Monday, October 11, 2010

Kisah Kasih dari Bangsal RSJ

Karena kami dibebasin berkeliaran di RSJ ini,  akhirnya, kami memutuskan untuk mengunjungi pasien di bangsal-bangsal lain. Mendengarkan cerita mereka dan bercengkrama dengan mereka. Mereka itu tidak untuk ditakuti, walaupun saya juga masih takut kalau ada pasien dari bangsal X, dimana isinya adalah pasien gaduh gelisah, takut aja kalo tiba-tiba dia bertindak impulsive dan mengancam, hehe.. pengamanan diri itu adalah yang utama, jadi saya masih suka menghindari bangsal tersebut.

2 hari pertama, kami hanya ngobrol dengan pasien laki-laki, kemudia kami bosan juga, akhirnya kami mengunjungi bangsal perempuan dan mencoba untuk ngobrol-ngobrol dengan mereka. Wow, lebih menyenangkan, lebih mudah berbaur dengan mereka. Dan mereka itu terlihat sekali simptom-simptomnya. Saya menemukan symptom baru, seperti halusinasi autoskopi dan echolalia, dan simptom-simptom lainnya sangat menonjol, seperti halusinasi auditorik, halusinasi visual, karena dia pun tampak hipervigilitas. Ada juga pasien yang sangat apatis, bahkan stupor, hanya dengan posisi yang sama. Ditegur, sama sekali tak menoleh. Jadi, kami hanya ngobrol dengan mereka yang mood dan afeknya masih bagus.

Kisah pertama, dan paling menarik

“dilarang menikah, jadi gila”
Seorang anak remaja berusia 17 tahun, bernama W. Berdasarkan alloanamnesis yang kami baca di statusnya, dia dilarang menikah oleh bapaknya, semenjak itu, tingkahnya aneh.
W ini, orang Jakarta, jadi bicaranya pun kaya orang Jakarta. Waktu ditanya, W kenapa di sini? “tidak tau, emak yang bawa, tadinya kan mau ke rumah saudara, terus tiba-tiba emak bawa ke sini” ini artinya, dia tidak tau kalo dia sakit. Sikapnya sangat mudah teralihkan, lagi ngobrol enak-enak dengan kita, tiba-tiba dia sering mengeluarkan kata, menyahut ucapan orang lain, dan juga memperlihatkan gerakan seperti meladeni orang lain. W ini sangat lucu sekali, berulang kali kami dibuatnya tertawa, saat teman sekelompok kami yang laki-laki datang, kebetulan cuma dia laki-lakinya di kelompok kami, W langsung malu-malu, dan berujar “ih..mirip X” siapa X? “pacar” hwaa.. spontan kita makin ngegodain dia.. Dia bilang, X adalah cinta pertama dan terakhir dia, g akan lumer. Gileeee..g waras aja bilangnya kaya gitu.. tapi, dia tetep terpesona dengan temanku ini, sampe tiba-tiba aja waktu kita lagi cerita-cerita yang lain, ujug-ujug dia berkata “ya ampun..sempurna banget..” he? Kenapa? Apa yang sempurna? Lalu dia menjawab.. “itu loh yang tadi..cowok yang tadi, sempurna banget. Masa kalian g melihat kesempurnaannya?” hweee.. W.. kamu terlalu waras, apa kita yang g waras ya? Pusing deh..

Kisah kedua

“saya ini model”
Namanya D, seorang perempuan setengah baya, sudah punya suami dan 2 orang anak. Kelihatannya kalau mendengar ceritanya, beliau ini korban kekerasan rumah tangga dan korban suami yang selingkuh. Ih..kelakuan laki-laki! Semoga saya tidak memperoleh suami yang seperti itu. Dia ini lucu banget, mulai dari caranya berbicara, caranya cerita, dia selalu senyum dan tertawa. Hm..apa ya ini namanya, bisa dibilang hiperthimi g ya? Pertama kali dia mendatangi kami, lalu berujar ke temenku yang Chinese, dia emang cantik, tinggi, putih banget, jadi emang sangat menonjol, “mba artis ya?” hehe.. kita senyum-senyum aja dengernya, terus kita ajak ngobrol-ngobrol, dan ibunya cerita banyak, diawali dari dia cerita kalau dia dan suaminya main selingkuh-selingkuhan, janjian buat selingkuh. Gilee..ada ya yang kaya begini? Serem aja.. Kemudian, dia tiba-tiba cerita kalau dia ditonjokin suaminya, tapi sambil senyum-senyum, afeknya sangat tidak sesuai, harusnya kan sedih ya. Terus dia bilang, kalau suaminya pergi dengan perumpuan lain, tetep menceritakannya dengan ekspresi senyum-senyum. Cerita yang dilontarkannya ini benar atau tidak, perlu di crosscheck dari pihak orang yang dekat dengan dia secara alloanamnesa, tapi kami tidak bisa melaksanakannya karena keluarga sedang tidak berkunjung, dan tidak sempat membaca CM nya.
Dan yang lucunya, dia ngaku seperti ini, “saya itu dulu tinggi banget, ya kurang lebih se mbak lah (sambil menunjuk temanku yang china itu), tapi karena suatu kejadian, tiba-tiba saya jadi pendek. Dulu saya cantik, saya juga model.” Kita Cuma mendengarkan dan mengiyakan, sepertinya dia punya waham kebesaran.

Kisah ketiga

“saya dinodai, mba.”
Itu adalah kata yang diucapkan oleh seorang perempuan remaja berusia 19 tahun. Tapi, dia mengucapkan tanpa terpasang mimik sedih pada mukanya dan tak ada suara kesedihan dalam suaranya. Afeknya tidak sesuai, dan moodnya juga tidak sesuai (parathimia). Dia bercerita sangat tidak jelas, tapi sedikit-sedikit bisa ketangkap dan terputus-putus, tapi masih bisa disimpulkan. Kemudian, beberapa saat lagi dia bercerita kalo dia belum kawin, tapi udah nikah. Dia udah punya suami, tapi suaminya belum mengawininya. Kurang lebih seperti itu. Apakah itu hanya sebuah halusinasi? Atau itu merupakan suatu kejadian traumatic dalam dirinya sehingga membuat dirinya terganggu jiwanya seperti itu, saya tidak tahu, karena butuh alloanamnesis dari keluarga. Kemudian, dia pun selalu membahas orang-orang yang di depannya lebih cantik dan lebih putih, padahal dia pun sangat cantik, tapi tetep merasa tidak pede. Kemudian akhirnya dia berujar, “mba emange aku ayu po?” tentu kita mengiyakan dan dia agak tidak yakin dengan jawaban kita. Hm.. perempuan, bersyukurlah akan karunia dari Allah dan sesungguhnya setiap perempuan itu cantik, jadi tidak perlu khawatir. Yang penting, percantiklah hatimu..

Kisah keempat

“saya ini tidak waras mba, awalnya karena pura-pura gila”
Ini cerita unik lainnya, tilikannya sangat bagus, dia tau kalau dia tidak waras, dia tau kalau dia ada di RSJ dan sedang diobati, dan dia ikhlas asal bisa sembuh. Gile kan nih orang. Waktu di Tanya, ibu udah lama seperti ini? “iya mba. Sejak MAN dulu. Awalnya karena saya pura-pura gila, eh jadinya keterusan begini. Dulu, saya ini mau dinikahin, tapi saya g mau, saya masih ingin sekolah, terus saya pura-pura gila aja. Saya juga g bisa kuliah jadi sarjana kaya kakak saya, kakak saya di IAIN dan adik saya di akper. Ibu saya yang nyuruh adik saya di akper, soalnya kakaknya gila seperti ini, jadi bisa ada yang rawat.” Wow ibunya, okeh bener. Dia ini sepertinya ingin sekali bisa kuliah, karena pertama kali, menyapaku, pertanyaan yang terlontar adalah “mba, sebenarnya enakan mana kuliah di bidang agama atau umum?” dia sepertinya tertarik dengan seputar pendidikan. Kemudian mulai dari itu, kita ngobrol lebih jauh. Ternyata dia udah punya suami, tapi bukan laki-laki yang dulu meminta menikah dengannya. Tapi, sekarang sudah tidak bersama lagi, dan suaminya sekarang sudah menikah dengan wanita lain, yang katanya sangat cantik sekali. Dia mengizinkan suaminya menikah lagi karena dia kasian dengan suaminya, sudah 2 tahun pisah ranjang karena dia sakit..apa gitu, tapi bukan sakit jiwa yang pasti, karena jatuh dari motor, terus tidak bisa jalan, kakinya luka, yah begitu deh, saya pun agak sulit mencernanya. Lalu, aku yang bingung sendiri, ini ibu kenapa sadar bener dan gda symptom yang muncul, terus ngapain ada di sini?? akhirnya saya pancing, “ibu pernah dengar suara-suara yang g berwujud” lalu dia menjawab, “pernah, suara suami saya, yang manggil-manggil saya” ternyata ada halusinasi juga. Hwaaa.. sepertinya beliau ini masih sayang dan masih menginginkan suaminya.
*tadi setelah ujian saya lewat bangsalnya dan bertemu dengan beliau, lalu dia memanggilku dan berkata, “mba, mau ujian kan? Saya do’akan ya dari jauh.” Wah.. terharu..walau jiwa dan pikirannya terganggu, tapi dia tidak sungkan mendo’akan, untuk hal apakah dia sadar atau tidak saat berkata seperti itu, wallahua’lam.. yang pasti saya sangat berterimakasih.. do’akan sekolah saya lancar-lancar saja ya bu.. dan semoga ibu bisa sembuh total dan bisa segera pulang ke rumah. Amin..

Hwaaa..
apa kesamaan dari empat kisah di atas?? Ada yang bisa menyimpulkan?

4 comments:

  1. beruang bersuara kambing..hweee.. hasil kloningan ya? atau perkawinan silang 2 spesies berbeda? ckckck..

    ReplyDelete
  2. RSJ korban lelaki =D
    eh, tadi ada pasien yang serem banget, afeknya iritable. kata pasien yang agak waras, stressornya karena dia ga mau diajak balik sama mantan suaminya yang udah cerai... oh laki-laki...

    ReplyDelete
  3. kesimpulan yang mantab..
    atau perempuan2 korban lelaki??hehe..
    tambah lagi ni satu kisah..

    hrs semakin waspada nih luk, hehe..
    mari kita perkuat benteng pertahanan diri!! haha.. :))

    ReplyDelete