Wednesday, January 26, 2011

Dinginnyaaaa...Top Markotop!!

Dingin? Sepertinya itu bukan lagi rahasia umum di bagian Radiologi. Sejak awal masuk FK, bagian yang hampir selalu kudatangin setidaknya 6 bulan sekali adalah bagian ini. Bagaimana tidak, dosen waliku adalah supervisor radiologi (dulunya masih jadi residen), jadi ketika KRS an, kami menemui beliau di tempat ini, belum lagi kalau mau ngambil SP (maklumlah saya adalah anak yang doyan ngambil SP), jadi semakin sering kami ke bagian ini. Kesan pertama saat itu adalah: Dingin! Baru di depan tempat nunggu pasien aja udah kerasa dinginnya waktu itu, dan makin dingin saat masuk lebih ke dalam sedikit. Dan ternyata sekarang masuknya makin pelosok lagi, makin jauh ke dalam bagian radiologinya, beuuuh..makin mantab dinginnya. Rasanya saya udah beku berada di bagian ini. Dan ini, bukan hanya saya yang merasakannya, hal yang sama dirasakan oleh teman-teman lainnya, bahkan residen sekalipun. Bahkan, jendela sampai di buka agar dinginnya bisa keluar. Tapi, rasanya tidak terlalu berefek, dinginnya tetep berasa. Belum lagi dapat merusak ozon. Haduuu..

Logikanya, udara dingin ini diperlukan untuk pemeliharan alat, agar alat tidak cepat rusak. Sama lah kaya alat-alat lainnya yang dijalankan dengan menggunakan energi yang mana menghasilkan kalor didalamnya. Alat-alat di radiologi ini rata-rata menggunakan energi listrik, dimana listrik ini menghasilkan kalor. Kalor yang ditimbulkan oleh alat ini, justru bisa merusak alat. Sesuatu yang terkena panas terlalu tinggi logikanya bisa menimbulkan kerusakan, salah satunya bisa memuaikan alat-alat kecil merintil di dalamnya. Atau mungkin, panas yang terus-terusan bisa meningkatkan energi, lama kelamaan ketika alat sudah tidak bisa bernegosiasi lagi dengan panas tersebut terciptalah ledakan energi yang sangat dahsyat yang bisa membuat alat menjadi rusak.

Saya jadi inget si tosi, netbuk yang telah menemaniku 4 tahun lebih, dimana dia pun bermasalah dengan panas yang ia timbulkan sendiri. Alhamdulillahnya, ada mekanisme pengaman yang tercipta pada perangkat tersebut, sehingga ketika panas sudah diluar nalar kerja si tosi, maka tosi secara otomatis akan mati sendiri. Jadilah, kerjaan tosi adalah hidup mati hidup mati. Walaupun belum sampai rusak. *heee..itu mah rusak ya namanya, hehe. Oleh karena itu, perlu yang namanya pendingin, jadi ketika panas ditimbulkan bisa hilang. Hm.. istilahnya gampangnya ada serah terima energi di sana. Sehingga kalor yang tercipta menjadi stabil. Mungkin juga, karena alatnya banyak, maka diperlukan suhu yang semakin rendah juga. Energi sebanding dengan suhu bukan ya. Agar kalor yang tercipta kecil, maka diperlukan suhu yang kecil juga. *bener g ya.. lali aku.. tolong dimaklumkan kalo salah-salah karena saya sangat tidak bisa fisika..

Jadi, wajar bahwa radiologi menjadi bagian paling dingin. Tapi, herannya, kenapa tidak memberikan suhu rendah ini khusus pada ruangan-ruangan yang ada alat-alat radiologinya saja? Kenapa tempat pembacaan foto dan ruangan lainnya, bahkan ruang kuliah sekalipun diberi suhu rendah juga? Kenapa ya? Padahal kan isinya bukan alat-alat, tapi manusia. Huhuhu. Beku rasanya di bagian ini. Sampai-sampai, aku ngetik sms pun jadi sulit saking dinginnya. Hm.. membutuhkan adaptasi suhu sepertinya. Rasanya saat keluar dari bagian ini, langsung nyesss..mendapatkan penghangatan lagi. Hihi.. padahal udara di luar saat ini pun tergolong dingin ya..

2 comments: