaya, semua ada. Hehe.. Pato yang merugikan orang betul-betul sangat tidak baik sekali. Kecemburuan sosial kerap sekali terjadi. Tapi, bagaimanapun juga, kita tetap have fun kan teman-teman? Hehe.. Kita juga masih bisa jalan-jalan. Kita juga masih sempet ke Jogja. Hehe..

ini dia keluarga besarku selama di desa

*sssstt... ini banyak yang belum mandi lo.. hihi..

2 comments:

  1. serunya.kyk lagi KKN ^^, disini stase puskesmasnya ntar minggu ke 3 dan ke 4. 2 minggu. minggu 1 masih kuliah2 di bagian IKM. minggu 2 kunjungan ke perusahaan dan rumah sakit tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja ^^

    ReplyDelete
  2. kita gda knjngn k prshn buat kedokteran okupasinya..
    wah.. kynya seru tuh.. dtggu crtanya.. :)

    ReplyDelete