Saturday, November 26, 2011

Di Penghujung Kehidupan..

Satu-satunya nenek yang masih kumiliki di dunia ini adalah dia..
Satu-satunya wanita paling tua yang paling aku hormati adalah dia..

Tak kusangka, genap sudah usianya di dunia ini..
92 tahun.. kurang lebih.. dia menapaki hidup..
melewati masa mudanya yang keras, menikah dengan kakek tersayang..
tak terkalahkan luar biasa bahagianya ditemani 5 orang anak laki-laki..
dan.. sejumlah cucu yang tak terhitung olehku, bahkan cicit yang juga tak terhitung olehku..
walau diperjalanan, seorang anaknya meninggal mendahuluinya..
bahkan 3 orang anaknya merantau semua meninggalkan kampung halaman..
berdua sudah tinggal bersama kakek ditengah usia tuanya..
dengan anak nomor satu yang tinggal di ujung jalan..
dan, kakek pun meninggalkannya lebih dulu..

hatinya selalu tertambat di tanah kelahirannya, bahkan di rumah ini..
tak ada keinginan untuk merantau bagi dirinya, meninggalkan tanah kelahiran, mengikuti anak-anaknya di perantauan, jawa dan jambi..
'taingek kampuang halaman', itu alasan yang selalu membawanya kembali pulang ke tanah itu..
memilih untuk tinggal seorang diri di rumah nan sepi..
setiap hari anak dan cucu bahkan cicit di kampung halaman tak lupa untuk selalu mengunjungi..
seorang tetangga yang diperbantukan senantiasa menolong keseharian beliau..
dan teman-teman seusia beliau yang senantiasa main untuk slaing bercakap..
juga ditemanin anak-anak sekolah yang ngekos di rumah ini.. beliau tetap tegar di usia tuanya..

Hingga akhirnya, usia semakin menggerogotinya.. ditemani katarak dan reumatik yang tak pernah sembuh walau berkali-kali dibawa ke rumah sakit..
ya.. pada akhirnya, beliau tak bisa lagi untuk menolak...tinggal bersama anaknya di ujung jalan sana..
beliau harus mendapatkan perhatian ekstra dan super ketat..
harusnya dari dulu engkau mau diperlakukan seperti ini..
harusnya sudah sedari lama engkau tidak menolak dan membiarkan anak-anakmu berbakti untukmu..

dan sekarang, kau justru mendapatkan rumah baru yang lebih kekal..
engkau sudah aman di sana..
sudah tak ada lagi kekhawatiran dalam jiwamu..
kami, yang masih di sini pun segera akan menyusulmu, cepat atau lambat..

emakku sayang,,
semoga engkau bahagia di sana..
semoga Allah menerimamu di sisiNya dengan segala amalanmu serta do'a anak-anakmu yang tak terputus..

innalillahi wa inna ilaihi roji'un..

24Nov11
*sekarang aku tak punya seorang kakek dan nenek lagi di dunia ini


tahun 2008
tampak sekali dirimu yang lelah..


tahun 2010
wajahmu tetap cantik walau usiamu sudah setua ini..


engkau di usia paruh baya mu..
cantik yah..


tahun 2008
saat cucumu hendak melangsungkan pernikahan di kampung halamanmu..
bahagianya dirimu, walau mata sudah tak sanggup lagi melihat..
"anak sia a ko?" setiap kali cucumu menghampirimu, itulah yang akan kau katakan..
saat menyebut nama kami, dan tentunya ayah kami yang mana adalah anakmu, kau pasti akan teringat semuanya..
walau beberapa menit kemudian, saat kami kembali mendekat, kau akan kembali bertanya hal yang sama,
"anak sia a ko?"
 dan kami, akan tetap menjawab ulang..
dan saat itu,
jika ditanya, "sia a mak yang baralek?"
dia pasti akan menjawab dengan lantang,
"cucu ambo..hafid."

No comments:

Post a Comment