Thursday, February 3, 2011

Bukan Salah Bunda Mengandung..

Kemarin abis ngeliat bayi 2 bulan di colon in loop. Sedih banget ngeliatnya, sepanjang pemeriksaan dia nangis terus. Dimasukkin kontras water soluble, udah gitu pemeriksaannya lama banget, karena bentuk colonnya memang agak aneh sekali, ruwet.. Sampai-sampai tidak cukup dengan supervisor muda saja, harus memanggil supervisor senior juga untuk memutuskan. Berbagai posisi dicoba untuk mendapatkan posisi yang pas agar bisa melihat alirannya sampai ujung kolon (red: sekum), tapi tetap saja sulit dilihat. Berkali-kali, kontras ditambah, karena belum juga memperlihatkan posisi sekumnya. Radiolog dan supervisor yang mengawasi berulang kali mengarahkan posisi yang pas mengikuti alirannya, memerintahkan residen yang di dalam untuk memposisikan bayinya sesuai dengan alirannya, "Prone". Sekali-kali juga terucap "AP" lalu mereka kembali berdiskusi, masih belum juga. Kembali mereka memerintahkan posisi lainnya, "Oblik" dan bila belum juga "miringkan, lateral" pun diperintahkan. Terus..dan terus.. akhirnya, sampai juga diujung setelah sejam ada sepertinya.

Katanya pasien ini, muntahnya hijau dan didiagnosa sementara megakolon, tapi sebenarnya anak-anak sangat dipertimbangkan untuk dilakukan colon in loop, karena risiko radiasinya, diusahakan untuk meggunakan tindakan yang tidak invasif dulu, seperti USG, tapi dokter bedahnya tetap pengen di colon in loop, mau liat kondisi sekumnya, karena curiga malrotasi sekum juga. Ah..semuanya selalu ada risk and benefit..So, bijaklah dalam memutuskan..

Hm..sampai saya selesai menyaksikan colon in loop dengan flouroskopi ini pun saya masih tidak tau diagnosanya. Lama sekali, sampai seharusnya saya sudah pulang, tapi masih harus melihat ini. Dibolak-balik, tetap saja sulit mencari sekumnya. Ternyata sekum letak tinggi, kalau tidak salah, hasil denger-denger dari para supervisor itu berdiskusi. Tapi saat akan pamit pulang, mencoba untuk bertanya ke residennya, beliau hanya bilang, "nanti ya, saya pelajari dulu" sepertinya memang kasus yang jarang.

Cepat sembuh ya dek..apapun diagnosamu..
dan semoga, sel-sel ditubuhmu, dikebalkan dengan radiasi kemarin..
Allah Maha Kuasa...
Ya Allah..lindungilah dia dan keluarganya..

"Laa ba'sa thohurun, insyaAllah"
tidak mengapa, semoga sakitmu, menghapuskan dosamu.

hm..tapi bayi pun masih belum punya dosa..
Bukan juga salah bunda mengandung..
Tapi, ini keputusanNya..

6 comments:

  1. well yeah... selalu ada hikmah dari setiap kejadian. :)

    ReplyDelete
  2. keterbatasan manusia... baru memeriksa bua mendisgnosis aja segitu mahal dan menyakitkan ya... belum tentu bisa menterapi pula... harus jadi coass yang baik.. :)

    ReplyDelete
  3. iya betul..manusia hanya mampu berusaha memberikan yang terbaik dengan segala keterbatasannya..
    aamiin..harus!! hayuk semangat!! 8)
    *sampe ketemu di stase stlh ini luluk..

    ReplyDelete
  4. bukannya colon in loop dianestesi dulu......!?@#@$ ^__^

    ReplyDelete
  5. oh iya ya bu? perlu dianastesi dulu? maaf bu kalau saya salah, saya juga tidak tahu pastinya, soalnya kalau baca prosedur colon in loop, tidak pernah disinggung2 soal anastesi..jadi saya jg tdk tau kl emang hrs memakai anastesi..dan waktu itu saya tidak melihat prosedurnya secara utuh..hanya melihat dr ruang operator..
    tapi bukannya tindakan ini hanya membuat tidak nyaman bu, tidak sampai menyakitkan?apakah penggunaan anastesi tidak lebih banyak pertimbangannya lgi bu? hehe..saya juga kurang paham bu..
    mungkin ibu yang lebih paham dan lebih banyak pengalamannya..saya masih awam sekali bu..baru banget masuk koas..hehe.. :))

    ReplyDelete