Wednesday, November 2, 2011

Ceritaku di Kamar Bersalin Puskesmas

Jujur kalau dibilang sedih, perasaan itu masih ada. Kalau dibilang kecewa pun, iya. Apalagi setiap teringat ujian hari senin kemarin itu. Tapi, yasudahlah, saya harus menerima semuanya. InsyaAllah, yang terbaiklah untukku.

Sekarang, tak terasa sudah di minggu terakhir di stase ini. Stase yang.. hm.. penuh cerita tersendiri. Stase yang akan dikangenin suatu saat nanti, tapi tidak ingin untuk diulang. Minggu terakhirku stase luar di puskesmas Halmahera. Stase luar bagiku adalah suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu dan sangat menyenangkan. Stase liburan dan stase yang tepat untuk merefresh segala kepenatan berada di RS Kariadi.

Di sini, saya mendapatkan kesempatan yang lebar lagi. Kesempatan untuk mengenal calon teman sejawat semakin banyak. Kesempatan untuk berhadapan langsung dengan pasien pun semakin terbuka luas. Di sini, kami melakukan ANC dan juga menolong persalinan. Pengalaman pertama di ANC, benar-benar menyenangkan, ini tho yang namanya ANC? Ini tho yang saya lakukan saat ANC? Bukan sekedar teori yang saya pelajari. Periksa lila, tinggi badan, berat badan, tensi, periksa lab Hb, proteinuri maupun reduksi urin untuk skrinning penyakit-penyakit kehamilan. Melakukan leopold, TFU, DJJ, sampai memberikan resep, mengedukasi, bahkan memberisurat rujukan jika dibutuhkan.

Hal-hal yang selama ini saya pelajari secara teori, sekarang saya pelajari secara aplikasi. Kapan denyut jantung janin sudah mulai terdengar dengan linec, saya aplikasikan di sini. Kepekaan telinga saya dipertanggungjawabkandalam mendegnar djj (denyut jantung janin). TFU (tinggi funduus uteri) pada setiap usia kehamilan yang berbeda-beda mempertajam kemampuan mengukur yang disesuaikan pula dengan teori. Kapan mengedukasikan pasien, untuk tetap makan makanan yang bergizi dan menambah frekuensi makannya, dan tetap memakan sayur-sayuran serta makanan hewani. Mengedukasikan pasien untuk istirahat, tapi justru menganjurkan untuk semakin sering jalan-jalan jika usia kehamilan sudah cukup bulan. Mengedukasikan pasien untuk kembali kontrol yang mana akan berbeda-beda tergantung usia kehamilannya, setiap bulan untuk trimester satu, dua minggu sekali untuk trimester dua, dan setiap minggu jika sudah masuk ke trimester 3. Dan banyak lagi. Saya belajar untuk itu semua.

Di sini pun saya kembali mendapatkan pengalaman dalam menolong persalinan, seperti yang saya dapatkan di rumah sakit Tugu maupun di Kariadi sekali dua kali. Di sini mungkin kesempatan kami semakin besar untuk menolong persalinan. Setiap ibu yang datang untuk bersalin, maka diserahkan pada kami, walaupun bidannya ikut membantu kami tentunya. Hari pertama jaga di sini, datang pasien baru, seorang wanita G3P2A1, 33 tahun, hamil 39 minggu; janin 1 hidup intrauterin; presentasi kepala U puki; observasi inpartu. Waktu itu, pukul 07.00 pasien datang dengan kenceng-kenceng sering disertai keluar lendir dan darah, air ketuban belum keluar dan gerak janin masih dirasakan. Saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan bahwa pembukaan masih 2 jari longgar, dengan KK (+) dan penipisa serviks 50%, kepala masih tinggi, UUK sulit dinilai. Pasien, kemudian diminta untuk jalan-jalan dan dievaluasi lagi 4 jam untuk mengetahui kemajuan persalinannya.

Jam 23.00 pasien merasa kenceng semakin sering, dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan nambah menjadi pembukaan 5 cm, KK (+), penipisan serviks 50%, kepala turun di hodge 1. DJJ 12-11-12. Kemudia, kita tunggu dan evaluasi 4 jam. Jam 03.00 pembukaan 9, KK(+), penipisan serviks 90%, kepala turun di Hodge III. Tunggu dan evaluasi 1 jam lagi. Jam 3.30 pasien ingin mengedan, perineum menonjol, vulva anus membuka. Dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan lengkap, KK (+), kepala turun di hodge III+, pecahkan KK keluar air ketuban jumlah cukup, warna hijau keruh, bau khas. DJJ 11-12-11. Pimpin mengejan. Jam 03.55 lahir bayi perempuan, BBL 3700 gram, PB 51 cm, AS: 8-9-10. Kamudian, lahirkan plasenta dengan menejemen aktif kala III. Kemudian, evaluasi 2 jam untuk kala IV.

Hwaaaa… bayi yang cukup gede! Laserasi perineum grade II pendek. Hehe. Yang jait bu bidannya. Padahal dalam hati selalu pengen jait laserasi perineum. Hehe. Tapi, belum dikasih. Bayi dibersihkan jangan dimandikan, kemudian di suntik vit. K dan dibedong. Saya ngebedong bayinya sendiri loh*banggaaaaaa… karena selama ini belum pernah murni sendirian.. :p

No comments:

Post a Comment