Wednesday, June 10, 2009

Apa yang harusnya ditakuti di dunia ini?

Bismillah..

Terinspirasi dengan seorang teman yang bertanya pada saya tentang hidup ini. Dia bertanya seperti ini, “apa ketakutan terbesar dalam hidupmu?” Senyam-senyum saya menjawab seasalnya. Eh, g ngejawab tepatnya. Saya hanya bisa bilang “hm..saya tau jawabannya, ntar ya ngerangkai kata dulu..” Sepertinya ada yang telah menghantui pikiranku selama ini. Sebuah ketakutan dan sebuah perenungan yang lama saya lewati. Tapi saya bener-bener bingung, harus menjawab seperti apa. Memang saya pun belum menemukan konkretnya, apa itu yang saya takuti.

Lama saya berpikir, apa yang telah membuat saya resah selama ini. Sepertinya, saya takut menyakiti dan membuat orang lain kecewa dengan sikap saya. Ini membuat saya menjadi orang yang senang minta maaf. Jika orang telah tersinggung dengan perbuatan saya, bisa-bisa memikirkannya sangat lama. Saya pun takut hanya melakukan sesuatu dibalik sebuah topeng saja dan tidak ikhlas akan apa yang saya lalui. Saya benar-benar takut melakukan kesalahan dan Allah tidak ridho itu. Saya takut, apa yang saya lakukan hanya sebuah kata riya’. Saya takut melakukan sesuatu yang saya anggap itu menyenangkan dan baik, tapi sebenarnya itu salah dimata Allah. Dan yang lebih saya takuti, saya tahu bahwa yang saya lakukan itu sebenarnya salah dan bertentangan dengan hukum Allah, tapi saya santai dan tetap senang melakukannya. Astaghfirrullaha’adzim...

Saya takut terperanjat tipu daya setan. Karena setan senang sekali menggoda kita, dia tidak akan puas sampai anak adam mengikutinya. Saya hanya hamba yang tak luput dengan dosa, semua itu bisa menyerang saya pastinya. Mungkin saat ini, saya berkata, ”saya tidak mau seperti ’itu’, karena ’itu’ salah” atau mungkin saya berkata ”kita tidak boleh berbuat ’itu’ karena ’itu’ salah.” atau berkata, kamu harus seperti ’ini’ karena ’ini’ lah yang benar. Tapi apakah saya akan berkata seperti itu lagi esok hari, esok hari, dan esok harinya..

Saya benar-benar takut menjadi kafir dan melupakan semua kata-kata itu. Lupa atau mungkin acuh dengan hal-hal yang benar dan lebih senang dengan hal yang salah.

Sebagaimana firmanNya:

“Allah memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki dan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki.” (QS. An-Nahl [16]: 93)

Semoga kita tergolong hambaNya yang diberi petunjuk, aamiinn..


Terlalu banyak memang yang saya takuti. Kalo ditindaklanjuti, dicari asal muasalnya, ditelusuri baik-baik segala hubungannya. Saya temukan jawabannya, apakah yang paling saya takuti dari semua itu dan memang itulah hal yang harus pula ditakuti oleh semua muslim, jawabannya adalah saya takut kehilangan iman. Dan memang kita sebagai muslim pun tidak boleh takut akan apapun selain takut kepada Allah. Itulah jawabannya, saya takut pada Allah dan saya takut akan kehilangan iman yang saya miliki walau belum sempurna.

Marilah kawan kita sama-sama saling mengingatkan dan selalu menjaga iman kita agar tidak hilang kemana-mana. Biarlah dia selalu bersama kita, dan senantiasalah berdo’a kepada Allah agar senantiasa menjaga iman kita. Dan tetap meluruskan pemahaman kita, senantiasa berusaha agar iman itu tidak hilang dalam diri kita. Tauhid yang luruslah yang akan membawa kita kepada kebaikan-kebaikan. Tauhid merupakan pangkal syukur bagi seorang muslim. Aqidah adalah dasar utama dibangunnya umat ini, maka baik buruknya suatu umat tergantung dari keselamatan aqidah dan  manhajnya. Seluruh para Nabi telah mendakwahkan tauhid kepada umatnya di setiap kurun (generasi)nya.

”Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau Muhammad, melainkan Kami wahyukan kepadanya: ’bahwasannya tidak ada illah (yang berhak untuk diibadahi dengan benar) selain Aku, maka beribadahlah kamu sekalian kepada-Ku’” (Q.S. Al-Anbiyaa’:25)

Juga firmanNya:

”lalu Kami utus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), ’beribadahlah kamu sekalian kepada Allah, sekali-kali tidak ada ilah yang haq bagimu selain-Nya. Maka kenapa kamu tidak bertakwa kepadaNya?” (Al-Mu’minun:32)

Allah meciptakan seluruh makhluk agar menyembah-Nya semata, Dzat yang tidak ada sekutu bagiNya. Sebagaiman Allah berfirman, yang artinya:

”.....Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah padaKu” (Adz-Dzariat: 56)

Ibadah merupakan hak Allah yang harus ditunaikan oleh hambaNya. Dan hak Allah atas hambaNya ini tidak boleh didahului oleh urusan apapun dan hak seorang pun. Allah ta’ala berfirman, yang artinya:

Dan rabbMu memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat abik kepada ibu-bapak... (Q.S. Al-isra’: 23)

Orang yang mati dalam keadaan mentauhidkan Allah maka ia akan masuk surga. Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa salam bersabda,

”Barangsiapa uyang meninggal dunia dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, maka ia masuk surga.”

