Wednesday, October 6, 2010

Gangguan Jiwa tak Selamanya Hitam..

Hari pertama komuda di stase psikiatri..

Perlehatan sebentar setelah diborong stase sibuk..anak dan interna langsung..anak sangat disibukkan dengan tentiran dan kunjungan pasien, setiap hari bisa pulang sampe magrib bahkan aku pernah pulang sampe jam 8 karena ada tentiran dengan residen pembimbing sebelum ujian maju kasus. Kemudian di interna, sangat disibukkan dengan membuat laporan dan melakukan revisi. Setiap 2 hari sekali, membuat laporan kelompok satu dan membuat laporan individu satu, sedangkan kita 6 hari di interna. Belum lagi, kita anamnesis dan PF sendiri pasien kita tersebut. tapi, enaknya interna gda ujiannya. Hehe.. Dan akhirnya, sekarang di stase psikiatri. Santaaaaiiii.. hehe.. baru hari pertama sih. Kita dibagi menjadi 4 kelompook, masing-masing 5-6 orang. Oiya, kelompoknya juga acak dan g urut nim, jadi ada variasi teman, setelah selama ini hampir sekelompok dengan orang yang sama, merefresh diri dengan orang-orang baru. Kemudian dibagikan residen pembimbing selama seminggu ke depan dan supervisor penguji kami. Setelah ketemu, ternyata hari pertama kami dibebaskan, hanya disuruh mencoba untuk ngobrol dengan pasien di sana, tapi belum dibimbing, hyaaaa..kami bingung sendiri deh.. jadi ngobrol ngalor ngidul..bukannya mengarahkan untuk memunculkan simptomnya, kita malah yang terbawa cerita pasiennya, haha..

Pasien pertama yang kita ajak ngobrol, belum sampai kami memunculkan simptomnya, tiba-tiba dia sepertinya sudah tidak betah dan pamit ke depan sebentar. Tetapi, setelah itu tidak kembali-kembali, ternyata dia menuju kamar bukan ke depan. Haha.. kami ditinggal tidur.

Pasien kedua, senang sekali bercerita. Ceritanya panjang kali lebar.. dan yang dibahas adalah hal yang sama tapi muter-muter ngomongnya dan tak ada isinya sama sekali yang dibicarakannya itu. Sering memberikan nasehat dan mengajari kita apa yang dipahaminya. Dan saat kita mengiyakan segala pemikirannya yang menurutnya pasti luar biasa itu, dia sangat senang sekali, kemudian kami tertawa bersama, bahkan dia mengajak aku tos, hwehehe.. kutanggepin deh dengan tos jauh.. eh dia, protes, harus nempel tangannya katanya, terus kubilangin, “nggak, tosnya gini aja, dari jauh.” Alhamdulillah dia ngerti dan malah bilang, “Oh.. gaya baru ya? tos..”
Dia selalu menyebut-nyebut kecocokan dalam berkomunikasi, harus bisa saling mengerti. Kalo yang satu g cocok susah. Dan dia merumuskan ada 12 item, agar kita hidup lurus dan bisa mencapai tujuannya, kurang lebih 12 item itu adalah.. tidak berarti, berarti, arti, artine, artinya, tentu, omong, omong-omong, omongan, omongane, omongannya, … *satu lagi lupa, tapi ya tidak jauh dan masih mengulang menggunakan kata yang sama. Hehe.. saya g mudeng sangat, tapi pas kita ulangi kembali 12 item itu, dia terlihat sangat puas karena kita terlihat bisa mengerti dan paham apa yang diomonginnya, dan dia puas sekali bisa memberitahu kami sesuatu yang tidak kami ketahui. Sip, pak! Kami jadi tahu 12 item yang telah bapak rumuskan dengan baik.  Huft.. *semoga selama seminggu kami di sini, tidak ada perubahan dalam diri kami, dan kami tetap dapat membedakan antara yang real dan unreal, amin..

Gangguang jiwa itu tidak selamanya hitam, seperti yang kita temui dipinggir jalan, yang sedang mengamuk-ngamuk, atau yang berada di RSJ. Gangguan jiwa ini, abu-abu, kita pun bisa mengalaminya, saya pun mungkin pernah mengalaminya. Menurut PPDGJ, ada 3 syarat seseorang bisa disebut mengalami gangguan jiwa:
1. adanya gejala klinis yang bermakna, berupa: sindrom atau pola perilaku; sindrom atau pola psikologik.
2. gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), antara lain dapat berupa: rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tenteram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll.
3. gejala klinis tersebut menimbulkan “disabilitas” dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsugnan hidup (mandi, berpakaian, makan kebersihan diri).
Bahasa lainnya, timbul hendaya (kemunduran dalam melakukan fungsi) dalam 4 aspek, yaitu: hendaya fungsi peran, hendaya fungsi social, hendaya fungsi perawatan diri dan hendaya fungsi waktu.
    
Yang membedakan, gangguan jiwa yang abu-abu tersebut akan menjadi hitam atau putih, dan hal tersebut didukung dengan mekanisme pertahanan jiwa yang kita miliki, seberapa besar kita bisa terlepas dari gangguan jiwa tersebut sehingga tidak terseret ke dalam zona psikosis, keadaan saat kita sudah tidak mampu lagi membedakan mana yang realitas dan yang non realitas. Nah, dan inilah yang kita jumpai keadaan hitam orang-orang yang mengalami gangguan jiwa yang kita lihat dijalanan atau bahkan di rumah sakit jiwa, karena mereka sudah tidak mampu lagi ada di dunia nyata dan berpikir real.

Seminggu di RSJ, semoga membuatku semakin peka melihat sifat dan sikap manusia yang sesungguhnya sangat abstrak dan sulit sekali untuk diidentifikasi dengan sebaik-baiknya..

Dan bersyukurlah, bagi kita yang masih bisa memebedakan mana yang nyata dan tidak, mana yang baik dan tidak, dan masih memiliki pikiran yang sehat. Maka, banyak-banyaklah berdo’a agar kita selalu diberi kekuatan dalam menghadapi segala cobaanNya dan sesungguhnya hanya Allah lah tempat kita kembali dari segala masalah, jadi tidak perlu khawatir hingga harus mengganggu pikiran kita.
 

2 comments:

  1. imaaaaaaaaa, hahaha, padahal aku berencana nulis dengan judul yang sama =D

    hebat-hebat! makin rajin nulis euy si eneng =D

    semangat ke RSJ!!! besok anamnesis pak B**** yang legendaris itu yuk!

    ReplyDelete
  2. mau mau..ikuuuuttt..ajak-ajak ya..

    haha..terisnpirasi sama si bapak yang nentir tadi luk..aku terpukau dengan acting bapaknya..
    ngejelasin n actingnya okeh banget deh..haha..
    berapa kali kita tertipuuu??hehe..

    ReplyDelete