Tuesday, June 2, 2009

Papua Sebuah Fakta dan Tragedi Anak Bangsa

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Biographies & Memoirs
Author:John Manangsang
Refleksi 15 tahun Pasca Kisah Nyata: "Catatan Seorang Dokter dari Belantaran Boven Digul dan Komentar Para Pakar Indonesia"

Buku dengan tebal 477 ini sangat menarik dibaca. Alur bahasanya yang mengalir pun membuat kita inign membaca dan membaca terus. rasanaya halaman yang sebanyak itu akan tidak terasa, hanya ujianlah yang bisa menghentikan untuk membacanya (haha^^). Tidak membosankan, penuh dengan ketegangan dan rasa penasaran.

Dengan membaca buku ini kita bisa melihat kondisi masyarakat yang terpuruk dan sangat terpencil di Papua, bagian Indonesia Timur yang masih butuh perhatian dari kita.

Dengan membaca buku ini, banyak kisah dan pengalaman yang mengajarkan kita akan niali-nilai sosial. Di sini juga dapat menjadi pengalaman para calon dokter ataupun dokter yang berniat untuk mengabdi di daerah sangat terpencil, dimana kondisi masyarakatnya yang masih miskin dan sarana prasarana yang seadanya juga akses yang sulit untuk memenuhi semuanya, dimana semua itu akan menyulitkan dalam melakukan tindakan medik, apalagi yang butuh penanganan khusus yang luar biasa. Kondisi dimana kita butuh pendapat para sejawat seprofesi dalam menangani tindakan sangat sulit didapat.

Dalam buku ini disajikan banyak kasus yang tidak sepele dan butuh keterampilan tinggi juga sarana dan prasarana yang memadai, tetapi dapat diselesaikan dengan baik oleh dr. John Manangsang. Walaupun dengan segala sarpras seadanya juga keahlian seorang dokter umum yang masih sangat minim. Tidak semua kasus berbuah keberhasilan dan kehidupan, ada beberapa kasus dimana dia gagal, karena dokter juga manusia, bukan Tuhan yang bisa menentukan kematian atau kehidupan. Dokter hanya perantara dari Sang Pencipta, dalam hal menyembuhkan. Semuanya ada campur tangan Allah.

Tapi, hanya berlandaskan rasa kemanusiaan dan keinginan untuk menolong penduduk setempat yang kekurangan fasilitas dokter sebagai pelayan kesehatan bagi mereka, dia berusaha untuk melakukan yang terbaik dan tetep berusaha melakukan sesuatu walaupun tidak sesuai dengan level kompetensinya sebagai dokter umum. Tapi, kalau tidak, mereka pun hanya bisa terkulai karena tidak mampu juga meraih pelayanan kesehatan yang lebih mendukung.

Buku ini sangat menyentuh hati, tergambar juga dengan jelas ketertinggalan mereka dari segala betuk informasi yang sudah ada di kota. Listrik yang minim, sarana transportasi yang sangat sulit, hanya sesekali pesawat mendarat di sini, hutan belantara masih menjadi pemabtas antardaerah, alat komunikasi yang terbatas sehingga menyulitkan berhubungan dengan dunia luar. Pemikiran masyarakatnya yang terkadang masih irrasional pun merupakan sisi menarik. Kepercayaan mereka yang masih kuat akan tahayul dan mistis, terkadang masih suka menghubungkan suatu kasus penyakit dengan tindakan-tindakan mistis. Tugas dokterlah untuk bisa mengubah kepercayaan-kepercayaan itu, dan telah dicontohkan oleh dr. John Manangsang dalam buku ini.

Membuat pasien percaya penuh dengan tindakan yang telah kita lakukan dan tetap menyadarkan bahwa sepenuhnya merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Esa, dokter hanyaah perantara. Komunikasi ini penting agar tidak membuat pasien merasa kecewa dan tetap menerima atas apa yang terjadi kelak setelah tindakan yang penuh dengan risiko selesai dilakukan.

Pengalamannya mengabdi selama kurang lebih 2 tahun di Puskesmas Tanah Merah, Boven Digul benar-benar inspiratif!

Sebuah pengalaman dari seorang dokter di pedalaman Papua. Cocok bagi para calon dokter ataupun dokter yang berminat untuk membaktikan diri di daerah terpencil dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. Buku ini dapat dijadikan contoh dan sarana pembelajaran yang baik. Juga sangat cocok untuk para dokter, calon dokter, petugas kesehatan lain, dan juga masyarakat umum untuk membuka mata dan melihat sebuah kehidupan yang terpuruk di sebuah wilayah Indonesia timur yang butuh sentuhan kita semua.
----------------------------------------------------------------

Buku yang kuidam2kan sejak dulu, baru bisa terbeli saat ada diskon. Berdasarkan referensi dari seorang teman yang sangat berminat untuk mengabdikan diri di Papua (semoga cita-citamu terkabul mba..ku tunggu cerita-ceritamu kelak..Dengan anak2 papua itu, dengan impianmu menjadi murobbi bagi ibu2 papua di sana..hohoho..jadi kangen drimu mba..)