Dengan demikian, kedudukan tauhid adalah sebagai pondasi bagi bangunan amal seorang muslim. Perhatian seorang yang arif tentu senantiasa tertuju pada pembenahan pondasi, sedangkan orang yang bodoh akan terus meninggikan bangunan tanpa mengokohkan pondasi sehingga robohlah bangunannya. Keikhlasan dan tauhid juga diibaratkan sebatang pohon yang tumbuh dalam hati, amal perbuatan adalah cabang-cabangnya, kedamaian adalah buahnya yang dirasakan dalam kehidupan dunia ini serta kenikmatan yang kekal di akhirat kelak. Sebagaimana buah-buahan surga tidak aakn putus dan terlarang, demikian pula halnya ’buah’ keikhlasan dan tauhid di dunia ini tidak akan terputus dan terlarang. Kesyirikan, dusta, riya’ bagaikan sebatang pohon yang tumbuh dalam hait manusia, buahnya di dunia adalah ketakutan, kekhawatiran, kebingungan, kesempitan ayng dirasakan dalam dada, serta kegelapan yang menimpa hati. Sedangkan di akhirat kelak akan membuahkan zaqqum(sebatang pohon yang tumbuh di neraka) dan azab yang kekal.  [Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Tauhid Jalan Menuju Keadilan dan Kemakmuran]

 

”ya Allah, ampunilah aku, berilah petunjuk kepadaku, karuniakanlah rizki kepadaku, berikanlah ’afiat(keselamatan) padaku. Aku berlindung kepada Allah dari kesempitan tempat berdiri pada hari kiamat kelak.” (H.R. An-nasa’i II/209, ibnu majah no. 1356, dll)

”ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku. Dan perbaikilah duniaku untukku, yang ia menjadi tempat hidupku. Serta perbaikilah akhiratku yang ia menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah kematian sebagai kebebasan bagiku dari segala kejahatan.” (H.R. Muslim no.2720 dari Abu hurairah)

Aamiinn ya Rabbal ’alamiin..


-wallahu a'lam-

8 comments:

  1. wuih,,panjang jwbnya,,menginspirasi untuk nge blog yg baru ya ma XD,,but well,,i can catch ur answer.. n that's must be my fearness too .. ^^
    Semoga selalu di JalanNYA..walau sering merasa setan dmn2,, >.<
    Thanks ,,ima n_n

    ReplyDelete
  2. hehe..iya..
    sama-sama ya nura...
    semoga berguna...

    *benerkan klo dipindah ke notemu terlalu panjang...

    aamiin..
    semoga kita tergolong hambaNya yang diberi petunjuk ya,,amin..

    ReplyDelete
  3. Wah yang tanya siapa tuh ima... ^_^

    Subhanallah wal hamdulillah...

    Sungguh aneh orang yg menangisi jasad yg telah mati akan tetapi mereka tdk menangisi hati yg mati, padahal matinya hati lebih menyedihkan daripada matinya jasad.
    Mereka mencari obat paling mujarab kemana pun dan kapan pun untuk penyakit jasad, akan tetapi tidak peduli sama sekali thd hati yg sakit, padahal penyakit hati lebih menakutkan. Dg meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar sebenarnya mereka telah mengabaikan obat hati ini...
    Kemaksiatan adl makanan beracun yg dpt merusak hati. Bagaikan busuk merusak tubuh bahkan bisa membunuhnya...
    Iman seseorang tak lepas dari bersihnya hati ini, iman itu fluktuatif. Kadang di atas kadang di bawah. Maka kewajiban bagi kita agar senantiasa menjaganya untuk tetap di atas. Semoga kita bisa membersihkan hati ini dan senantiasa istiqomah dalam menuntut ilmu, kenapa ilmu? Ya ketaqwaan seseorang identik dg kemampuan merealisasikan ilmu yg shohih (benar) yg bersumber pada Al Qur'an dan As Sunnah. Agar tak luntur iman itu, agar tak rapuh iman itu. Agar kelak kita semua bisa menghirup harumnya bau surga...

    JFS

    ReplyDelete
  4. yang ngomenin paling atas..

    iya,,,
    klo sampe hati ini mati..
    jadi takut..g kebayang saya akan jadi manusia seperti apa..

    yah..semoga tetep diberi keistiqomahan untuk menjaga iman ini agar tetap di atas, minimal stabil..
    senantiasa mencari ilmu yang benar guna mendapatkan petunjuk..
    karena Allah tidak akan mengubah suatu kaum hingga ia mau mengubah diri sendiri..
    dengan berilmu maka kita akan tahu jalan Allah yang lurus..

    jazakumullahu khair..

    *hayo belajar..ujian di depan mata..he..^^

    ReplyDelete
  5. Pingin belajar tapi selalu diganggu mati lampu... T.T

    Malah jadi pingin nulis blog nih.. Udah lama vakum fajar di dunia per-eMPi-an... ^^

    ReplyDelete
  6. skrg sudah tidak mati lampu,,belajar2 ><

    Jadi gangguan na ngblog or mati lampu =_=?

    ReplyDelete
  7. dua-duanya nur..
    hohoho...

    semangat ah!!!

    ReplyDelete
  8. alesan..alesan..
    dasar...ada aja ya godaan tuh..
    hihihi..

    gpa2 refreshing yo, nulis dulu...
    kan kita juga harus merepress pikiran2 kita..biar g jadi psikosomatis..he..^^

    ReplyDelete