Friday, October 29, 2010

"Aku akan nikah kurang lebih 8 tahun lagi.."

Aku akan nikah kurang lebih 8 tahun lagi..

Itu adalah pernyataan salah seorang teman. Dia adalah seorang laki-laki, yang telah memiliki pekerjaan, dan saya rasa dia adalah orang yang paling mapan diantara temanku yang lainnya, karena dia sudah punya masukan sendiri dari beraneka macam usaha yang telah ia jalankan. Karena akhir-akhir ini kami sering sekali sekelompok, jadi sudah menjadi kewajaran kami lumayan sering ngobrol, dan ditambah lagi ada teman kami yang baru saja menikah, topik jadi lebih menjurus, tidak jauh-jauh dari jodoh, nikah, dan hal lain yang terkait. Dia yang sering memancing, dengan bertanya atau lebih tepatnya ngeledekin aku, “kapan nyusul ni bocil satunya?” main ngejodoh-jodohin seenaknya udel pula. Akhirnya, aku pun terpancing untuk kembali bertanya padanya, “kamu tu yang kapan? Calon udah ada, penghasilan udah punya, nunggu apa lagi??” Eh, dia dengan yakinnya menjawab, “ya kurang lebih 8 tahunan lagi lah..” *hweeeee…plis deh!!! Aku terlonjak kaget mendengar jawabannya yang sangat ekstrim itu. Kemudian dia melanjutkan, “berarti kurang lebih aku pacaran 14-15 tahunan lah.” *huft..makin mengelus dada. Saya langsung berujar, “serius kamu? Tega bener.” Kemudian dia melanjutkan, “aku udah bilang ko ke dianya.”  “He?? Terus? Apa responnya” Kembali bertanya. “Dia fine fine aja.”  “Masa sih?” Terus dia bilang lagi, “hm.. iya sih, pas aku bilang gitu, dia sempet terdiam dulu, baru bilang, oh..yaudah gpa2..”

Ngeeeekkk…ngeeeekk..ngeeekk.. aku dan iffa hanya bisa berkata, “kasian a*** (ceweknya)” Karena aku masih g bisa menerima itu, aku langsung bilang ke dia, “emang kamu yakin 8 tahun kemudian kamu masih bersama dengan dia?” “nggak” “lah tuh, terus tunggu apa lagi? Kenapa harus 8 tahun.”  Kemudian topik dialihkan olehnya.

Masih tidak bisa berpikir, apa yang ada dalam pikiran seorang laki-laki, merencanakannya seperti itu dan membiarkan wanitanya menunggu sampai rencana yang ditargetkan terealisasi. Tapi, apa pasti saat waktu yang telah direncanakan tersebut mereka yakin masih dalam kondisi yang sama saat mereka merencanakan hal itu. Waktu yang berjalan, tidak ada yang bisa memastikan, hati seorang manusia yang berubah, dan waktu yang bergulir tidak ada yang bisa memastikan untuk bertemu dengan sosok lain yang menurut mereka jauh lebih baik dari yang mereka rencanakan dulu, karena jodoh tidak ada yang tau, itu rahasiaNya. Banyak cerita yang saya dapatkan, bahwa 2 sosok manusia, adam dan hawa, yang telah mengukir janji bersama, yang sudah saling mengenal dengan baik, yang sudah saling suka satu sama lain, yang sudah saling cocok, yang sudah direstuin bahkan sudah sangat kenal dengan keluarga kedua pihak, bahkan sudah siap untuk hidup bersama, tinggal mencari waktu yang direncanakan yang ntah kenapa ditunda-tunda cukup lama, akhirnya.. ya..akhirnya tidak jadi melanjutkan ke jenjang pernikahan, suatu ikatan yang lebih diridhoi oleh Allah dibandingkan kedekatan tak berstatus tersebut (termasuk pacaran). Karena laki-laki menemukan wanita lain yang lebih baik seiring dengan perjalanan hidupnya sebelum waktu yang telah direncanakannya dulu tercapai. Akhirnya, ada yang tersakiti dan menyakiti, ada yang dirugikan dan merugikan, ada yang bersenang-senang dan ada yang teriris-iris. Apakah itu yang diinginkan? *ya memang.. mungkin mereka belum berjodoh, itu adalah jawaban yang sangat bijak, baik dan benar. Tapi, apakah harus seperti itu caranya?

Laki-laki, lihatlah lebih jernih, dimana letak keberanianmu itu? sehingga mengulur-ulur seperti itu, apakah kalian masih ingin mencari dan mencari wanita yang terbaik untukmu? Ya..aku tau, sudah pasti itu, karena para wanita pun seperti itu, ingin laki-laki yang terbaik untuk mereka. Tapi, tolonglah, jika kalian memang belum siap dan belum yakin akan wanita yang terbaik untukmu itu dan waktu yang tepat, janganlah pernah bermain-main atau mencoba iseng menggoda dan mendekati mereka, mengajak menjalin suatu hubungan tak berstatus (termasuk pacaran) tanpa kejelasan akhirnya. Atau bahkan menyatakan dengan gamblang bahwa engkau tertarik dan ingin melamar atau menikahi mereka. Jangan pernah! Jika memang belum siap. Jika engkau telah yakin dan telah sesuai dengan rencana kesiapan kalian, baru datang menemui dia yang terpilih tersebut, tapi jika hanya ingin dan tak ada kepastian atau masih sangat jauh dari waktu yang direncanakan, maka simpan saja baik-baik di hati kalian.

*begitu banyak cerita yang sampai pada telinga saya, kegagalan dalam pernikahan yang tinggal sedikit lagi, karena sang laki-laki akhirnya menemukan the real woman!! So, sebelum pasti jangan umbar-umbar dulu ya para laki-laki. Simpen aja di hati, seperti Ali yang menyimpan rasa cintanya pada Fatimah.
Jangan ikat seorang wanita pun sebelum engkau siap. Apa kalian mau menanggung, jika seorang wanita menolak lamaran orang lain hanya karena menunggu janjimu? Apakah kalian yakin, sanggup memenuhi janji tersebut? So, jangan bermain-main dengan perasaan. Konflik dan dinamika perasaan, begitu keras dan suram. Para wanita, jagalah hati dan perasaanmu, jangan buka tabirmu sebelum engkau siap juga, jangan berlagak yang membuat para laki-laki ingin menggodamu. Jagalah diri sebaik mungkin.

Wallahu a’lam..

7 comments:

  1. yup..biarkan waktu yg menjawab..karena yg bisa dilakukan hanyalah memberi bukti, bukan janji.C#

    ReplyDelete
  2. untuk niat yg baik tidak dgn cara yg tidak halal B-)

    ReplyDelete
  3. Saya jadi ingin meng-quote dari Akh Salim: "Menikah itu sekarang hanya sekedar
    keraguan ikhwan dan penantian akhwat…"

    Ada sedikit tambahan nih, semoga manfaat..
    http://adityayoga.wordpress.com/2010/10/30/status-fb-pak-cah/

    ReplyDelete
  4. Menemukan lagi tulisan seperti ini,, memang kalo ada yg baru nikah itu bisa merembet yaa,,
    Intinya saya setuju dengan tulisan mu ima,,

    ReplyDelete
  5. haha, temanya masih gak jauh-jauh ya... aku tau aku tau yang ima maksud! ;)

    ReplyDelete