Ujian dan segenap aktivitas telah menghalangiku untuk menyelesaikan membacanya..belum hatam2 juga mpe sekarang..hohoho...

12 comments:

  1. maluku..maluku..jauh lebih belum terekspos..karena transportasi sulit antar pulau..papua sudah lebih baik paska otonomi dan dekengan freeport..

    boven digul itu, tempat pembuangan salah satu tokoh nasional saat kolonialisme..C#

    ReplyDelete
  2. bukunya tentang papua og..
    itu hanya sebuah contoh..
    klo dilihat masih banyak lagi pastinya..g cuma maluku juga..kalo dilihat dari setiap daerah pasti ada daerah terpencilnya yang kurang diperhatikan..
    bahkan Jawa juga puskesmas2nya banyak yg g keisi kan walau lebih mudah dalam masalah aksesnya..

    bener tuh..tapi siapa ya?
    *dengan tampang bodoh..^^

    ReplyDelete
  3. syukran sharingnya, ima
    bisa jadi referensi nih
    eh, dirimu beli harganya berapa?
    jadi pengen beli juga ni
    hehehehehe

    eh, uda baca rabithah cinta blm?
    buku fiksi, ttg dokter yg mengabdi di Irian
    bagus deh.
    :)

    ReplyDelete
  4. wah..kalo masalah puskesmas jawa ga ada dokternya itu dah bener- bener sangat amat parah..saya jadi pingin tau prosedur penempatan Depkes dalam menempatkan tenaga sipilnya. Separah-pelosoknya jawa masih bisa ditemukan via map GPS dan sinyal komunikasi masih ada. Begitu juga Sumatra bagian selatan dan Medan. (jadi masih ga mau nerima kalo Jawa disebut pelosok..)..C#

    ReplyDelete
  5. wah jeng..ko cuma dikasih bintang 4 sih??hahha..
    harga asli di gramed 75rb jeng, tapi waktu itu aku belinya 60rb.

    Rabithah cinta?belum..mau donk dibuatin reviewnya..
    ada juga, buku tentang dokter yang mengabdi di pedalaman judulnya, me him n labuan bajo. bagus sih..tapi lebih ke romantic story bgt..
    kalo ini bener2 keren, penglamannya dr. John di sana dalam menangani pasien..bintang 5 deh kalo kau ngasihnya..
    yang keren lagi, pengalamannya Ang swee Chai di Palestina.."from Beirut to Jerusalem" udah baca belum? Pengen buat reviewnya, tapi ternyata aku bacanya terhambat, jadi belum selese2 juga, haha..
    parah bgt emang..

    ReplyDelete
  6. jawa bukan tempat terpelosok memang..
    tapi ada aja wilayah yang kurang diperhatikan, walau hanya sedikit, tidak sebanyak di Indonesia bagian tengah ataupun timur..
    iya benar bingung tentang penempatannya, ada yang melalui penempatan setelah jadi PNS, tapi bisa juga penempatan langsung setelah lulus melalui tes, namanya PTT(Pegawai Tidak Tetap). Dulu PTT ini diwajibin untuk semua mahasiswa kedokteran yang sudah lulus, tapi sekarang udah nggak..
    Lamanya penempatannya juga tergantung wilayah yang ditempati. Ada 3 kategori wilayah, yaitu daerah tidak terpencil (2 tahun), terpencil (1 tahun), dan sangat terpencil (6 bulan) kalo g salah..

    ReplyDelete
  7. Pdf?Wah sy g punya versi pdf nya..
    Ntar kalo sy dpt sy ksh deh..

    ReplyDelete
  8. Niat k boven digoel,Ma??
    Keren.. Kyk pak Hatta (ato sukarno y?), diasingkan ama belanda
    Hehe

    ReplyDelete
  9. hm..gimana ya nda..
    niat g ya..
    hehe..

    nggak juga ko nda klo ke boven digul mah..
    aku mah ngikut aja deh, keputusan Allah kelak..insyaAllah, apapun itu pasti yang terbaik..amin..
    doain aja ya nda..hehe..^^

    *wedew..masuk jg nih ceritanya pas bu umi ngajar??
    tapi aku g mau diasingkan kaya mereka nda..hohoho..^^v

    ReplyDelete
  10. siapa dulu donk yang nemenin ima beli... hehehe

    ReplyDelete